Vote dulu baru baca ^^
Koreksi tolong yaa
***
"Ada yang mau ambil cuti libur?" Mas Rio berdiri didepan ruangannya dan menatap kami satu persatu.
"Belum deh Mas" Sahut ku menimbang-nimbang. Lagi pula mau liburan kemana aku? Paling tidak pulang kampung halaman Ibu di Sumatera Selatan. Ngomong-ngomong kenapa aku jadi merindukan ibu ya?
"Gue aja deh Mas. Kebetulan banget Cuti tahun ini belum diambil. Lumayan kan buat refreshing." Reno tersenyum lebar kala mendengar kata cuti.
"Eh boleh deh mas Nisa juga mau ambil cuti, tiba-tiba kangen sama ibu."
"Yee tadi ditawarin ga mau. Salah satu doang yah yang boleh cuti minggu ini. Suit gih suit"
"Ngalah dong No. Tuker sama gue" Pinta ku memelas.
"Lo nih dasar ya, yaudah iya"
"Ahhh A' Reno baik banget. Gue bawain pempek dua kantong gede deh pas pulang"
"Iya kadal iya"
"Makasih bunglon"
Aku tertawa melihat Reno mendengus sebal. Kekesalan Reno sebuah kesenangan bagi ku, begitu pula sebaliknya.
"Yaudah Nis, penutup kerjaan kamu. Nih"
Entah kapan Mas Rio sudah berdiri di depan kubikel ku dan meletakkan setumpuk berkas yang bertuliskan sederet angka didalam tabel keatas meja ku. Cukup banyak sampai membuat ku ternganga tak percaya.
"Mas Rio seriusan?"
"Ritual sebelum libur. Jangan pura-pura ga inget"
"Nisa amnesia. Lagian kemarin2 ga banyak-banyak banget Mas"
"Salah sendiri ambil cuti pas kerjaan lagi banyak-banyaknya."
Melihat tumpukan berkas itu saja sudah membuat ku mual. Apalagi menyentuhnya. Pekerjaan yang paling malas untuk ku adalah memeriksa data dari divisi Pembelian. Ketelitian harus dituntut dalam hal ini. Salah-salah, kejadian Pemalsuan data kemarin bisa terjadi lagi bisa saja.
Dan sekarang aku harus terjebak dalam hal membosankan yang tidak kusukai!
"Besok udah boleh ga masuk, Nis. Jangan manyun gitu"
"Iya Mas Rio"
***
Pukul empat sore sudah waktu nya bagi karyawan yang memiliki jam kerja kantor empat puluh lima jam perminggu seperti ku pulang. Pekerjaanku selesai sedikit lagi, namun tanggung rasanya. Akan ku selesaikan sekarang juga.
Dan pulang ini akan kusempatkan singgah ditoko oleh-oleh Untuk buah tangan pulang kampung besok. Sedangkan malamnya akan kugunakan untuk packing pakaian dan perlengkapan pribadi selama di rumah ibu.
Maklum saja, waktu satu minggu dua harinya untuk istirahat sesampai dari perjalanan pulang ataupun pergi saja. Jadi kalau tidak pandai-pandai mengatur waktu yah sia-sia saja.
Pukul setengah lima sore. Pekerjaan ku juga sudah selesai semua. Langsung saja aku berdiri dari duduk ku setelah beberapa menit lalu meregangkan sendi-sendi ku yang berasa kaku.
Aku akan pulang dan mulai akan melaksanakan rencanaku tadi."Selamat sore Pak"
Formalitas saja. Menyapa Danendra ketika pulang sudah masuk rutinitas ku rasanya. Setiap pulang pasti saja bertemu pria itu. Tapi untuk kali ini, rasa canggung kerap kali terasa saat tak sengaja bertemu.
Danendra hanya menganggukkan kepalanya sekilas kemudian masuk kedalam lift karyawan yang tepat ada disebelah lift direksi ini tanpa melihat ku.
Jika jam pulang kantor memang dia lebih suka menaiki lift karyawan. Aneh saja orang semacam dia sok 'merakyat' dengan menaiki lift karyawan biasa.
Tapi terserah dia sih. Pemilik tempat pencari nafkah mah bebas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGEPHOBIA (DICTATOR BOSS 1st VERSION)
Literatura Kobieca#1 Watty2018 (05/10/2018) #8 ChickLit (07/03/2018) Ganti judul : Dictator Boss -> Gamophobia -> MARRIAGEPHOBIA (DICTATOR BOSS 1st VERSION) Berawal dari banyak nya berita yang ia tonton serta artikel yang sering ia baca. Faranisa Pratista, wani...