6. Rasa yang Dulu

40 6 1
                                    


Asta menghembuskan nafas berat.
"Yahh,paling gue udah nggak dianggep sebagai kakaknya lagi." jelas Asta yang semakin membingungkan keempat temannya.

Sambil menyemil,chiki chiki yang ada dikamar Guntur mereka seperti orang yang berdiskusi.

"Lah kok bisa ?,adek lo meninggal ?"
Ucapan dari Damar berhasil membuat Asta menimpuknya dengan bantal.

"Adoh,sakit brooo" keluh Damar.

"Lo denger gue ngomong nggak ? GUE UDAH NGGAK DIANGGEP. Ya masih iduplah bego."

"Tapi...
Gue nggak tahu dia dimana." Asta memasang wajahnya yang penuh dengan penyesalan.

"Kakak nggak tau diri!" tukas Calvin seenak jidatnya.

Asta melirik tajam kearah Calvin. Asta merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebungkus rokok yang bermerk L.A rasa menthol.

"Jangan ngerokok disini!" peringat Guntur singkat.

Hampir saja Asta menyulutkan rokoknya pada mulutnya.

"Pelit amat lo Tur." Asta kesal. Ia menaruh rokok itu asal diatas karpet yang terbentang diarea kamar Guntur. Kamar Guntur bisa dibilang cukup luas,mungkin ruangan kelas disekolahmu itu. Luas kan. Mungkin lebih luas kamar Guntur sedikit. Hihi.

"Biarin!" balas Guntur singkat.

"Ta,kok bisa sih lo nggak tau adek lo dimana,emang kira kira dia umur berapa sekarang ?"  tanya Jonatan yang kira kira sedari tadi berpikir keras untuk memahami masalah Asta.

"Sekarang dia kelas 12 kayaknya"

Calvin,Jonatan, Damar dan Guntur mengerutkan keningnya.
"Lah umurnya sama ama kita ?" tanya Damar bingung. Sama yang lainyapun bingung.

"Gue sempet nggak sekolah setahun. Beda satu tahun sama adik gue,bokap nyokap gue dulu nomaden tinggalnya,kerja sana sini,ya gue capek pindah pindah sekolah terus. Gue mutusin berenti dulu,sedangkan adek gue dulu dia tinggal bareng eyang gue di Bandung,yah jadi gue sekolahnya bareng sama dia" jelas Asta panjang lebar kali tinggi.

Damar,Jonatan mengangguk angguk paham dengan mulut yang berbentuk leter O.

"Nomaden ? apa tuh ?" Calvin menggaruk tengguknya yang tak gatal.

"Pindah pindah gobl*k" timpal Jonatan. Jonatan menjitak kepala Calvin pelan.

"Issh,lo kalo suka sama gue tuh ya bilang-bilang,nggak usah main tangan,nanya doang juga" kesal Calvin.

"Gue aduin ke Sehun baru tau lo" imbuh Calvin.
"Berarti umur lo lebih tua dari kita dong ?" lanjut Calvin.

"Ya ampun,gila gue punya temen bego banget" Jonatan menggeleng gelengkan kepalanya pasrah.

Damar yang tertawa mengimbuhkan sebuah jitakan pula dikepala Calvin.
"Dooh,apa lagi nih,gue salah apa sii" ujar Calvin Dramatis.

"Mihun ? Kenapa Mihun ?"  tanya Asta polos.

"Sehun!!!" teriak Calvin jengkel.

"Nah siapa tuh Sehun?" tanya Jonatan polos.

"Abang gue" pasrah Calvin.

"Lo punya abang ? Namanya Sehun ?" tanya Guntur yang kini bersuara.

"Ya ampun. Sehun itu membernya EXO,lo tau EXO nggak ?"

"Tadi Redvelvet sama BTS sekarang EXO. Bocah bocah" Guntur menggeleng kan kepalanya.
"Serah lo serah!!?"
Guntur yang memperhatikanya kini bangkit keluar dari kamarnya dan menuju kedapur untuk mengambil beberapa kaleng coca cola dikulkasnya. Dan diberikanya kepada keempat temanya.

"Nah ini baru nyegerin,no bokis" celetuk Calvin. Bukankah sponsor yang ada 'no bokis' itu sprit ? Lah ini kan coca cola. Dasar Calvin.

"Eh lanjutin dong ceritanya" pinta Jonatan. Damar menyeruput coca colanya sambil mengangguk pelan.

Asta memandangnya jengah.
"Ogah males gue ada lo berdua." tunjuk Asta kepada Calvin dan Jonatan. Lagi lagi mereka. Mereka memandang Asta tajam. Setajam silet. Hihi.

Asta tidak melanjutkan kisahnya,karena ia memang sedang tidak dalam mood baik. Karena tadi ia sempat bertemu dengan seseorang disekolah. Ia memilih bermain ps untuk mengistirahatkan pikirannya.

"Eh gue cabut dulu yak,cewek gue ngajak ketemu sekarang" Buru buru Damar bangkit dan segera mengambil tasnya dan memakai jaketnya kembali.

"Wah wah rasain lo diputus ntar diputusss" cibir Calvin.

"Perasaan diantara kita kita cuma lo deh Mar,yang punya cewek." Asta mendesah.

"Makanya buruan nyari cewek" teriak Damar angkuh saat tiba diambang pintu kamar Guntur.

Mereka melanjutkan aktifitas dikamar Guntur,bermain PS,makan,tiduran. Yah begitulah bentuk kamar Guntur seperti kapal pecah. Wajah Guntur terlihat kusut,seperti lagi ada masalah.

GUETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang