Millenia duduk di sofa sambil cemberut. Jared duduk di karpet, dengan muka bersalah dan kesal. Ini kan gak sepenuhnya salah gue, batin cowok itu.
Udah malem, tapi tetep aja Papa nge-sidang mereka berdua.
"Abang, kenapa gak mau jemput Millenia?" Papa mulai menginterogasi Jared.
"Ada pensi." jawabnya singkat.
"Pensi selesai jam berapa?" tanya papa lagi.
Mampus lo, batin Millenia.
"Jam 2."
"Kan masih ada waktu."
HAHAHAHAHAHAHAHA, Millenia udah ketawa dalem hati.
"Iya." cuma itu yang Jared bisa jawab. Udah bingung dia.
"Kamu juga kenapa gak pulang bareng sekolah aja?" Papa beralih menginterogasi Millenia.
"Yang lain pada dijemput sama pulang sendiri." Millenia membela diri.
"Kenapa naik busway?"
"Karena bingung."
"Kenapa gak naik taksi?"
"Lupa."
Papa menghembuskan napas berat. Kalo gini sih ya salah dua-duanya. Tapi, belom selesai sampai disitu. Papa lalu memberikan wejangan tentang Jared itu anak paling tua harus ngejaga adek-adeknya, sampai Millenia harus hati-hati dan tanggap menghadapi sesuatu. Tepatnya, siraman rohani itu usai jam 10 malam.
Millenia langsung kembali ke kamarnya. Dia udah ngantuukk banget. Pengen langsung bobo. Baru aja dia mau mejemin mata, tiba-tiba ada yang ngetok pintu.
Millenia tambah kesel. Dia langsung ogah ogahan ngebuka pintu. Dan kekeselannya bertambah tambah saat dia tau yang ngetok pintu itu Jared.
"Mau ngapain sih?" kedua mata Millenia masih belum sempurna terbuka.
"Mau minjem charger dong." jawabnya enteng.
"Gak."
"Ngambek mulu lo." Jared masuk ke kamar Millenia lalu mencari charger di meja belajar adiknya itu.
"Kan gue bilang enggak."
Jared menemukan charger Millenia lalu mengambilnya. "Lo mau apa sih biar gak ngambek lagi?"
Hah gila peka, batin Millenia.
"Jalan-jalan."
"Kemana?"
Millenia memutar bola mata. "Kemana kek."
Jared mendengus. Lama-lama sebel juga dia ngadepin ngambeknya Millenia. Ia lalu melangkahkan kaki keluar kamar. "Gak jadi aja deh."
"Ahelaahh," Millenia memeluk Jared dari belakang. "iya, ke Bandung aja. Gue lagi males ke tempat yang panas."
"Nah gitu dong," Jared mengacak ngacak rambut Millenia. "gih tidur, anak kecil jam segini harus bobok."
"Tae." Millenia masuk kamar lalu menutup pintu.
***
"Nyetirnya yang bener, jangan ngebut." Mama mengingatkan Jared untuk yang kesepuluh kalinya pagi ini.
"Iya Ma,"
"Jagain adek adeknya."
"Iya Ma,"
Jared, Claire dan Millenia pun naik ke mobil. Mereka bertiga bakal jalan jalan ke puncak, nginep di salah satu vila semalem terus besoknya pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Millenia
Teen FictionMillenia menganggap namanya aneh. Millenia cuek, udah gitu jutek pula. Millenia baik sih, tapi kalo mood-nya udah rusak, bisa bete maksimal. Millenia sukanya nonton tv, bukan main hp kayak remaja kebanyakan. Millenia masih lugu, menurut kedua kaka...