3. Menghidupkan Suasana

48 9 1
                                    


Sebelum masuk mobil jaguar nya Guntur seperti melihat sesuatu.
Ditatapnya dengan teliti. Setelah itu ia bergegas menginjak pedal gasnya dan segera keluar dari sekolah. Seperti terburu buru dan seperti orang kesetanan,sehingga membuat terkejut para penghuni yang masih berada didalam sekolah.

Tiba tiba mobil yang dinaiki Guntur berhenti secara frontal,pengendaranya yaitu Guntur keluar begitu saja dengan langkah keras dan kedua tanganya mengepal hebat.

"Lawan gue" celetuk Guntur seraya menyingsingkan lengan jaketnya.

Kedua pria dengan tampang ala premanya menoleh kesumber suara. Kemudian dilepasnya cewek yang sempat diganggunya dan dibelainya tadi.

Cewek yang sudah ketakutan luar biasa itu berlari, untuk berlindung dibelakang Guntur.

"Tolong..." rintihnya ketakutan,menurut Guntur perlakuan preman tadi sudah sangat menjijikan,sampai membelai belainya. Guntur tidak suka ada seorang wanita yang dilecehkan laki laki. Amarahnya selalu terangkat jika melihat seperti itu, karena hal itu mengingatkan akan kejadian yang pernah menimpanya.

"Nggak usah sok jadi pahlawan deh lo. Gue sikat mati lo" Kata salah satu preman itu dengan ancaman yang sama sekali tidak memengaruhi kesigapan Guntur.

"Udahlah kecil itu mah ya nggak c*k"

"Nggak usah banyak bacot,maju lo" amarah Guntur sudah memuncak,karena melihat rintihan cewek itu  yang amat dalam dan takut luar biasa.

Perkelahian kecil antara dua orang melawan satu orang berhasil menjadi pusat perhatian para siswa yang masih berada didepan gerbang.  Bukanya melerai justru mereka berteriak heboh.

"Ayo Tur lawan"
"Lo pasti menang"
"Kao'in mereka"
"Wuuu,keren banget gila"
"Gun tur Gun tur Gun tur Gun tur." teriakan kompak terdengar dari beberapa teman Guntur yang berdiri menyaksikan disana.

Seketika perkelahian berhenti dan kedua preman itu berhasil meloloskan diri. Guntur membiarkan mereka pergi,toh dia juga sudah puas menghajarnya. Tak sedikitpun luka atau lebam ditubuh Guntur. Guntur memang sangat jago dalam hal perkelahian.

Perkelahian selesai,para siswa yang menonton juga selesai,bubar. Kini tinggal mereka berdua.

"Makasih ya. Aku nggak tau nantinya gimana kalo tadi nggak ada kamu" ucap Letta berterimakasih pada Guntur yang telah menolongnya.

"Kenapa lo diam aja si,tonjok kek,teriak kek, malah diem" cerca Guntur yang membuat Letta menunduk.

"Takut"

"Takut,kenapa musti takut ?" Guntur berkacak pinggang.

"Badannya gede"

"Astaga!!" Guntur menepuk jidatnya.
"Gila lo,kalo lo udah diapa-apain tadi gimana ? Udah nangis kejerkan,bunuh diri malah" lagi lagi Guntur mencercanya.

"Maaf" Letta tak berani mendongakan wajahnya karena tatapan Guntur yang begitu menyeramkan.

"hahaha" tawa Guntur tiba tiba,mengagetkan Letta.
"Lo takut sama gue ? Dari tadi nunduk mulu"

Letta menggeleng cepat.

"Lo mau balik kan ? Bareng gue aja,ntar dicabulin lagi" cibir Guntur.

"Astaga amit amit,kasar banget omonganya" balas Letta tak terima.

"Bareng nggak ?" tanya Guntur lagi.

"Nggak usah mikir,keburu gue berubah pikiran nih, buat nawarin lo balik bareng. Jarang banget gue kek gini."

Letta meneguk salivanya pelan.
"I-iya aku bareng kamu"
"Makasih ya"

Keheningan tercipta beberapa menit setelah mereka memasuki mobil. Guntur fokus menyetir,dan Letta sibuk memandangi suasana jalanan.

"Kamu nggak papa kan ?" Letta memberanikan diri untuk memecah keheningan.

"Pa-pa lah,sakit lo harus tanggung jawab"

Letta memandang Guntur dengan saksama dari atas hingga bawah.
"Sama sekali nggak ada luka atau lebam kok" Letta membela diri.

"Ya,ya pokoknya lo harus tanggung jawab"

"Rumahku didepan sana" Letta menunjukan arah rumahnya.
"Nanti kerumahku dulu biar aku obati kalo ada yang luka"

Guntur hanya mengangguk menang. Benar apa kata Letta,ditubuh Guntur sama sekali tidak ada lebam atau luka sedikitpun. Sungguh menakjubkan,Letta yang menyaksikan Guntur berkelahi dengan kedua preman sangat terpesona akan kelincahan Guntur melawan kedua preman tadi.

"Masuk aja,aku buatin minum dulu" selain untuk mengambil minum Letta juga mengambilkan kotak P3K untuk mengobati lebam atau luka yang ada ditubuh Guntur nantinya. Padahal selihat Letta ia tidak menemukan lebam atau luka sedikitpun ditubuhnya. Aneh.

GUETTADonde viven las historias. Descúbrelo ahora