3. Kakak Kelas

204 13 2
                                    


Silakan baca...

---------

Hari selanjutnya mereka jalani seperti biasa, tak ada yang istimewa. Mereka berlima berjalan beriringan menuju kantin.

"Guys, asal kalian tau, tadi pagi gue berangkat bareng Sarah lho. Iri lo pada, iri pasti," ucap Yudha menggebu seraya mencari bangku yang kosong.

"Wuih, bareng dari mana?" Gangsar bertanya saat mereka sudah menemukan persinggahannya,

"Par..kiran sih," jawabnya melemah.

"Gitu aja kok bangga!" Seru Gangsar seraya berdiri ingin memesan makanan.

"Mana mau Sarah sama lo, dodol!" olok Kirana membawa dua gelas es jeruk, segelas untuk dirinya dan sisanya untuk Lolita.

"Makasih Kirana," Kirana menjawab dengan anggukan.

"Harus mau dong, kan gue ganteng," Yudha tersenyum dan memainkn alisnya.

"Iyain aja," pasrah Kirana.

"Tuh kan, jangan cemburu atuh neng. Abang cuma sayang eneng seorang kok,"

"Jijik Yud," ekdpresi Kirana di buat semuak mungkin.

"Interupsi!" Lita mengangkat tangan. "Sarah tu siapa?"

"Lo nggak tau Lol?" Lita menggeleng atas pertanyaan Gangsar yang datang disusul Mbok Ning membawa pesanan mereka.
"Makasih Mbok Ning," Mbok Ning mengangguk dan tersenyum.

"Itu lho anak baru, kelas 12 IPS," jawab Yudha.

"Oh itu, Lita lupa kalo ada murid baru." Jawaban Lita menarik perhatian Rada yang sedari tadi asik main game di ponselnya.

"Siapa?" tanya Rada menaikkan satu alisnya.

"Sarah," jawab Lita yang sedang mengambil mangkok mie ayam.

"Siapa Sarah?" pertanyaan Rada sukses membuat ketiga orang lainnya membelalak.

"Kebanyakan kencan kalian berdua," perkataan Kirana seperti mengungkap fakta.

"Sarah sama Rada itu temen, wajar dong kita sering main bareng." Lita menimpali perkataan Kirana. Lalu menyuapkan sesuap penuh mie ke dalam mulutnya.

"Sarah itu.... kakel pindahan," Lita menjawab dengan adanya jeda untuk menelan mie yang sudah dikunyahnya.

"Ati-ati makannya," tak menanggapi informasi mengenai murid baru, ia malah fokus membersihkan kecap di sudut bibir Lita.

"Cakep coy, pindahan dari Jakarta, gue yakin dia pindah kesini pasti karena orang tuanya pindah kerja atau usahanya bangkrut atau dia nggak naik kelas atau dia suka rusuh atau..."

"Shuut up, berisik!" Kirana menghentikan ocehan Yudha yang semakin ngawur.

"Itu dia orangnya..." semua melihat arah yang ditunjuk Gangsar.

"Mbak cantik, sini! Gue yang tadi pagi ketemu lo di parkiran." Sapanya dalam mode caper. Pasti caper tuh pake embel-embel 'mbak cantik' segala.

Sarah perlahan mendekat, sebenarnya ia malu mendekat pada lima sekawan yang ia tak pernah tau sama sekali. Gadis bersurai coklat dengan tinggi rata-rata mengernyitkan dahinya mengingat siapakah orang yang ada di depannya ini.

"Oh yang dimarahin pak parkir karena parkir sembarangan ya?" dengan sopan ia menjawab. Nggak sopan juga kali ya, tapi itu sekelebat memori yang datang tiba-tiba.

Tawa Lita, Kirana dan Gangsar meledak. Sedangkan Rada sibuk dengan game ponsel di tangannya.

"Hahaha, iya. Lupain aja... sini makan bareng." Yudha tertawa dibuat-buat lalu mengalihkan pembicaraan.

"Iya makasih, lain kali aja ya, saya sudah janji dengan teman sekelas saya. Permisi," Sarah membungkuk tanda perkenalan, namun pandangannya malah jatuh pada cowok yang duduk paling pojok dari meja dan sedang memainkan hpnya tanpa memedulikan sekitar.

Saat ia menelusuri sosok itu, ia melihat lengan lain mengait pada lengan kokoh cowok yang ia kagumi. Lolita, gadis itu melingkarkan lengannya pada lengan Rada sedari tadi. Bahkan sesekali gadis itu menyandarkan kepalanya pada bahu kiri Rada. Jadi dia udah taken?

"Mbak Sarah mau gabung? Sini duduk deket Lita. Cukup kok, Rada geser dikit.." Lita yang melihat sarah belum beranjak menawarkan bangku dengan menggeser tubuhnya mendorong Rada.

"Ah.. enggak. Makasih lain kali ya. Dah ..." Sarah tersentak, lalu meninggalkan meja itu dan menghampiri teman-temannya.

"Ehmm.. saya mau tanya. Itu tuh yang paling kanan siapa ya?" tanyanya pada teman perempuannya.

"Namanya Gerada Jati panggilannya Rada, kelas 11 IPA 1," jawab gadis berambut ikal.

"Kenapa lo Sar? Jangan-jangan lo naksir?!" goda kedua temannya.

"Enggak,, saya enggak suka kok." elak Sarah mengalihkan pandangannya.

"Yakin? Single loh dia."

"Terus cewek yang di deketnya siapa?" Sarah semakin penasaran dengan pernyataan tentang cowok itu.

"Namanya Lolita, mereka deket banget. Lengket kayak lem. Dia banyak yang suka karena keramahan dan kepolosan dia. Tapi gue sama Ele pengecualian, polosnya dia bagi gue bukan merupakan keunggulan. Buat apa berteman sama dia? Gue paling nggak suka kalok liat dia ketawa-ketiwi sama Rada dan yang lainnya. Sikap manjanya ke Rada buat gue muak." Jelas siswi bername tag Dyn Fatmawati.

"Tapi mereka pacaran kan?"

"Haahaha,, Rada nggak mau sama cewek centil kayak dia, manja lagi. Gue aja yang sesama cewek jijik liatnya. Ngakunya sih mereka temen tapi sampai sekarang hubungan mereka masih ambigu. Banyak teka-teki yang perlu dipecahin." Ele menjawab penasarannya.

"Mungkin di sekolah ini bisa diitung pake jari yang nggak suka sama dia."

"Kalo lo mau, deketin dia."

"Tapi Lolita itu cantik dan manis," batin Sarah.

---------

Tbc

Jogja, 22.3.18

Mr. Ignorant And Ms. FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang