Menunggu Cintamu - Part 8

4.8K 300 24
                                    

Arvita Mahatvarvirya






Ku rasakan ranjang ku dan rumahku yang dingin,  dingin tanpa ada Bang Ardy yang menemani dan menyentuhku. Aku rindu sekali dengan dia,  rasanya waktu lambat sekali untuk berputar, dan kembali mempertemukan aku dengan dia yang ku cinta.
Ini adalah minggu ke tiga ku tanpa dirinya, dan aku masih sulit untuk tidak menangis. Cengeng! Wajar,  karna ini adalah pengalaman pertama ku.

Ku ambil smartphone ku,  ku ulang kembali membaca pesan yang dia kirimkan untuk ku dua hari yang lalu.
"Dek, mungkin kita tak bisa sesering mungkin untuk berkomunikasi,  karna desa yang Abang tempati jauh dari kota.  Kamu yang sabar ya sayang!  Jika ada kesempatan, Abang akan segera menghubungi mu,  love you my wife."
Itu pesan terakhir yang ku terima dari Bang Ardy. Dan aku masih saja menangis tiap kali membaca pesan tersebut. Ya tuhan,  apakah sesulit ini rasa yang harus ku pendam?

###

Hari ini adalah hari pertama di awal minggu, tepatnya hari senin.  Aku merapihkan meja kerja ku yang sedari pagi terdapat beberapa kertas yang lumayan berserakan,  dan di sudut meja kerja ku terpampang sebuah foto berbingkai dengan ukiran berwarna gold,  foto seseorang yang sangat ku rindukan, dengan baret coklat mudanya dia begitu gagah dan wibawa. Dan terlintas pertanyaan di benakku,  apa kabarnya kesatri ku disana? Ingatkah dia pada ku?  Sudah lima hari dia tak berkabar. Tuhan,  lindungilah suami ku,  jauhkan dia dari bahaya apa pun,  kembalikan dia dalam keadaan utuh dan sehat saat dia kembali nanti,  Amin.

Dret..  Dreet...

Smartphone ku berbunyi, Ku raih benda mungil kesayangan ku,  senyum ku mengembang Ketika ku tahu siapa yang menghubungi ku.

"Assalamualaikum Abang." Sapa ku riang.

"Waalaikumsalam Istriku,  lagi di kantor ya?"

"Iya Bang. Abang apa kabar?  Lagi apa sekarang? Uda makan belum?  Keadaan disana gimana?"

"Hemmm, yang mana dulu nih yang mau di jawab? Hehehe"

"Semuanya,  aku kangen Bang!"

"Iya,  Abang juga kangen sama kamu,  sabar ya sayang!"

"Baru juga duapuluhdua hari, tapi rasanya sudah seperti seabad lamanya ya Bang?"

"Ya beginilah resikonya menjadi istri tentara,Dek. Dari awal kan sudah ku katakan kemungkinan yang akan kamu hadapi."

"Iya Bang,  maaf ya kalau aku kebanyakan ngeluh."

".......... "

"Abang,  ko diem? haloo.... "

Tut... Tut.. Tut.. Tuttttt.

Baru saja sebentar aku melepas rindu dengannya,  tapi lagi-lagi signal menjadi kendala hubungan jarak jauh kami.

Tak terasa jam pulang kantor pun tiba.  Aku merapihkan semua keperluan ku dan segera meninggalkan gedung tinggi itu dan menuju rumahku. Ku langkahkan kaki ini, dan entah kenapa kepala ku terasa berat, mungkin aku terlalu lelah karna seharian berkerja. 
Dan sore itu aku memilih pulang dengan menggunakan ojek online,  aku tak mungkin pulang menggunakan bus way dengan keadaan yang seperti ini.

###

Tok.. Tok..  Tokk..
Aku membuka pintu yang terketuk,  ku raih kenopnya dan ternyata Mbak Ratna yang datang berkunjung.

MENUNGGU CINTAMU (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang