"Maaf ya rumahnya berantakan." ucap Carter sok baik.
"Iya elah gak pa pa," Millenia melangkahkan kaki. Gede juga rumahnya. "ada siapa di rumah lo?"
"Ada mbak gue sama adek gue doang." mbak yang dimaksudkan Carter adalah pembantu.
"Bokap nyokap lo pulang kapan?"
"Lagi pada lembur, paling jam 11 baru sampe rumah."
"Ooohh.."
Carter mengajak Millenia ke ruang tv dan mempersilahkan Millenia duduk. Ruang tv-nya terlihat nyaman banget, sofanya gede dan sepertinya sangat empuk. Nuansa warna biru muda terlihat lembut, kalo ruang keluarga rumah Millenia sih bernuansa coklat.
Begitu melihat stopkontak, Millenia langsung nyamber. "Numpang nge-charge yak."
"Sip."
Setelah nyolokin hp, Millenia duduk di sofa. Bener aja, empuk.
"Mbak lo mana?"
"Mbak Asri lagi diatas sama adek gue." Carter duduk di sebelah Millenia lalu menghidupkan tv. Biar adil, mending mereka nonton film. Mereka mencari-cari kaset film yang bagus di laci, lalu akhirnya memilih nonton The Perks of Being a Wallflower.
"Bentar jangan di play, gue mau nelfon dulu." Millenia mengambil hp-nya yang udah gak low, lalu menelfon Jared.
"Halo?"
"Gue tersesat gara gara lo gak mau jemput gue."
"Hah? yaudah lo dimana?"
"Untung aja gue ketemu Carter, terus gue bisa numpang nge-charge di rumahnya. Hp gue juga low."
"Yaudah lo dimana?"
"Males gue sama lo."
"Mau dijemput gak?"
"Gak. Sama papa aja."
"Eh entar gue diomelin"
"Biarin."
Millenia mengakhiri panggilan. Dia ngambek beneran sama Jared. Millenia lalu menelfon Papa.
"Kenapa Mil?"
"Pa, kan tadi aku lomba, terus aku minta Bang Jared jemput tapi dia gak mau gara-gara nonton pensi. Padahal kan paling juga pas aku pulang pensinya udah selesai. Terus tadi aku pulang sendiri eh kesesat."
"Hah?! terus kamu dimana?"
"Untung aja aku ketemu sama temen yang rumahnya sekitar sini. Mana hp aku low. Sekarang aku lagi di rumahnya."
"Oh, yaudah. Papa mau pulang nih, papa aja yang jemput. Dimana?"
"Aku bbm aja Pa alamatnya."
Millenia lalu menyudahi panggilan. Dia emang suka gitu. Setelah memberitahu alamat rumah Carter, mereka pun nonton film.
***
Film-nya udah selesai, tapi Millenia belum juga dijemput. Padahal udah jam 5 sore. Aduh, kemana sih Papa?
"Selaw aja Mil, bentar lagi juga dateng." Carter tumben baik nenangin.
Tiba-tiba ada bbm dari Papa. Katanya macet, terus Papa mau makan sama sholat dulu. Makin lama deh.
"Mending kita order pizza." Carter berjalan mendekati telefon rumahnya.
"Ayok!" jelas aja Millenia semangat. Udah gitu dia emang kebetulan lagi laper banget.
"Yaudah, tapi pizza kesukaan adek gue ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Millenia
Подростковая литератураMillenia menganggap namanya aneh. Millenia cuek, udah gitu jutek pula. Millenia baik sih, tapi kalo mood-nya udah rusak, bisa bete maksimal. Millenia sukanya nonton tv, bukan main hp kayak remaja kebanyakan. Millenia masih lugu, menurut kedua kaka...