Diusahain up setiap hari. Tapi bakal sesuai mood loh yaa. Inspirasi menipis cuii 😪
***
Aku langsung duduk dikubikel ku saat baru saja tiba diruang divisi akunting. Masih dalam perasaan buruk rasanya kala mengingat kejadian sabtu kemarin. Dan aku terus saja berusaha menghindari Danendra sampai aku pulang ke tempat kos ku.
Aku juga sempat mengancam Rika dan Danendra tidak akan pernah menemui mereka lagi jika mereka masih mau menahan ku yang hendak pulang.
Untungnya kemarin hari minggu. Jadi aku masih bisa mereda sedikit rasa jengkel ku karena tidak bertemu dengan Danendra. Masih kesal rasanya karena sikapnya yang asal main peluk saja. Tapi aku tidak membenci Rika juga. Teman ku itu hanya kujadikan alasan agar menuntut kakaknya jangan kembali menahan kepergianku untuk bisa cepat pulang kemarin.
"Nisa udah dateng?" Mas Rio masuk dan langsung bertanya kepada Mbak Tari yang kubikelnya kebetulan berada didekat pintu
Langsung saja aku mengangkat tanganku dan menyahuti sedikit keras.
"Ini Nisa Mas"
"Nah Nis. Dipanggil ke ruangan Pak Bos. Katanya sekarang ada perlu."
Jangan bilang Danendra. Aku benar-benar sedang malas melihat wajahnya.
"Pak Boss yang mana Mas?"
"Pak Danendra, Nis"
"Ga bisa diwakilkan? Kerjaan bukan Mas?"
"Kayaknya urusan pribadi. Mas juga kurang tau"
Aku mendengus kesal kemudian bangkit dari duduk ku. Ini masih pagi dan aku malas berdebat.
"Pak Danendra didalem Mbak?"
Mbak Ana mengangguk dan mengatakan bahwa aku sudah ditunggu didalam.
Kuketuk pintu kokoh didepanku ini kemudian menunggu sahutan dari sang pemilik ruangan.
Kala terdengar kata 'masuk' langsung saja ku buka pintu ruangan dan masuk kedalamnya."Selamat pagi Pak. Ada perlu apa memanggil saya?"
Lama Danendra menatap ku, sampai hening yang amat dingin menyelubungi ruangan ini, pria itu tetap enggan angkat bicara.
"Pak" Perkataanku terpotong dengan ucapan tiba-tiba Danendra
"Kamu marah sama saya?"
"Saya pikir Bapak manggil saya untuk bahas kerja-"
"Saya tanya, kamu marah sama Saya?"
Kualihkan tatapan ku ke sembarang arah, beradu pandang sedikit lebih lama lagi pasti membuat ku semakin bertambah muak.
"Faranisa saya didepan sini"
"Katakan sesuatu Faranisa"
Aku masih diam, bergeming tak mengindahkan perintahnya.
"Nisa, please.."
Aku kaget lantas melangkah mundur. Sejak kapan Danendra sudah ada didepanku? Bahkan tatapannya menyiratkan kefrustasian.
"Pak-"
"Beritahu saya apa alasan kamu marah sama saya"
Apa katanya? Jadi dia belum sadar kesalahannya selama ini?
Sempat terjadi hening selama beberapa menit, hingga akhirnya aku mendorong dada Danendra secara tiba-tiba dan menendang tulang kering nya kuat.
"Bapak ngeselin!" aku berteriak kesal kemudian melangkah mundur, guna mencari jarak dari Danendra yang meringis kesakitan sambil memegangi tulang kering nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGEPHOBIA (DICTATOR BOSS 1st VERSION)
Chick-Lit#1 Watty2018 (05/10/2018) #8 ChickLit (07/03/2018) Ganti judul : Dictator Boss -> Gamophobia -> MARRIAGEPHOBIA (DICTATOR BOSS 1st VERSION) Berawal dari banyak nya berita yang ia tonton serta artikel yang sering ia baca. Faranisa Pratista, wani...