Chapter 9: Call

1.8K 126 2
                                    

Enjoy! Next up Maret 2018

Menunggu segala hal dapat berlalu dengan cepat
Tanpa sadar bahwa semakin ia menunggu semakin lama waktu berjalan

***

"Jadi kapan kau akan memberitahuku hal yang menimpa prajurit itu?" Ucap Valen.

"Nanti saja."

"Tapi kita sudah berjalan sangat lama disini." Keluh Valen.

"Kau tidak akan mempercayainya jika aku memberitahumu."

"Try me!" Valen menantang.

"Baiklah, prajurit itu dirasuki oleh arwah dari prajurit Vampire yang sudah meninggal." Ucap Avery malas.

"Kau benar, aku tidak mempercayaimu. Bagaimana bisa? Arwah Vampire merasuki tubuh Werewolf? Apa kau bercanda?" Valen tertawa.

"Kemungkinan prajurit yang dirasuki Vampir tadi, meminum ramuan yang ia temukan. Tanpa sadar bahwa itu ramuan roh Vampir, tapi syukurlah kami berhasil menemukanmu." Ucap Avery.

"Tapi bagaimana bisa kau menemukanku? Bukankah kau sudah berada jauh didepan?"

"Setelah prajurit itu pergi, aku mengutus prajurit lain mengecek lorong. Dan, yang di temukan prajurit itu adalah suatu botol kecil, perkiraan kami itu adalah ramuan roh. Jadi kami berjalan dengan segera ke arah prajurit itu berjalan, kemudian setelah lama kami berjalan, kami mendengar suara teriakanmu.
Kami berjalan dengan cepat dan dugaan kami tentang ramuan itu ternyata benar." Cerita Avery.

"Menarik." Ucap Valen singkat.

"Apakah markas yang kau maksud sudah dekat?" Tanya Valen.

"Tidak." Ucap Avery.

"Avery, apa kegunaan dari ramuan roh?"

"Ramuan roh, setelah kau meminum ramuan itu kau tidak akan merasa terjadi apapun, tetapi setelah roh tersebut sudah benar-benar merasuki wajahmu akan membiru atau tidak berganti dan tanganmu akan ditandai oleh sebuah tattoo, tanda dari roh apa yang merasukimu.
Kebetulan roh Vampirlah yang merasukinya, maka terbentuk tanda taring."

"Roh Vampir? Bagaimana cara roh Vampir itu merasuki jiwa prajurit tadi?"

"Konsep dari ramuan roh ini adalah membuka alam bawah sadarmu dan membiarkan roh yang bergentayangan merasukinya, karna ditempat ini banyak roh Vampir yang bergentayangan karna terbunuh. Mereka melihat pintu itu maka mereka merasukinya, kemudian berusaha mengambil alih fisik prajurit, kemudian mengerjakan tugas mereka hingga terselesaikan. Agar mereka mati dengan tenang." Jelas Avery.

Valen menganggukan kepalanya,
"Aku mengerti!"

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan.
Hingga mereka tiba diujung dari lorong yang mereka lalui,
"Avery, ini tempat yang kau sebut markas itu? Apa kau bercanda? Sepertinya kita salah melewati lorong." Tanya Valen.

"Tidak, ini adalah pintu masuk dari markas kita." Ucap Avery.

"Cendric! Bantu aku membuka pintu ini." Panggil Avery kepada salah satu prajuritnya.

"Baik Tuan." Kemudian Cendric melangkahkan kakinya mendekati Tuannya.

Cendric memegang dinding lorong sembari menelusurinya, tangannya terus menyapu dinding dengan penuh ke hati-hatian.
Hingga pada akhirnya ia membersihkan debu yang menempel pada dinding, dan menekan dinding hingga terdengar suara,

'Click'

Lalu pintu gerbang markas terbuka secara perlahan, Cendric langsung bergerak mundur dari tempatnya.

Luna TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang