Masa depan yang cerah tak kan berarti jika tanpa badai didepan
••••
Kini Lana tengah berada didapur hatinya merasa sedih jika mengingat hari ini adalah hari terakhir ia bekerja dirumah ini.
Jujur ia pasti akan merindukan keluarga ini
"Heh lo pembantu buatin gue jus mangga" suara seseorang membuyarkan lamunannya
"Ba...baik mbak" balas Lana terbata bata
"Ntar bawa kekamar Davin ya" perintah Viona judes
Ya dia adalah Viona
"Cantik cantik galak, sombong lagi" Lana ngedumel memaki Viona
Setelah mmmbuatkan jus mangga Lana mengantarkannya kekamar Davin seperti yang diminta Viona tadi
Didepan pintu ia tak lupa mengetuk pintu kamar dulu
Tok..tok..tok
"Mas Davin..mbak Vio..." panggil Lana takut
Tak lama pintu dubuka oleh Viona
"Loh kok cuma satu buat Davin mana?" marahnya kepada Lana
"Tadi mbak kan nggak bilang kalo suruh buat dua" jawab Lana menunduk ia tak berani menatap Viona
"Gimana sih dasar pembantu tidak becus" maki Viona ke Lana
"Maaf mbak kalo begitu biar saya buat lagi" Baru saja Lana ingin melangkah suara Davin membuatnya berbalik
"Udah nggak usah, gue nggak pengen minum" Terdengar sangat dingin
"Loh tapi tadi kata kamu pengen gimana sih yang" kesel Vio
"Tapi sekarang udah nggak pengen sayang udah ya biarin dia pergi" kata Davin lembut
"Kok kamu belain dia sih sayang" Viona merajuk pada Davin
Sedangkan Lana memutar bola matanya malas melihat drama didepannya saat ini
"Duh ratu lebay nih" batinnya
"Bukan gitu sayang tapi aku emang bener nggak pengen, jangan ngambek ah ntar aku makin sayang " goda Davin pada Viona
"Yaudahlah terserah gue mau pulang " akhirnya Viona meninggalkan rumah Davin
"Lo ngapain masih disini?" sadar akan Lana yang masih berdiri seperti patung didepannya
"Eh..yaudah saya permisi dulu mas"
Namun tangan Lana ditarik oleh Davin
"Mesti gue ingetin berapa kali sih jangan panggil gue mas panggil nama aja dan lo bisa nggak gak usah pakek bahasa formal sama gue" setelah mengatakan itu Davin langsung menghempaskan tangan Lana keras
"Ma..maaf ma- eh maksud gu..gue Vin" jawab Lana gugup sambil menunduk
"Yaudah sono pergi" Davin menutup pintu keras hingga menimbulkan suara bising
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl (SG)
Teen Fictionlife is not always about happiness, there are times when we are tested for sincerity I survived for a reason