Aku kembali ke kamarku setelah selesai berganti pakaian di kamar mandi. Harry bertumpu pada sikutnya selagi ia melihatku memasuki kamar. Selimut jatuh pada dada telanjangnya dan aku bersumpah pada Tuhan agar bagian bawah tubuhnya masih tertutup. Aku berjalan menuju tempat tidur sementara Harry menarik kembali selimutnya agar aku dapat menyelinap. Itu terasa hangat, tapi bulu kudukku dengan cepat berdiri ketika sebuah tangan kuat menarikku semakin dekat ke tubuhnya. Hening selama beberapa menit sebelum pikiranku kembali pada foto di Apartemen Harry. Mulutku terlihat seperti memiliki pemikirannya sendiri, kata-kata itu keluar dengan sendirinya sebelum aku dapat memberhentikannya.
"Siapa orang yang berada di foto itu denganmu?"
Aku merasakan tangan eratnya yang berada di pinggangku menegang. Topik itu jelas merupakan sesuatu yang menyentuh pikirannya. Tubuhku menggeliat dalam dekapannya, wajah kami berdekatan. Rambut ikal Harry jatuh ke bantal selagi kita berdua berbaring di sisi masing-masing. Mata hijau besarnya menatapku selagi aku merasakan napas hangatnya meniup kulitku. Aku baru saja hendak ingin memberitahunya untuk melupakannya, tapi ia dengan tenang berbicara.
"Ibuku dan saudara perempuanku, Jess."
Aku menyadari bahwa ia dan saudara perempuannya sama sekali tidak mirip.
"Mereka cantik. Apa kau sering bertemu dengan mereka?"
Ia perlahan menggelengkan kepalanya, pandangannya berpaling dariku. Aku tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Kepedihan di matanya, dengan jelas ia tersakiti.
"Harry." Ia perlahan kembali memutar kepalanya. "Apa yang terjadi?"
Aku dengan sabar menunggu selagi ia terlihat sedang memikirkan akan berkata apa.
Harry's POV
Tidak ada yang pernah benar-benar bertanya tentang mereka sebelumnya. Mata biru Bo menatap mataku selagi ia menungguku untuk berkata sesuatu. Mungkin ini karena masih terdapat kandungan alkohol yang menjalar di tubuhku, memberanikanku untuk memberitahunya, tapi itu membuatku terkejut ketika kalimat itu keluar dari bibirku dengan sendirinya.
"A-ayahku dulunya sering memukuli ibuku." jawabku gagap.
Aku memperhatikan ia selagi matanya terisi dengan keprihatinan.
"Aku mencoba untuk memberhentikannya, tapi aku tak cukup kuat."
Mataku terpejam karena kenangan yang menyakitkan. Ibuku dengan cepat mendorongku masuk ke kamar saudara perempuanku mati-matian mencoba untuk menjaga Ayah jauh dari kami. Aku teringat ketika aku duduk di lantai dengan Jess, saudara perempuanku yang lebih tua memelukku selagi kami mencoba untuk tidak mendengar suara yang datang dari lantai bawah.
"Tapi setahun kemudian ibuku mengusirnya, mereka berpisah dan pukulan itu berhenti. Itulah mengapa aku tak percaya ketika Jess mulai berkencan dengan seseorang yang benar-benar bajingan. Ia pernah pulang kerumah dengan luka-luka di lengannya dan ketika aku tanya dia tentang hubungan mereka ia tidak memerdulikannya ia hanya berkata bahwa ia jatuh atau terbentur sesuatu...ia bilang padaku ia mencintai pria itu."
Aku kembali melihat Bo, ia menyibak rambut panjangnya dari wajahnya. Mata indahnya terkunci padaku selagi aku melanjutkan berbicara.
"Jess membawa pria itu suatu malam."
*Flash back*
Aku berbaring di sofa, tanpa tujuan memilih-milah chanel TV mencoba untuk menemukan sesuatu yang dapat ditonton. Tapi acara itu kutinggal selagi aku dengan seksama mendengar suara yang terdengar di lorong. Aku mengecilkan suaranya mencoba untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark (Indonesian Translation)
FanfictionApa yang akan terjadi jika kegelapan bertemu dengan cahaya? ••••••••••••••••••••••••••••••• All credit goes to (han-rawr) on tumblr. Translator : etceteraa © Cover : etceteraa © {buku ini terjemahan indonesia dari buku yang aslinya}