Chapter 4: That smirk

4.8K 318 14
                                    

Enjoy! Next up 17/23 Desember 2017

Judul bakal berganti 😻

***

Peperangan terjadi...
Pertumpahan darah berkilat disegala penjuru negeri,

Dalam kekelaman tawa jahat seseorang menggema dalam sebuah ruang.

"Semuanya tidak akan berakhir secepat itu! HAHAHA!" Tawanya semakin menggema.

"Akan ada saatnya kekelaman muncul! Dan saat itu terjadi apa yang akan kau pilih? Mengkhianati mereka dan bergabung dengan kami atau melawan kami dan mati bersama mereka?"

***

Hari ini matahari pagi menyinari Valen, menjemputnya melakukan aktivitas.

Dengan langkah cepat ia menyiapkannya dirinya, setelah semua selesai ia segera menuju ke ruang makan.

'Kenapa hari ini pack sangat ramai Sher?' Mindlink Valen kepada Shera.

Belum sempat Shera menjawab seorang pelayan menyapanya.

"Nona." Ucap seorang pelayan lalu membungkukkan tubuhnya.

"Kenapa kau disini? Ada apa ini?" Ungkap Valen.

"Nyonya mengirimkan kami ke sini, Nona." Jawab pelayan itu.

"Ibu?" Dengan bingung Valen menganggukan kepalanya, kemudian ia melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya.

Secepat kilat ia mengambil handphonenya dari atas nakas, mencoba melepon ibunya.

Begitu panggilan tersebut masuk,
"Pagi Bu." Sapa Valen.

"Pagi Valen? Para pelayan sudah datang ke sana?" Tanya Ibunya dengan nada riang.

"Sudah Bu, tapi kenapa para pelayan didatangkan kemari?"

"Agar ada yang membantu kamu mengurusi segala macam keperluan kamu selama Nata pergi. Anak itu pasti membawa prajuritnya dan pelayan juga ia suruh pulang bukan? Suka sekali ia mengusir mereka pulang." Ucap ibunya dengan lengkap.

Dengan terkekeh Valen menjawab,
"Ibu, kak Nata tentu harus membawa prajuritnya saat ia berpergian, dan lagipula ia memulangkan pelayan bukan untuk membuatku kesulitan. Ia hanya takut ada yang mencelakai aku saat dia tidak ada."

"Baiklah... Bagaimana kabarmu nak?" Dengan lembut ibu bertanya.

"Baik bu, bagaimana ibu dengan keluarga yang lain?" Tanya Valen sembari berjalan ke tempat tidur.

"Baik, kamu jangan telat makan. Ibu tidak mau saat bertemu kamu, kamu seperti zombie hidup."

"Iya ibu." Ucap Valen.

"Baiklah baik-baik disana. Ibu akan mengunjungimu saat ayahmu sudah selesai dengan pekerjaannya,"

"Jaga kesehatan sayang!"

Dengan senyum yang mengembang Valen menganggukan kepalanya,
"Iya bu, ibu juga."

Tit! Sambungan telepon terputus.

Valen menyandarkan kepalanya pada tiang tempat tidurnya.

***

Valen dan Avery berlari dengan cepat menuju perbatasan.

Luna TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang