16 - Sulit

12 2 0
                                    

"Non... tok...tokkk," Ucap Bi Inah mengetuk bergantian pintu kamar Milla dan Milka yang bersebelahan.

Milla dan Milka pun keluar dari kamarnya, jam menunjukkan pukul 21.30 WIB. Seperti rutinitas bagi Milka yang sedang menggunakan masker bergambar panda itu. Milla yang melihatnya tertawa terkekeh pelan,  Milka melirik Milla yang menertawakannya dengan sinis. Milla hanya membalas melihatnya biasa saja.

"Non ada bapak sama ibu dibawah sudah pulang, non berdua dipanggil disuruh ke bawah," Lugas Bi Inah.

"Mamah sama  ayah udah pulang? Yes!" Seru Milla si manja yang terus manja kepada orang tuanya.

Milla dan Milka buru-buru menuruni tangga dan menghampiri kedua orang tua nya itu.

"Mamahhhhh! Ayah!" Pekik si kembar itu.

"Coming here darling! My sweetheart," Seru Bu Nita melentangkan tangannya seraya menyambut kedua putrinya untuk memeluknya.

Milka dan Milla berlari dan memeluk ibundanya dan menciumi pipi ibundanya.

"Mah jangan pergi terus, aku gak mau ditinggal terus, pokoknya mamah harus banyakin waktu dirumah," Tukas Milla yang memeluk ibundanya lebih kencang.

"Ehmmm,ehemmmm yang dikangenin kayaknya mamah doang, ayah engga nih. Ayah masuk kamar aja ahh," Lugas Pak Anan.

"Iiihh ayah apaansiii baper banget udah kayak ABG aja ah! Milka kangen banget sama ayah," Ujar Milka lalu langsung memeluk ayahnya.

Milla pun ikut menghampiri ayahnya dan memeluknya juga.

"Milla juga kangen sama ayah, pokoknya ayah juga jangan pergi-pergi terus. Harus stay disiniiiiiiiii Milla gak mau tauuuuuuuu bodoamattttt!" Pekik Milla dengan suara manjanya kepada sang ayah.

"Iya sayang, ayah akan berusaha untuk quality time terus sama kalian," Ujar sang ayah.

"Mamah sama ayah juga maunya banyak waktu sama keluarga nak, kita kan pergi juga urusan pekerjaan. Jadi kalo mamah sama ayah pergi kalian jangan berantem yahhhh," Ujar Bu Nita membuat Milka dan Milla saling melirik dan menelan ludahnya samar.

"Emm.. en.. ggakk ko mahhh kita gak berantem," Ujar Milla

"Hmmm bener niiihhhhhhh?" Kata Bu Nita meyakinkan

Milka dan Milla saling terus melirik, terlihat raut gugup di wajah mereka berdua.

"SIAPA SIII YANG NGADUUIIN ELAH," Batin Milka

"Mamah denger-denger ada yang berantem kemarin, terus ada yang menjambak rambut adiknya, hmmm siapa yaaa?" Tanya Bu Nita seraya menintrogasi putrinya.

Milka berdiri dan melangkah namun dihentikkan oleh suara sang ayah "Mau kemana kamu Ika?" Tanya sang ayah membuat lidah Milka keluh untuk menjawabnya. Milka berbalik badannya dan mengatakan "Mau bersihin masker yah udah malem soalnya," Jawab Milka alibi.

Milla hanya menduduk, dalam hatinya ia ingin sekali menangis mencurahkan semua perasaan cambuknya itu kepada orang tuanya. Ia tak tahan melihat persaudaraan mereka retak seperti ini, ingin sekali semua masalahnya selesai sekarang ini juga.

"Duduk kamu disamping Milla," Ujar sang ayah.

Milka kembali duduk, dan posisi duduknya berubah yang tadinya disamping ayahnya menjadi disamping Milla. Milla tak menoleh ke arahnya, Milla hanya tetap saja menunduk.

"Ayo kalian jujur, ada apa dengan kalian," Kata Bu Nita dengan lembut.

"Mamah tau dari mana?" Tanya Milla parau.

"Enggak penting mamah sama ayah tau dari mana, yang mamah mau tau dan mamah mwu dengar ada apa dengan kalian? Kenapa kalian berantem? Kenapa Milka kamu menjambak adikmu sendiri?" Tanya Bu Nita berbobot. Pertanyaan yang terakhir membuat Milka menelan ludahnya samar.

Mereka tetap diam dan menunduk.

"Nak dengarkan ayah, ayah nggak pernah mengajarkan anak ayah untuk main tangan, ataupun berantem saling adu mulut. Apalagi teriak-teriakan. Ayah gak suka putri ayah bertengkar dengan hal yang sepele, kenapa kalian tidak menyelesaikan dengan kepala dingin? Kenapa harus dengan emosional," Ujar Pak Anan menasehati putrinya.

"Apa yah? Hal sepele? Hati Milka ini hal sepele yah? Yah Milka sakit yah. Tiap hari hati Milka menangis melihat pemandangan yang seharusnya gak akan Milka lihat. Apa ayah gatau gimana rasanya mencintai tapi dilirik aja engga,sakit yah," Batin Milka seraya ingin meneteskan air matanya.

"Ayahh...." Panggil parau Milla.

"Iyaaa?" Jawab Pak Anan.

"Kita memang salah, Milla minta maaf. Milla gak akan ulangin itu lagi yah,mah," Lirih Milla

"Kenapa kamu minta maaf sama kita sayang? Kalian lah yang harus menyelesaikan masalah kalian dengan baik-baik tidak pakai emosi," Tukas Bu Nita.

"Iya mah Milla ngerti. Milla hanya mau minta maaf aja sama mamah sama ayah, udah buat ayah sama mamah khawatir. Menyita waktu istirahat mamah dan ayah juga, Milla tau pasti kalian capek banget, maaf," Lirih Milla menitikkan air matanya yang terbendung.

"Sayang jangan nangis, mamah gak marah sama kalian. Mamah sama ayah cuma pengen kalian lebih dewasa untuk menghadapi masalah. Apalagi masalah seperti ini," Tukas Bu Nita memeluk Milla yang sedang terisak menangis.

"Yaudah, kalian masuk kamar. Udah malem juga," Ujar Pak Anan.

Milka dan Milla berdiri dan menaiki tangga masuk kamar nya masing-masing.

"Ya Allah Milla harus apa? Kenapa harus datang perasaan yang harusnya gak perlu datang. Kenapa harus sekarang, kenapa tidak kemarin aja? Kenapa harus sekarang yang sudah terlanjur memiliki perasaan yang sama. Milka, gue bingung harus gimana, pengen banget gue bisa ikhlasin Gino buat lo. Tapi hati ini berkata tidak. Ika Milla sayang banget sama Milka, Milla gak mau Milka terlihat murung seperti saat ini,"Batin Milla.

Milla terus menangis terisak-isak. Ia merasa menyesali dirinya sudah menaruh perasaan dengan Gino, ia terus menyalahkan dirinya. Seakan-akan masalah yang terjadi ini salah Milla.

"Ika, semoga keputusan ini bisa buat Ika tersenyum lagi. Gino maafin Milla, Milla udah jahat sama Gino... tinggalin Milla Gin," Lirih Milla dengan bibir bergetar.

****
Sore hari sekitar pukul 16.30 WIB. Milka sedang duduk di taman belakang rumah. Milla sudah menyiapkan mental dan mengorbankan perasaannya demi sebuah hubungan yang menurutnya ia lebih membahagiakan.

"Ika...." Panggil kecil Milla. Milka menoleh ke belakang dan sedikit tersenyum kecil pada Milla sambil menggeser posisi duduknya yang sedang memainkan ponselnya.

Milla duduk disamping Milka dan mulai membuka suara.

"Ika, Milla mau ngomong sama Ika," Lugas Milla.

"Ngomong aja, ada apa?" Jawab Milka.

"Ika, Milla mau hubungan kita balik dulu seharmonis dulu, ehmmmm....." Ucap Milla menarik nafas seketika.

Milka menghentikan memainkan ponselnya dan berbalik ke arah Milla dan menatapnya serius.

"Milka, Milla udah ikhlas kok relain Gino untuk Milka. Milla mungkin egois udah bikin Milka sedih  sedangkan Milla bersenang-senang sama pria yang Ika suka. Maafin Milla, Milla sadar ada wanita yang lain yang lebih sayang sama Gino. Dan mulai sekarang, Ika harus lebih memperjuangkan cinta Ika sama Gino, Milla yakin Gino bisa suka sama Milka juga. Jadi, Milka jangan sedih lagi. Hmm, soal perasaan Milla gak usah dipikirin, ini udah jadi urusan Milla. Makasih Milka udah jujur sama Milla. Milla akan jauhin Gino kok, karena yang terpenting bagi Milla itu Milka," Ujar Milla sambil menitikkan air matanya yang lalu ia hapus. Milla memeluk Milka yang tidak berekspresi itu dan Milla langsung meninggalkan Milka begitu saja.

"Mil, kenapa harus begini? Tapi hati gue juga sakit melihat lo dengan pria yang gue suka," Batin Milka.

Milla berlari menuju kamarnya,menutup kamarnya dan terkupuh dibelakang pintu sambil menangis.

"Gii..no maafin Milla," Lirih Milla.

"Milla emang egois. Jangan mencintai aku Gin." Lirih Milla.

"Bagiku ini sulit" Lirih Milla menitikkan air matanya.

Don't forget to leave jejak kalian❤❤

MIGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang