Surat untuk Dara part 2

73 37 15
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 6.20. Namun, Rangga belum juga bangun.

Disisi lain. Ibunya baru saja bangun tidur dan langsung melihat jam. Terkejut dengan waktu yang ia lihat. "Ya ampun, Rangga sudah bangun belum ya?. "Ujar ibunya.

Tiba tiba bi Ijah berteriak. "Nyah, nyah,,
Den Rangga nyah,, "panggil Bi Ijah. Panik sekali kedengaran nya.

Ibu Rangga segera ke kamar Rangga. Melihat bi Ijah yang terlihat panik. Dan tubuh Rangga yang mulai membiru.

"Bi, ada apa sama Rangga?. "Khawatir Ibunya.

"Bibi, tadi sudah periksa denyut nya nyoonyah,, tapi hasilnya nihil nyahhh, Den Rangga udah meninggal nyah"Ujar bi Ijah. Menangis.

Ibu Rangga sesak nafas mendengar hal itu. Tak percaya ia akan kehilangan satu anak nya lagi.

Plak,, plak,,
Foto Rangga dan Dara jatuh tersenggol Dara. Dara kaget, dan segera merapihkan nya. Pirasat nya tak enak sekali. "Yatuhan, kenapa ya, kok pirasat aku ngga enak gini ya tentang Rangga?. Semoga ngga terjadi apa apa sama Rangga. "Ujar Dara. Kembali merapihkan serpihan kaca.

Di sekolah, Dara melihat ke arah luar kelas nya. Melihat kiri kanan ke selasar kelas. "Cari siapa sih, Dar? "tanya Anita.

Dara kaget. "Ngga cari siapa siapa Ta, cumaa liat liat aja. Sekalian ngabsen. "Jawab Dara. Mengalihkan pembicaraan.

Anita hanya mengangguk.

Tak lama datang para murid. Khususnya murid yang sering dapat informasi atau tukang gosip.

"Eh, dengar dengar, Kak Rangga kelas 12 itu meninggal yang tadi pagi? "Ujar salah satu diantara mereka.

Dara mendengar nya. Dan langsung menghentikan langkah anak itu. "Tunggu, kalian tadi ngomongin apa ya?."tanya Dara.

Mereka saling bertatap satu sama lain. "Itu loh, Dar. Kata tetangga nya Kak Rangga kelas 12 itu, Katanya Kak Rangga meninggal tadi pagi. "Jawab salah satu diantara mereka.

Dara terkejut dan terdiam. Seketika air matanya keluar dari mata nya. Mata yang tadinya terlihat semangat,sekarang pilu. Mata nya semua memerah, dan berkaca kaca. Suasana hening yang Dara rasakan.

Dara berlari ke taman sekolah. Melepaskan rasa sakit yang sekarang ini ia rasakan. "Kenapa saya sesedih ini ya, dan kenapa Rangga pergi. Sebuah janji, janji dia sama saya sama sekali ngga bener. "Ujar Dara.

Fina melihat Dara sendirian di taman. Sembari meremas remas sebuah kertas kosong. Ia kemudian menghampiri nya..
"Dara. "Panggil Fina.

Dara menoleh. Melihat Fina ada di sana. Segera menghapus air matanya. "Eh, Fina. Iya ada apa?."tanya Dara. Masih terdengar seperti orang yang habis menangis.

Fina duduk di samping Dara. "Ada apa Dara.?."

Dara terdiam dan mulai bicara. "Rangga meninggal Fin. Dan ngga tau kenapa, hati ini rasanya sakit bangettt.. "Jawab Dara. Memegangi hatinya.

Fina tersenyum. "Itu nama nya kamu sayang sama Rangga. Kamu cinta sama dia. "Ujar Fina.

Dara terdiam. Baru sadar akan hal ituu. Ia sadar, bahwa selama ini, Rangga bukan orang biasa di hidupnya. Melainkan orang yang sangat ia sayangi.

Fina mengajak Dara untuk pergi ke rumah Alm. Rangga saat pulang sekolah . Dara hanya mengangguk.

Setelah pulang sekolah. Dara dan Fina pergi ke rumah Rangga. Disana.,,Dara segera masuk. Fina bisa melihat kesdedihan yang dirasakan Dara.

"Rangga.... "Teriiak Dara. Semua orang beralih pandangan. Melihat Dara yang langsungg memeluk Rangga yang terbaring dengan penutup putih.

Fina menenangkan Dara. Dan mengajak nya keluar. "Dara. Saya tau kamu sakit, tapi Rangga butuh ketenangan. Kamu jangan nangis, karena nanti Rangga juga nangis. " Ujar Fina.

Dara masih menangis tersedu. Air mata nya terus menetes tak henti. Rasa sakit yang begitu dalam. Kehilangan Rangga. Walaupun Dara tahu, bahwa Rangga bukan siapa siapa dirinya. Namun, bagi Dara. Rangga adalah sosok orang yang selalu membuat nya tersenyum apapun situasinya.

Rangga selalu tau bagaimana caranya membuat Dara tertawa. Sejak Rangga hadir dalam hidupnya, sejak saat itulah Dara selalu tersenyum dan tertawa.

Dalam suasana sedih. Bi Ijah datang. Memberikan surat yang Rangga titipkan pada bi Ijah. "Non, Dara ya?."tanya bi Ijah.

Dara mengahapus air matanya. Dan mengangguk atas pertanyaan bi Ijah.

Bi Ijah segera memberikan surat itu pada Dara. "Ini non, sebelum meninggal, den Rangga nitip ini sama bi Ijah. "ujar bi Ijah. Memberikan surat itu.

Dara mengangguk. Dan membuka isi surat itu. Fina pun ikut melihat dan membacanya.

Isi surat Rangga. Dara membacanya. Dan juga Fina..

------------------------------------------------------

Dear Dara...

Jujur, disaat pertama kali kita bertemu. Saya sudah mulai menyukai kamu. Namun, saya tidak berani, tuk mengungkapkan nya langsung. Tapi ,ketika saya tau, saya menderita penyakit kanker darah. Saya putus asa.
Saya sangat mencintai mu Dara. Jika, suatu saat nanti saya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Jangan pernah lupakan saya. Karena saya sayang sebuah janji. Maaf jika saya kasih balasan yang pahit buat kamu. Tapi saya, sayang kamu.

Dara. I LoVe You.

Tertulis

Rangga mandala

------------------------------------------------------

Dara menatap surat itu. Dan kembali menangis tersedu. Meremas remas surat dari Rangga.

Fina menenangkan Dara. Dan menyenderka kepala Dara di pundak nya.

Dara masih menangis. Masih dalam perasaan yang sama. Rangga. Mungkin saja Dara pun mencintaimu...




Makasih buat kalian yang udah baca chapter yang ini. Maaf ya kalau ada kesalahan dalam typo nya. Dan cerita di chapter ini agak singkat.

Baca chapter selanjutnya ya..Karena chapter selanjut nya adalah Chapter terakhir dari cerita ini.

Jangan sampai ngga baca. Oke. Dan jangan lupa kasih vote, comment,kritik dan saran nya ya.

Salam maniss,,.


Oh ya guys. Aku sekalian mau ngasih tau nih sama kalian. Cerita dari temen aku nih, hebat banget. So, buruan follow dan baca cerita nya. dindasalsabila2504_
Oke. Terimakasih 🙏🙏

Love Reply [Completed] +RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang