17. Ulang Tahun (part 4)

141 5 0
                                    

Good Morning!

Minal aidzin wal faidzin! Bentar lagi lebaran, yeay.

Selamat hari raya idul fitri.
Selamat Hari Senin!

"Baca dulu, respon kemudian."


----------------

'''

''

'

Mama Syifa berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Sudah hampir jam 9 namun dua orang yang paling ditunggu kedatangannya belum menampakkan batang hidungnya.

"Gimana, Ran?" tanya Bunda Gea memastikan.

"Ga bisa, tan," Kirana menghela napas setelah mengecek ponselnya berulang kali. Tidak ada jawaban dari si manja.

"Punya Rada juga ga bisa, tan."

Gangsar juga menyahut karena tak ada respon dari Gerada.

"Huft..."

Semua orang nampak khawatir, sebal, sedih, dan gemas menjadi satu. Bingung dengan jalan pikiran mereka berdua. Sudah tau ulang tahun mereka pasti ada kejutan di setiap tahunnya, tapi malah tidak hadir. Ckckck.

"Yaudah kita tunggu bentar lagi ya?"

Semua sontak mengangguk mendengar suara Bunda Gea.

Yudha menghampiri Gangsar dan Kirana. Posisi Kirana diapit oleh kedua sahabatnya.

"Di mana sih semut satu itu?Tadi siang kayaknya gue liat mau pulang sama si manja."

Yudha berbicara pelan agar para tetua tidak mendengar obrolan mereka.

Kirana menoleh, "Tadi gue suruh pergi jalan sama si manja, gataunya sampe sekarang. Nyesel gue. Gara-gara mereka gue jadi ngejogrok di sini hampir 3 jam."

"Lagian mereka berdua belagak nge-date, paling-paling cuma maen ke alun-alun kota kayak taun kemaren," Gangsar menimpali dengan sedikit rasa kantuk yang menyerangnya tiba-tiba. Iyalah, tadi malem kan ia begadang sampai subuh nonton tim sepak bola kesayangan.

Yudha mengusak kepalanya kasar, mungkin snewen. "Iya tuh. Gue masih inget taun lalu mereka juga telat. Padahal udah tau tiap taunnya bakal kek gini. Tetep aja kejadian lagi..."

Yudha menjeda kalimatnya, lalu menatap keempat orang yang saat ini berbolak balik menatap layar ponsel dan pintu gerbang sepertinya menanti datangnya buah hati mereka.

"... gue tebak saat ini mereka lagi makan permen kapas sambil maen lempar karet."

***

"Udah capek?"

Rada memandang wajah kuyu gadis itu. Yap, saat ini mereka ada di alun-alun kota. Tepat sekali tebakan sahabat-sahabatnya itu. Minus makan permen kapas ya, soalnya kata tukang parkir penjualnya lagi ngurusin bininya lairan.

Jadi, mereka mengganti permen kapas dengan soto.

Lolita mengangguk meng-iya-kan pertanyaan Rada. Sudah capek main segala permainan di sini plus berkeringat ria dengan makan soto ayam. Ia ingin pulang, mandi lalu tidur.

"Sekarang jam berapa?" Rada berjalan bersisihan di samping Lolita.

Lolita menguap, sebenarnya enggan menanggapi pertanyaan Rada. "Gatau, ponsel Lita lowbat."

Mr. Ignorant And Ms. FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang