Harry telah mengambil tempat duduk disampingku di meja yang biasanya kududuki sementara ia melatih orang. Aku sering membawa buku untuk kubaca selagi aku menunggu ia menyelesaikan pekerjaannya. Tom telah bergabung dengan kami beberapa menit sebelumnya dan aku melanjut membaca novel kesukaanku sementara mereka berbicara tentang pertinjuan. Tapi pikiranku yang berkelana dibawa kembali ke realita seolah-olah ada sesuatu di percakapan mereka yang memicu ketertarikanku. Sebuah pertaruangan. Buku-ku diletakkan disampingku. Harry telah menyadari perpindahan tatapanku yang tiba-tiba, mataku menatap bertanya-tanya padanya. Percakapan mereka terhenti sesaat ia mengambil tanganku.
"Aku akan bertarung." Ia memberitahuku.
Sentuhannya melepas dan ia kembali berbicara ke Tom.
"Tunggu, apa?" Aku menggeleng kepalaku.
"Kau bilang kau tidak bertarung."
"Aku tahu, tapi ada sesuatu yang harus kubereskan saat malam Jumat."
Mereka lanjut berbicara denganku yang duduk di sisi mereka. Aku menunduk ke tanganku, memainkan jari-jariku, mengingat Harry memberitahuku bahwa ia akan bertarung dengan orang yang jauh lebih besar darinya. Ini akan berbahaya bagi saingannya. Aku mengernyit, mencengkeram bahu Harry. Ia melihatku sedikit terkejut karena aku menginterupsi.
"Apakah ia berada di kelasmu?" Aku bertanya tiba-tiba.
Ia ragu-ragu, menatapku. Itu terlihat seperti ia akan bertarung berat, tak yakin apakah itu baik untuk membocorkan detail tertentu.
"Harry." Nadaku memerintah.
Jariku menekan ke kulitnya. Tapi aku semakin frustasi selagi sebuah seringai muncul di wajah indahnya.
"Kau lucu ketika sedang marah."
Aku meringis ketika tangannya terangkat untuk mengusap pipiku. Harry mencoba untuk mengalihkanku dan rencananya sukses selama beberapa detik sebelum aku menyadari apa yang ia lakukan.
"Berhentilah dan jawab pertanyaanku." Aku membalas.
Alisnya terangkat akan nadaku yang memelas. Ia memberiku seringai nakal, lesung-pipitnya terlihat di pipinya. Ia terlihat sangat muda.
"Tidak."
Kepala Harry sedikit miring ke samping, tersenyum selagi ia menunggu untuk melihat reaksiku.
"Tidak?" Aku bertanya, mengernyitkan keningku.
"Ia berada di kelas selanjutnya." Harry menyatakan.
Tom telah menatap interaksi kami secara intens. Jelas terkejut akan nadaku terhadap Harry. Pandanganku kembali padanya untuk mendapatkan perhatiannya kembali ke situasi ini.
"Bo, jangan mengkhawatirkan itu. Haz akan menanganinya dengan mudah."
Tom dengan ringan memukul bahu Harry sementara mereka tertawa.
"J-jangan memihak padanya! P-pria yang akan kau lawan, ia akan jauh lebih besar darimu. Ini berbahaya, Harry."
Aku menjadi semakin cemas. Aku tidak ingin melihat Harry tersakiti. Pikiranku lalu berpindah ke dimana acara itu diadakan. Tempat olahraga dimana dua pria itu bekerja tak akan mengijinkannya untuk bertarung, biarkanlah seseorang di kelas lain. Itu saat aku menyadari ia belum memberitahu mereka.
"Pertarungan ini resmi, kan?" Suaraku pelan.
Lidah Harry menjulur di bibir penuhnya. Mata hijau dengan tajam mengintipku.
"Secara teknis, tidak."
"Oh Tuhan. Harry kau tak dapat melakukan ini." Aku berbicara dengan depresi menggenggam tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark (Indonesian Translation)
FanfictionApa yang akan terjadi jika kegelapan bertemu dengan cahaya? ••••••••••••••••••••••••••••••• All credit goes to (han-rawr) on tumblr. Translator : etceteraa © Cover : etceteraa © {buku ini terjemahan indonesia dari buku yang aslinya}