Prolog

47 9 0
                                    

   Milka dan Milla adalah gadis kembar yang cantik bahkan bisa dibilang bidadari. Tapi banyak sifat bertolak belakang diantara kedua anak kembar itu. Gadis yang kembar, yang lahir pada 23 January , jam 12 malam. Milka yang lahir terlebih dahulu, 5 menit kemudian lahirlah Milla. Sungguh bahagianya Pak Anan dan Ibu Nita.

"Alhamdulillah... Terimakasih ya Allah atas nikmatmu ini, terimakasih engkau telah memberikan hamba dan istri hamba keturunan yang begitu amat cantik keduanya." Ujar Pak Anan, menangis haru.

  Bu Nita yang menangis sedari tadi ia kontraksi pun ikut bahagia, ikut senang, dan sangat amat bersyukur atas nikmat yang tiada hentinya.

"Pak, kamu mau beri nama anak itu siapa?" Tanya Bu Nita tersenyum.

"Yang lahir pertama ini, namannya Milka Anandita dan yang kedua ini namannya Milla Anandera." Jelas pak Anan.

________

    Tak terasa meraka sudah tumbuh besar, mereka sangat akrab dan baik dengan sesama. Kini umur mereka sudah 16 tahun, pada tanggal 23 January  kemarin mereka berulang tahun. Namun sikap atau karakter dari mereka sangat bertolak belakang, Milka adalah perempuan baik, namun ia adalah perempuan yang sangat emosional tinggi, sangat ambisius dalam apapun, kadang suka tak ingin mengalah, dan tidak sabaran. Berbeda dengan Milla yang sangat jadi perempuan baik hati, lemah lembut, disiplin, dan selalu mengalah. Namun keduanya sangat pintar, dari segi akademik atau non akademik.

   Dan ada dua perbedaan fisik antara Milka dan Milla. Milka mempunyai mata berwarna coklat, seperti ibundanya, sedangkan Milla mempunyai mata berwarna seperti Pak Anan. Sebenarnya Pak Anan adalah seorang keturunan Turki, dan Milla sangat mirip dengan ayahnya, dan Milka juga mirip, namun ia juga sedikit mirip ibundanya, yang kelahiran arab-Indonesia. Milka mempunyai tahi lalat sangat kecil di pipi kanannya, Berbeda dengan Milla Milla tak mempunyai tahi lalat. Dan badan mereka berisi, bisa di bilang seksi.


"Bagiku, cinta bagaikan sandiwara. Kita harus menutupi sebuah rasa, dan sulit mengungkapkannya karena satu hal yang kita takut untuk kehilangannya."

-Milla Anandera-

"Bagiku, ambisi hanyalah ego terbesarku, sampai aku lupa akan kasih sayang seseorang yang telah menungguku dibelakang."

-Milka Anandhita-

MIGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang