7. PU(tus)ASA

170 6 1
                                    

Happy reading!! ^^

-------------


“Gerada, alarm diaktifkan pukul 3 pagi, bantuin bunda,” Gea masuk kamar Rada, si empunya kamar yang sedang bermain game online mengalihkan pandangannya pada wajah ayu bundanya.

“Lhoh kenapa bun?”

“Kamu nggak mau sahur ya?” sindiran halus membuat Rada berfikir. Besok? Jam 3? Sahur? Oh!

“Oh iya, mau lah bun.” Rada memberi hormat layaknya peserta upacara membuat Gea terkikik geli.

~

“Lolita, besok bangun pagi ya nak,” sontak Lita menghadap mamanya kala dia hendak masuk kamar setelah mandi.

“Nggak mau ah,” balas anak bungsu itu cepat.

“Nggak mau puasa ya?” sindiran halus membuat Lolita berfikir. Besok?  Pagi? Berbeda dengan Rada yang cepat tanggap. Ehm.. Lita…

“Emang besok hari apa ma?” tanya Lolita masih tidak paham.

“Hari Senin.” Syifa geram dengan anak gadisnya.

“Mama mau ngajak puasa senin-kamis ya?” Tet tot! SALAH!

“Kamu ini! Dapet pelajaran agama nggak sih?” Syifa nampak menghela nafas lelah.

“Dapetlah Ma, buktinya Lita sholat lima waktu,” bela Lolita.

“Tapi suka molor,”

“Hehe, bisa diperbaiki, tenang aja Ma,” Lolita meringis.

“Yaudah, besok sahur, Puasa Arafah,”

“Bilang dari tadi dong Ma, kalo Puasa Arafah,”

“Mbok ya liat kalender, lusa Idul Adha,”

“Iya mama cantiiik,” pujian yang setengah memaksa itu menghantar kepergian Syifa.

~~~

“Puasa, Lita puasa Ya Allah,”

“Puasa, puasa, puasa! Cuma sehari!”

“Ya Allah kuatkan Lolita,”
Sudah berkali-kali Lita berdoa kepada-Nya agar diberi kekuatan menjalankan puasa full satu hari ini.

“Lo kenapa Ta?” seseorang yang duduk disebelahnya menatap heran Lolita yang sedang bergumam.

Mereka berdua sekarang berada di alun-alun kota yang hijau setelah mengendarai motor Rada, dari sekolah mereka langsung ke sini karena mereka mencari wifi gratis. Ya biasalah, Rada untuk game online dan Lolita mengunduh film-film Korea.

Karena salah satu ikon kota, alun-alun ramai akan penjual kuliner, penyewaan becak untuk keliling alun-alun, dan ramainya pengunjung menambah populasi. Mungkin karena besok libur Hari Besar Islam, Idul Adha, membuat beberapa orang kembali ke kota asal.

“Gapapa,” jawaban dari bibir tipis pink yang teramat cepat membuat kerutan di dahi Gerada.

“Kok ngeliatin adek itu terus, kepingin ya?” tanya Rada sambil menunjuk dengan dagunya seorang balita yang sedang makan permen kapas dan susu kotak di genggamannya.

“NGGAK KOK!” sergah Lolita, tak ingin dipermalukan oleh sahabatnya.

“Yakin kuat?” goda Rada.

“Ng…ya…yakin,” jawab Lita nampak tersendat jelas.

“Jangan ragu dong, Puasa Arafah itu bisa menghapus dosa lo dua tahun, tahun depan sama tahun lalu.”

“Iya iya Pak Ustadz, Lolita kuat!” Lolita mengepalkan tangannya ke atas, menunjukkan pada Rada kalau dirinya tak selemah yang cowok itu pikirkan.

“Yuk pulang, ngabuburit di rumah, ngaji aja.”

~

5 pm

“Hiks, hiks, hiks!”

Rada yang sedang mengaji dihentikan oleh suara isakan dari pekarangan samping rumahnya. Sekiranya sudah mencapai ruku’ surah An-Nahl, ia berdoa, mengakhiri ibadahnya.

“Lo kenapa Ta?”

“Lita sed..dhih,” jawab Lolita sesegukan.

“Iya, gue tau,”

“Rada, gi… gimana perasaan Rada?” Hah?! Ketika Rada ingin berucap, ternyata kalimat itu belum selesai.

“Ketika Rada udah tahan-tahanin puasa, nafsu, sama laper, tapi ketika kurang beberapa menit menuju adzan, eh malah batal?! Ish, Lita sebeeeel,”

“Ga tau, jadi akhirnya lo batal?” Lita mengangguk.

“Kenapa? Makan bakso? Mie ayam? Cilok? Ice cream? Kue?” Lita menggeleng.

“Terus?”

“Hm.. itu, itu lah pokoknya,”

“Apa?”

“Ish, Rada! Masa’ ngga tau sih? Masalah perempuan,”

“Ya udah ngga papa, lo udah berusaha. Lagian apa-apa itu dikerjain dengan ikhlas,”

“Iya pak ustadz,”

“Lo gimana sih Ta?”

“Apanya?”

“Puasa Arafah sehari aja lo ngeluh terus, gimana puasa Ramadhan?”

“Ramadhan kan wajib, jadi semuanya puasa dan nggak ada alasan Lolita kepingin ini itu. Ehh! tapi Lolita tadi juga ngga ngeluh kok,”

“Iya deh apa kata lo aja,”

“Terus, dosa Lolita gimana?! Huaaaa! Mamaaa!” bener ya kata orang kalo cewek lagi PMS itu nakutin.

-------------

Tbc

Jogja, 2.4.18
Rusty

Mr. Ignorant And Ms. FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang