14

2.7K 187 22
                                    

9 Bulan lebih 1 minggu.
Usia kandungan Minghao dan Wonwoo.
Berarti ini adalah hari-hari mendekati persalinan.

Tapi lain lagi bagi si tinggi Mingyu. Akhir-akhir ini malah dia sibuk mengurusi kantornya. Dan sering sekali lembur akhir" ini.

Seperti pagi ini. Mingyu sudah bersiap akan berangkat kerja.

"Apa kau akan pulang terlambat lagi Gyu..?"

"Mungkin iya hyung.. karna pekerjaan yang kemarin juga belum seutuhnya selesai.. Maafkan aku hyung.. aku tak bisa menjaga kalian.. Aku takut saat aku tak ada dirumah. Hyung merasakan sakit di perut hyung.. kan ini sudah mendekati hari persalinan. Tapi jika hyung merasakan aneh, atau apapun itu hyung jangan sungkan untuk menelfonku ya. Pasti aku akan kembali ke rumah.."

"em.. Iya gyu.. tenang saja.."

Chuu~

Satu kecupan di dahi Wonwoo.
Lalu Mingyu menunduk dan mendekati ke arah perut Wonwoo yang sudah lebih besar dari bulan sebelumnya.

"Baby.. jaga eomma.mu baik-baik ya.. Appa akan ke kantor. Dan satu lagi.. jangan nakal oke?!" Mingyu mengusap dan mencium perut Wonwoo itu.

"Ne appa.." Wonwoo menjawab dengan menirukan suara anak kecil yang imut dan lucu.

Dari kejauhan Minghao melihat Mingyu yang sangat menyayangi calon bayinya dan juga Wonwoo. Rasanya ingin sekali Minghao diperlakukan seperti itu oleh Jun. Tapi... Minghao hanya bisa membayangkan saja. Semua itu hanyalah angan-angan yang ia harapkan.

"Minghao.." Minghao yang masih membeku pun. Kaget saat tiba" Mingyu datang menghampiri dirinya.

"E-eh? Ne.?"

"Kau melamun? Apa ada sesuatu?"

"E-em.. t-tidak ada Gyu.."

"Lalu? Kenapa kau menangis?"

"Eh? menangis? tidak siapa yang menangis.. a-aku hany~"

"Ssstt.. Kau tak bisa berbohong padaku.. Aku tau kau tadi menangis.. memangnya aku baru mengenalmu kemarin hm?? kita sudah bertahun-tahun menjadi teman. dan kau masih bisa menyembunyikan itu??"

"Mingyu... hiks... "
Pecah sudah tangisan Minghao. Dia sudah tidak bisa lagi membendung air matanya.

Grep

Mingyu memeluk Minghao.

"Ssstt.. sudahlah Hao.. kau tak perlu memikirkannya lagi ne.. Kan disini sudah ada aku yang akan selalu menjagamu dan bayimu.."

"Tapi Gyu... hiks... kau juga sudah memiliki Wonu Hyung.. aku hiks.. aku tidak bisa bersama kalian terus.. hiks.. aku ingin kalian bahagia tanpa ada aku disini.. hiks.."

"Minghao.. kau itu sudah seperti adik kandungku sendiri.. kau tak boleh seperti ini.. Aku dan Mingyu bahagia kau ada disini.. bahkan aku senang memiliki teman sekaligus adik ku.. Kau tak boleh seperti ini Minghao.. Kau harus tetap disini.. temani aku.. Aku tidak merasa keberatan kau ada disini.. Iya kan Gyu?"
Mungkin Wonwoo mendengar semua yang dikatakan oleh Minghao.

"Iya Hao.. apa yang di katakan oleh Wonu Hyung itu benar.. Belum tentu jika kau ada dirumahmu sendiri.. kau bisa bahagia seperti ini.. Kau tidak mau kan bayimu itu disakiti oleh suamimu..?"
Minghao hanya menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah.. maka dari itu.. tetaplah disini. Dan untuk keponakanku.. tolong jaga eomma.mu baik-baik ne.. Samchon selalu menanti kau lahir.. " Mingyu mengusap rambut Minghao dan mengelus pelan perut Minghao.

Jika dilihat Mingyu sudah seperti suami yang memiliki 2 istri sekaligus. Dan sedang hamil dengan usia kandungan yang sama. Apalagi kedua istri Mingyu saling melengkapi dan akur, Hh~ Bukankah itu menakjubkan? Tapi itu semua bukan kenyataan. Mingyu hanya punya Wonwoo seorang. 😊

Mianhae || JunHao Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang