Bagian 25

1.6K 135 1
                                    

Bo's POV

"Aku hanya akan pergi mandi dan berganti pakaian. Tak akan lama." ucap Harry sebelum mencium puncak kepalaku.

Aku telah menunggu dan menyaksikan ia melatih hingga sesinya berakhir. Lorongnya hampir kosong sementara peralatannya telah dibereskan. Harry jelas menikmati pekerjaannya. Tapi aku memiliki perasaan ia merindukan untuk menjadi seseorang yang berada di ring, malahan ia menyaksikan dari sisi baris. Tapi aku tidak terkejut bahwa mereka tidak mengijinkan ia bertarung. Hanya gambaran akan penampilan lawannya pada akhir pertarungan tinju membawa bulu-kuduk di kulitku berdiri.

Aku menatap selagi ia memutar selama beberapa saat. Tapi itu mengejutkanku ketika ia kembali memutar dengan cepat. Tubuh Harry menyandarkan diriku ke dinding. Mata hijau besarnya berkilau selagi tangan besarnya menahan pinggangku. Nafas hangat ia tiup, ikal gelap menggelitik pipiku selagi bibir tebalnya bergerak di telingaku.

"Itu jika kau tidak ingin ikut denganku dan membantuku." bisiknya secara menggoda.

Suara seraknya mengirimkan perasaan merinding ke seluruh tubuhku. Aku berusaha untuk menenangkan diriku. Harry selalu meninggalkanku sedikit bingung. Aku terkekeh selagi hidungnya mengusap ke leherku, tanganku menyentaknya.

"Baiklah, baiklah. Tunggulah aku, sayang." Harry tertawa.

~~~

Harry's POV

Aku membawa tasku ke bahuku, mengecek apakah aku tertinggal sesuatu sebelum berjalan ke ruang ganti. Bo tetap dimana ketika aku meninggalkannya tapi Tom duduk disampingnya. Mereka tidak menyadari selagi aku berdiri menyender di ambang pintu yang gelap. Mereka berbicara; Tom mengayun botol minumnya. Aku menatap selagi Bo membawa tangannya ke mulutnya, mencoba untuk menahan kekehan akan sesuatu yang telah dibicarakan Tom. Rahangku menegang akan interaksi mereka. Aku tidak menyukai itu. Bo milikku.

Ia tersenyum malu padanya, pipinya sedikit merona. Tasku jatuh dengan dentuman yang keras ke lantai, keduanya dengan tajam memutarkan kepalanya ke arahku. Tapi aku menyadari tidak satupun dari mereka membuat usaha untuk memisah dari satu sama lain. Aku berjalan ke tempat dimana mereka duduk. Bo tersenyum padaku. Tapi perhatianku berpindah ke Tom.

"Kau baik-baik saja, sobat?"

Aku memberinya anggukan tegang.

"Bo, ayo pergi." Aku memberitahunya.

Ia tidak membantah, mengangkat tali tasnya ke bahunya. Tom dengan cepat berdiri di sampingku. Ketika tangannya meraih untuk menolongnya aku tak dapat menghentikan tanganku untuk mengepal. Aku dengan depresi mencoba tenang untuk Bo.

"Aku dapat mengurusi ia."Ucapku tajam.

Tom mengernyit bingung tapi melepaskan tangannya.

"Harry?" Bo bertanya.

Aku mencengkeram tangannya yang lebih kecil, menariknya ke sisiku. Ia bahkan tidak memiliki waktu untuk mengucapkan selamat tinggal padanya sebelum aku menuntunnya ke pintu, dengan cepat mengambil tasku dan pergi. Kami berjalan dengan kecepatan penuh ke sebrang mobil di campuran kerikil. Malam ini berlalu dengan cepat, lampu jalan mulai menyala.

"Harry, apa yang salah?"

Aku merasakan Bo menarik tanganku, mencoba untuk memberhentikanku. Tas olahraga beratku menyelinap dari bahuku jatuh ke lantai. Ia mengeluarkan helaan nafas terkejut selagi aku mencengkeram pinggangnya, mengangkatnya ke kap mobilku. Kaki Bo menjuntai ke sisi, tubuhku berpindah diantara pahanya. Melepaskan tasnya, diletakkan diatas tasku yang lebih besar. Aku menahan pergelangan tangannya, membawanya ke mulutku. Bibirku menekankan ciuman lembab di bawahnya. Nafasnya menjadi lebih tajam akan sentuhanku. Pandanganku menegang padanya.

Dark (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang