9

190 22 6
                                    

"Di hutan?" Tanya Bella tak percaya.

Bagaimana tidak? Kata MariaㅡIbunya, ia ditemukan pingsan di hutan dan tidak masuk sekolah selama 4 hariㅡtermasuk hari ini. Bukan hal aneh sih. Karena biasanya, kalo sudah disewakan akan balik setelah seminggu. Cukup sulit untuk kabur. Dan ini juga sudah menjadi kebiasaan Bella. Disewa, Dikurung, dan kabur. Hanya itu siklusnya.

Hanya saja, dalam kejadian 4 hari itu, Bella tidak ingat. Apakah dia berhasil kabur, apakah dia masih suci dan bagaimana cara dia kabur. Karena jujur, sudah beribu kali dipaksakan, namun Bella tetap tidak ingat.

"Tapi kamu tidak ingat apa-apa?" Tanya Maria.

Bella hanya menatap lesu dan menggeleng lemah.

"Benar? Apakah laki-laki itu memberi uang tambahan? Jangan disembunyikan loh"

Bella hanya diam. Apakah disaat seperti ini, Ibunya masih memikirkan uang? Bella saja tidak ingat apakah dia masih suci atau tidak, bagaimana dengan uang tambahan?

Yang Bella inginkan hanya satu, bahwa kesuciannya masih ada dan belum tersentuh siapapun.

"A-aku tidak ingat apapun.." ucap Bella.

Maria hanya menatapnya datar kemudian langsung pergi keluar.

Bella hanya meremas selimutnya. Ia harus sabar. Bagaimana pun juga, Maria adalah Ibunya. Ibu yang melahirkannya. Bella tidak boleh kesal ataupun benci. Bagi Bella, jika Maria ingin melahirkan Bella, tandanya Maria menyayangi Bella bukan?

Karena melahirkan anak itu butuh perjuangan. Antara hidup dan mati. Gak mungkin Maria melahirkan Bella, jika Maria membenci Bella bukan? Hanya saja, cara Maria menyayangi Bella cukup berbeda. Begitulah pikir Bella.

"I-ibu menyayangiku. T-tenang saja.. mungkin mereka butuh uang tambahan untuk sekolah Raihan" ucap Bella untuk menyemangati dirinya. Ia menahan sekuat tenaga agar tidak menangis. Karena Bella anak yang kuat.

Jika kalian bertanya 'dimanakah Bella sekarang?' Jawabannya adalah dirumah. Menurut Bella, mungkin uang mereka terpakai untuk keperluan Raihan. Lagipula, dirumah lebih enak dibandingkan rumah sakit. Jadi dia tak masalah.

~di lain tempat~

Brakkk..

"Aku tak percaya kalian melakukannya!!" Bentak seorang perempuan bersurai merah. Ia sedikit kesal dengan keputusan dua orang didepannya.

"Bukankah aku sudah bilang 'dengan atau tanpa persetujuan kalian?' Jangan lupa tentang itu" jawab gadis berkuncir dua. Sifatnya memang begitu. Tegas dan dingin.

"Tapi setidaknya.. b-biarkan kita ucapkan selamat tinggal (?)" Ucap Kiera yang lebih merujuk ke pertanyaan.

"Alasan" ketus Reina.

Keira hanya mengepalkan tangannya. Berusaha sekuat tenaga agar tidak emosi terhadap adik kesayangan Milea.

"Sudah-sudah. Sean takkan bertindak kalau keputusan yang diambil itu salah" ucap Rash menenangkan.

"Kutebak, pasti dia benar-benar tidak mengingat kita" ucap Milea sedikit sedih. Ia memang sempat marah terhadap Bella. Walau cuma kesalah pahaman. Tapi sejujurnya, Milea senang. Ia senang karena memiliki teman manusia lagi.

"Jangan remehkan kekuatan Sean" tutur Haruto.

"Kau tidak kesal?" Tanya Kiera kepada Haruto.

Haruto hanya menatap Kiera dengan datar, "Aku satu sekolah dengan adiknya dan aku bisa keluar kapan pun aku mau" jelasnya.

Kiera semakin cemberut karena jawaban Haruto. Ia lupa kalau Haruto bersekolah di dunia manusia. Jadi tidak akan repot jika ingin keluar. Beda dengannya. Ia harus meminta surat izin sana-sini agar portal dibuka.

"Kemana anak itu?" Tanya Rash.

Yang lain hanya mengangkat bahu dengan acuh tak acuh. Kecuali Kiera.

"Dia bilang kalau keluarga kerajaan dipaksa kumpul" jawab Kiera.

"Hanya kerajaan?" Tanya Rash memastikan.

Kiera hanya memutar bola matanya dengan malas, "kalau bangsawan penting dipanggil, Reina dan Milea pasti tidak disini"

"Apa yang mereka bahas?" Tanya Milea. Karena ini sangat jarang. Yang dikumpulkan hanya keluarga kerajaan. Sangat jarang, atau mungkin tidak pernah?

"Mana ku tau" kesal Kiera. Dia paling membenci hal disaat seperti ini. Disaat Sean menghilang tanpa kabar, pasti semuanya akan bertanya pada Kiera.

"Alasan" ucap Reina.

Kiera tambah kesal dengan ucapan Putri Es itu. Dingin dan menusuk.

"Oke-oke! Katanya mereka ngebahas kebangkitan" jawab Kiera setengah kesal.

"Kebangkitan?" Tanya Haruto, "kerajaan gila. Pasti mereka menemukan buku yang lain.."

Dan dalam sepersekian detik, Haruto sudah lenyap. Menghilang begitu saja.

"Masih tentang buku itu? Bukankah sangat tidak mungkin? Itu hanya legenda" ucap Rash tidak terima.

"Bukan hanya legenda Rash. Menurutmu, apakah mereka terbunuh tanpa alasan?" Tanya Kiera.

"Aku dan Reina akan periksa keadaan. Kalian tunggu saja dirumah. Ayo.." ajak Milea yang dituruti oleh Reina. Mereka pun juga menghilang saat itu juga.

"Aku akan membantu Haruto. Kau tetap disini"

"Terserah" jawab Kiera.

Rash pun langsung melesat pergi. Kemudian dari pintu lain, seseorang memasuki ruangan.

"Kau yakin tidak akan memberi tahu mereka? Mereka harus tau loh.." ucap Kiera.

"Benarkah?" Tanya orang itu.

"Aku berharap tidak hanya aku yang tauㅡ"

"ㅡSean"

Sean hanya menatap Kiera dengan datar. Setelah itu dia kembali menghilang. Meninggalkan Kiera sendiri.

"Kebangkitan ya?" Gumam Kiera.

"Orangnya saja diculik penyihir yang matrenya melebihi tante-tante perebut suami orang. Gimana mau dibangkitin?"

♡~♡

Jangan hujat, jangan marah. Maap kalo pendek dan sedikit ngaco. Karena dapet ilhamnya baru tadi pagi.. wkwkwk..

Jangan bilang kalo pendek juga! Tabok nih..

Pengennya gak update, tapi ada yang nungguin walau cuma beberapa orang.. sekali lagi, terima kasih buat yang udah baca, vote dan komen *bow*

Disini ada beberapa teka-teki walau mungkin pada gak nyadar. Kalau mau tau, ditunggu yaak!

Regards,
BlueCat87

18.03.18

[DROP] Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang