Chapter 12: The beginning of disaster

1.9K 91 6
                                    

Enjoy! Next up Mei/Juni 2018

Semua berawal dari perasaan sederhana yang disebut, dendam...
Perasaan yang menghancurkan segala hal, serta menghancurkan segala rasa,
Menyelimuti hati dengan pekat kebencian

***

Valen membantu Avery membagikan jatah makanannya kepada semua pelayan maupun prajurit yang berada di markas dengan adil, tidak ada yang lebih tidak ada yang kurang semuanya sama.

"Ini semua jatah makanan kita, tidak ada yang akan bertambah apapun yang terjadi." Seru Avery kepada mereka semua.

"Baik!" Jawab mereka semua.

"Kalian bisa menghemat jatah makanan kalian ataupun memakannya tanpa peduli. Tapi, apabila jatah makanan kalian masing-masing telah habis tidak boleh mencuri jatah makanan orang lain." Kata Avery.

"Baik Tuan!" Seru mereka kompak.

"Baik, kalian boleh membubarkan diri." Perintah Avery.

Setelah mendengar perintah Avery, mereka semua membubarkan diri.

"Baiklah, aku akan menyimpan jatah makananku juga."

Valen mengambil makanan instan yang terletak didepannya.

"Sampai jumpa Avery!" Ucap Valen, kemudian ia melangkahkan kakinya menjauhi Avery.

Valen terlihat sedikit kesulitan membawa semua makanannya, tetapi ia tetap dapat membawa semua makanannya sampai kamarnya.

"Akhirnya!" Ucap Valen.
Kemudian ia menaruh makanan itu dengan berantakan diatas meja rias dikamarnya.

Apakah persediaan makanan ini akan cukup bagi kita semua selama disini? Kapan mereka akan sampai? Dimana mereka sekarang? Apakah mereka baik-baik saja sekarang? Semua pertanyaan itu muncul dalam benak Valen tanpa terkontrol.

***

Goodbye love, you flew right by love

"Goodbye my sweeyheart! Aku pasti akan segera kembali." Ucap lelaki itu, lalu mengusap batu nisan dihadapanya.

Remember the way you made me feel
Such young love but
Something in me knew that it was real
Frozen in my head

Semua yang terjadi memang hanya tersisa memori, akan tetapi cinta sejati tak akan pernah terpisah oleh waktu.

Aku mengingat segalanya, setiap memori yang membuatku mengetahui bahwa ini semua, nyata.

Pictures I'm living through for now
Trying to remember all the good times
Our life was cutting through so loud
Memories are playing in my dull mind
I hate this part paper hearts
And I'll hold a piece of yours
Don't think I would just forget about it
Hoping that you won't forget about it

Semua yang pernah terjadi selalu menjadi rekaman kenangan yang selalu hidup dan terputar di dalam hati. Tidak akan pernah terlupakan, dan kamu juga pasti tidak akan melupakannya, bukan?

Aku tidak akan melepaskan semua kenangan indah yang telah berlalu. Tidak akan pernah. Sampai selamanya.

Everything is gray under these skies
Wet mascara
Hiding every cloud under a smile
When there's cameras
And I just can't reach out to tell you
That I always wonder what you're up to

Sekarang semuanya terasa hampa, lelaki itu memandang sendu makam.

"Katakanlah keinginanmu, apapun itu. Aku akan mengabulkannya, selama kamu dapat kembali." Gumamnya sendu.

Lalu, lelaki itu menggelengkan kepalanya.

"Aku segera kembali." ucapnya final, kemudian melangkahkan kakinya.

Pictures I'm living through for now
Trying to remember all the good times
Our life was cutting through so loud
Memories are playing in my dull mind
I hate this part paper hearts
And I'll hold a piece of yours
Don't think I would just forget about it
Hoping that you won't forget

I live through pictures as if I was right there by your side
But you'll be good without me and if I could just give it some time
I'll be alright

Goodbye love you flew right by love

Pictures I'm living through for now
Trying to remember all the good times
Our life was cutting through so loud
Memories are playing in my dull mind
I hate this part paper hearts
And I'll hold a piece of yours
Don't think I would just forget about it
Hoping that you won't forget

Dendam yang pekat menyelimuti hati yang telah beku itu, hanya waktu yang dapat menjawab segalanya.

Dendam itu bagaikan bakteri yang menghinggapi hati, dan terus berkembang biak. Sulit di sembuhkan.

Jadi apakah dendam itu hanya balasan atas kepergian orang yang disayanginya? Atau untuk keinginan dan kepuasan pribadinya sendiri, nyawa untuk nyawa? Pembalasan yang setimpal?

Apakah takdir selalu sejahat ini? Kurasa, jika takdir sejahat ini...

Seandainya, waktu dapat di putar kembali dan mengganti takdir menjadi nasib dan mengubah nasib itu menjadi lebih baik.

Tapi sekarang semuanya telah terjadi, siapa dapat menyalahkan takdir yang telah terjadi? Tentu saja jawabannya tidak ada...

***

Kini Valen sedang duduk sembari mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja.

Bosan. Itu yang ia rasakan di markas ini, Valen menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Ada apa?" Tanya Avery yang kebetulan tanpa sengaja melewati tempat Valen, ia mendengar Valen menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Hanya bosan." Jawab Valen singkat.

"Sungguh?" Tanya Avery.

"Tentu saja."

"Sudah melihat taman di markas ini?"

"Taman? Di markas ini? Yang benar saja, tempat ini saja sudah cukup tertutup serta tersembunyi lagipula tidak mungkin ada celah untuk taman." Ucap Valen bersemangat.

"Ayo." Ajak Avery singkat.

Kemudian Valen mengikuti langkah Avery.

18.05.18

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luna TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang