Janji

52 36 6
                                    

      "Gga. Janji sama saya, kamu ngga akan ninggalin saya sama yang lain. Kamu harus tetap disini. "























Hari ini, adalah hari yang sangat cerah. Matahari nya langsung menembus ke jendela kamar Dara. Sampai akhirnya ia terbangun.

" Males banget ya hari ini. Tapi, saya harus sekolah. Yaudah deh mandi dulu.. " Dara membuka tirai kamarnya. Dan merapihkan kamar tidur yang berantakan seperti kapal pecah.

Setelah Selesai mandi. Dara memakai seragam sekolah nya. Dan turun kebawah untuk sarapan. Seperti biasa. Di rumah, hanya ada Ibu dan dirinya..

Ayah Dara sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Dara bahkan sangat merindukan sosok ayah nya...

Di meja makan, Ibu Dara sudah menunggu nya.. Mereka berdua makan bersama..

" Ya sudah. Dara berangkat sekolah dulu ya, Bun"Ujar Dara pada ibunya. gadis yang satu ini, memnaggil ibunya tidak tentu, sebentar Ibu sebentar Bunda. Dab lain nya..

"Ya sudah. hati-hati ya Dara."
Jawab ibunya.

Dara berangkat ke sekolah. Seperti biasa, ia harus berjalan kaki dari sini. Tak cukup dekat jika dari sini ke sekolah nya..

Memakan waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai sekolah nya.

Akhirnya Dara sampai di sekolah yang ia bangga kan ituu.

Saat Dara masuk kedalam kelas nya, di sana sudah ada Rangga. Ntah apa yang Rangga lakukan di kelas Dara.

" HI. Dara. "Sapa Rangga.

"Juga Rangga. Kamu kok pagi pagi udah disini?. "Tanya Dara.

"Udah. Ikut saya bentar yuk. Saya mau ngomong sama kamu, Dar."Jawab Rangga. Manaruh tas Dara di bangkunya dan menarik tangan Dara menuju taman.

Dara hanya bingung. Ntah ia akan dibawa kemana. "Rangga. Kita mau kemana sih? "Heran Dara.

Sampailah mereka di taman sekolah yang disediakan pihak sekolah.

"Duduk, Dar! " Ujar Rangga.

Dara pun duduk. Menatap Ranggaa, karena dirinya masih merasa bingung akan apa yang terjadi.

"Maaf ya, Daaa,, "belum sempat Rangga bicara. Fina sudah memotonf nya. Datang secara tiba tiba. Itulah kebiasaan Fina.

Rangga dan Dara beranjak dari tempat duduk mereka. Rangga sangat marah, ketika Fina berani untuk mengganggu mereka..

"Maaf gga, kalau saya ganggu, tapi saya mau minta maaf sama kalian berdua sebelum saya pergi ke jawa. "Ujar Fina.

Tak disangka. Rany yang dari tadi mengikuti Fina..

"Hello Fina.. Sumpah ya loe tuh orang terbodoh yang pernah gue kenal.!! "Ujar Ranyy.. Menghampiri mereka bertiga.

"Kamu juga orang terbodoh yangg pernah saya kenal, Ran. Kamu cuma mau ngehasud aku. Aku kasihan Dara, pasti dia nyesel pernah punya temen kaya kamu. Ngga inget, kalau kalian berdua pernah temenan. Dasar Amnesia. "Jawab Fina. Menjelaskan semua nya pada Rany.

Dara menatap Fina. Ia mulai yakin bahwa Fina memang sudah berubah..

Rany kesal mendengar hal itu. Ia kemudian pergi. Dengan perasaan yang campur aduk.

"Fin, saya yakin, kamu memang benar benar berubah. "Ujar Dara menepuk pundak Fina.

"Ya,Dara. Saya minta maaf sama kalian berdua. Terutama kamu Dara. Saya banyak salah sama kamu. "Ujar Fina.

Rangga dan Dara hanya mengangguk . Kembali duduk di bangku taman. Sedangkan Fina. Pergi ke kelas nya.. Tak menyangka, seorang Fina saja bahkan bisa merubah sikap nya selama ini terhadap Dara, namun, tidak dengan Rany. Seorang sahabat nya dari kecil. Tak menyangka, persahabatan nya rusak hanya gara gara kesalahpahaman yang dilihat Rany terhadap Dara.

"Dar, saya mau nanyaa, kalau misalnya saya pergi sama kaya Aldi. Kamu, ataupun Fina bakal kangen ngga?. "Tanya Rangga. Ngawur mungkin bagi Dara. Karena ia tidak tau penyakit yang di derita Rangga.

"Husst?!!!. Ngaco kamu, Gga. Kalau emang seandainya kaya gitu, saya, Fina, bahkan Rany juga pasti kangen. Tapi, udah ah, jangan ngawur. "Jawab Dara. Sedikit membentak Rangga.

Rangga hanya terdiam. Memikirkan bagaimana dengan perasaan nya terhadap Dara. Perasaan itu tak bisa terus ia simpan. Karena nanti mungkin, waktu Rangga di dunia ini tak akan lama.

Dara menatap Rangga. Penuh dengan hasrat. Seketika ia mengacukan jari kelingking nya kepada Rangga. "Gga. Janji sama saya, kamu ngga akan ninggalin saya sama yang lain. Kamu harus tetap disini. "Ujar Dara kemmudian.

Rangga menatap Dara. Ada rasa takut di wajah dan hatinya. Rasa takut akan kehilangan orang yang ia sayangi selamana ini. Merasa tak rela jika dirinya harus pergi secepat itu.

Namun, kemudian ia membalas acungan jari kelingking Dara. "Saya janji. Saya ngga akan ninggalin kalian dengan penuh kesedihan. "Jawab Rangga.

Dara tersenyum pada Rangga. Begitu juga dengan Rangga. Namun, dihati Rangga, ia tak yakin dengan sebuah janji itu. Janji yang mungkin bisa saja ia ingkari, jika memang tuhan akan memanggil nya, bertemu dengan Aldi disana. Tenang, dan aman.


Makasih buat kalian yang udah baca chapter yang ini. Terimakasih yang udah ngasih vote.,comment, dan saranya.
Jangan bosen bosen baca chapter selanjutnya ya..

Oke.. Jangan lupa baca chapter selanjutnya.

Oke.. Terimakasih. Salam manis dari Author nya.. 😇😇

Love Reply [Completed] +RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang