Suara burung yang berkicau menemaniku dalam lamunan siang itu, otak ku masih enggan berfikir dengan jernih, hanya itu-itu saja yang bertengger di benak ku. Teringat kembali dua hari yang lalu, saat Bang Ardy menghubungi ku. Saat itu aku sedang menemani ayah memancing dan Bang Ardy menghubungi ku,dengan spontan dia mengajak untuk menikah. Saat itu aku sangat terkejut, apakah ini akhir dari sebuah penantian ku? Apakah semudah itu dia meminta ku menjadi istrinya? Lalu bagaimana dengan kekasihnya?
Aku bingung, aku kacau, haruskah aku kembali ke jakarta secepatnya? Ahh entahlah."Rena, kamu kenapa Nduk?" tiba-tiba suara Papa mengejutkanku.
"Rena bingun Pa, apa Rena pulang dulu aja ya ke jakarta? Rena ingin tau, kenapa Bang Ardy memutuskan untuk menikah dengan Rena?"
"Apa??? kamu mau menikah sayang? Wah berita bagus itu. Siapa? Siapa lelaki itu Nak?" dan kali ini Mama ikut menimpali. Sedari awal aku memang tidak mencertikan dengan detil tentang Bang Ardy kepada Mama, hanya dengan Papa ku lah, aku bercerita sedetil mungkin tentang Bang Ardy.
"Sabar dulu Ma, jangan bikin Rena tambah bingung. "
"Kamu jahat Nak, kamu tak pernah menceritakan sama Mama."
"Bukannya begitu Ma, Rena gak ingin kalau Mama kecewa."ucap ku.
"Ya tapi kan Mama ingin menjadi yang pertama yang mendengar cerita mu, sayang."
"Ahh Mama, kalau di ceritakan nanti Mama sesumbar. Ingat gak, dulu Rena pacaran dengan Faisal, Mama langsung pamer ke Bu Broto dan ibu-ibu lainya. Alhasil bukannya langgeng sampe ke plaminan, anak kita malah di putusin." Papa ku kembali membuka luka lama yang pernah terjadi dulu. Ya, dulu aku memiliki kekasih, seorang calon dokter. Ketika itu kami hanya sekedar berpacaran, tetapi Mama sudah meminta kami untuk menikah. Dengan alasan masih ingin melanjilutkan pendidikan, Faisal memutuskan percintaannya dengan ku. Miris.
"Sudah, sekarang begini saja, baiknya kamu pulang dulu saja ke jakarta, temui Ardy, kalian bicarakan baik-baik apa tujuan kalian." Papa ku memberi saran.
"Ya sudah. yuk, Mama antar kamu ke jakarta, sekalian Mama berkenalan dengan calon menantu Mama." ucap Mama ku tak mau kalah. Memang begitulah Mama, aku tak pernah mendapatkan solusi darinya.
###
Aku memikirkan saran Papa, pantaskah aku datang menemuinya? Pantaskah aku bertanya tentang semua kegundahan tentang dia? Ku putuskan untuk mengirim pesan singkat untuknya.
"Malem. Lagi sibuk gak?"
Send to : Ardy arhanudSemenit, lima menit, tiga puluh menit, satu jam, pesan ku tak kunjung di balas, jangan kan di balas, di read pun tidak. Baiklah mungkin dia hanya bergurau tentang pernikahan yang dia bicarakan kemarin dengan ku.
Ting....
"Sory, baru bales, tadi lagi gantian jaga. Ada apa Ren?"
Dia membalas pesan ku, aku gerogi, seolah ini adalah kali pertama aku menerima pesan darinya.
"Kamu gak bisa ke solo? kita bicarain dulu semuanya!"
"Untuk saat ini belum bisa sayang, karna aku belum dapat cuti. Tapi secepatnya aku akan menghadap orang tua mu. Untuk sementara waktu kamu ngalah dulu gak papa kan?"
Apa? Sayang? Dia memanggilku sayang? Jadi???
Stop Ren, stop... Aku berusaha menenangkan diri ku yang terkejut dengan kata 'sayang'darinya. Mungkinkah selama ini dia pun menyukai ku? Apah dia juga memendam perasaannya terhadap ku?"Bang, kenapa kamu memilih aku? Bagaimana dengan pacar mu? Aku tak ingin menyakitinya."
"Kamu pulang dulu ya! nanti Abang jelaskan semuanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
MENUNGGU CINTAMU (Sudah Terbit)
Fantasymenikah dengan mu tak semudah dan seindah yang ku bayangkan. tubuh mu memang ku miliki, tapi tidak hati mu. tiap malam kau mencumbu ku, tapi bukan nama ku yang kau sebut, sebegitu cinta kah engkau kepadanya? Lalu siapa aku di mata mu?. Lihatlah aku...