8. Nginap di Rumah Letta (lagi)

36 3 0
                                    


"Padahal aku pingin banget itu. Mau dikasih ke siapa sih ? Kasih aku aja ya ,nanti uangnya aku ganti. Aku nggak bawa uang soalnya." cerewet Letta.

'Mahal banget lagi' kata Letta dalam hati.

Setelah cukup lama mereka mereka berada di pusat store tersebut,akhirnya Letta berhasil memilih barang yang dianggapnya bagus. Dan Letta berniat untuk membelinya,tapi ia lupa membawa uang. Sehingga barang tersebut dibayar Guntur untuk dikasihkan seseorang.

Didalam mobil, Letta memohon mohon kepada Guntur, supaya kalung putih berbandul hati yang ada ditangannya dapat dimiliki oleh Letta.

"Nggak usah manja deh,lain kali beli sendiri. Kan tadi gue nyuruh lo buat nyariin buat gue,kenapa malah sekarang lo yang mau?" bidik Guntur membuat Letta terdiam lugu.

"Yaa kan kamu bisa aku cariin yang lain lagi" bela Letta yang masih teguh untuk mendapatkan kalung itu.

Guntur mengambil alih secara paksa kalung tersebut dari tangan Letta.

"Nggak!!" tandasnya. Letta terdiam beberapa detik.

Selain kelelahan memohon mohon kepada Guntur,ia juga terdiam untuk menyiapkan mentalnya agar berani bertanya kepada Guntur.

Letta menarik napas dan dihembuskan pelan.
"Mau kemana ?"

Guntur terdiam. Letta mulai tidak enak perasaan.

"Diem bisa nggak,berisik banget" cecar Guntur yang kini berhasil membuat Letta kicep.

Dengan melajukan mobilnya dengan kecepatan standard,Guntur menoleh Letta.
'Ternyata tidur'

Guntur memberhentikan mobilnya ditepi jalan

Ia menatap Letta dalam dalam.
"Binar" celetuknya.

Ia semakin menatap Letta lekat lekat.

Guntur memandangi kalung putih itu.
"Maafin gue Bin" ujarnya pelan. Guntur memasang kalung cantik itu pada leher Letta.

Letta yang merasa lehernya terdapat tangan seseorang, segera membuka matanya dan keadaannya kini tengah dipeluk Guntur. Guntur yang tidak tersadar akan kebangunannya Letta,masih santai santai saja memasang kalungnya pada leher Letta.

Barulah Guntur tersadar setelah ia memasang duduknya kembali. Letta memandangi kalung itu yang sudah  terpasang pada leher cantiknya.

Letta memegangi kalung itu dan menatap Guntur tak percaya.

"Buat lo aja" ucapnya santai.

'Percuma!'

Letta semakin memperlebar mulutnya yang sudah ternganga.

"Nggak jadi dikasih ke--"

"Nggak" potong Guntur. Guntur kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"Kamu nggak papa Guntur ?"
Letta merasakan keanehan pada Guntur.

Guntur tetap terdiam,sikap Guntur yang seperti ini justru malah membuat Letta takut padanya.

Keheningan tercipta didalam mobil Guntur.

Mobil Guntur memasuki garasi rumah Letta. Dan ini akan semakin membuat Letta kaget dan takut.

"Kamu mau mampir dulu ?"

Guntur mengangguk. Bergegaslah mereka masuk kerumah Letta.

"Nyokap lo mana ?"

Letta memasang wajah datar.
"Mama ke Sidney"

"Bokap lo ?"

Letta memikirkan apa yang harus dijawabnya,haruskah ia mengakui ayahnya dihadapan Guntur ?

"Bokap lo mana ?" ulangnya.

"Papa sama mamaku cerai"

Guntur sedikit terkejut mendapati jawaban Letta.

"Ohm sorry sorry"

"Ini kan udah malam,kamu nggak pulang,emangnya nggak dicariin orang tua kamu?" tanya Letta. Mereka kini sudah duduk disofa depan tivi dan disusul mbok Yanti yang membawakan dua gelas minuman.

"Ini mbak,mas,silakan"

"Makasih mbok" jawab Letta bersamaan dengan Guntur.

Mbok Yanti bergegas kembali kedapur. Tak enak jika ia mengganggu keduanya.

"Nyokap gue udah meninggal,bokap gue mana peduli sama gue" jelas Guntur yang berhasil membuat Letta membulatkan matanya.

"Jujur,gue benci banget sama bokap gue"

Letta tak tahu harus merespons bagaimana.

"Bagaimanapun itu,dia tetep ayah kamu,kamu nggak boleh benci sama dia."

GUETTADonde viven las historias. Descúbrelo ahora