My Tears 23

4.7K 174 3
                                    


Sore menjelang malam di Konoha Hospital terlihat sang reven berjalan dari arah pintu masuk ia melangkahkan kakinya yang terlihat tergsa gesa berjalan menyusuri banyaknya pasian dan perwat yang melakukan aktivias mereka masing masing sampai tak lama Sasuke memasuki lift ia bertemu dengan Kimimaro yang baru saja melakukan kemo teraphy.
“Sasuke.? Sedang apa kau di sini..? waktu jenguk baru saja berakhir..” ucap Kimimaro yang terlihat mendorong keluar kursi rodanya dari lift dengan tangannya sendiri
“Naa Kimimaro… apa kau fikir terus bersama dengan orang yang kau sayangi sampai akhir hayat mu itu akan membawa mu kepada ke bahagiaan sejati..?” Tanya Sasuke tanpa menoleh kearah Kimimaro dan di tanggapi senyuman lembut oleh Kimimaro
“tentu, itu hak masing masing orang ingin erus bersama cintanya sampai akhir atau membuat rangkaian cinta yang baru, ku rasa itu sangat membahagiakan Sasuke..” ucap Kimimaro yang mendorong kursi rodanya semakin menjauh dari Sasuke dengan kepala yang tertunduk di sana
“Arigatou Kimimaro… tetaplah hidup dan jadilah orang yang memilh merangkai kebahagiaan yang baru…” ucap Sasuke menghilang saat pintu Lift mulai tertutup tak lama lift sudah membuka kembali pintunya Sasuke keluar dari Lift dan berjalan cepat menuju ruangan perawatan priadi milik Naruto dan tentu saja saat ia sampai dia mendapati Shizune berada di ruangan berkaca dengan menggunakan pakaian pelindung di sana Naruto yang juga tentu saja berada di sana sedang terduduk tanpa membuka kelopak matanya ia terus berbicara pada Shizune yang tangannya masih sibuk mengerjakan sesuatu sampai Shizune menemukan sosok Sasuke yang berdiri di depan pintu
“Sasuke..? apa yang kau lakukan di sini..? jam besuk sudah usai.. dan kau seharusnya tidak di sini kan..?” Tanya Shizune keluar dari ruangan Kaca dan melepas pakaian pengamannya dan menemui Sasuke
“Sasuke..? kau di sana..?” Ucap Naruto yang tentu saja tak terdengar dari luar ruangan
“Sasuke.. ada apa..? apa  kau perlu sesuau..? ”
“apa aku boleh menemuinya..?” ucap Sasuke yang tak melepas pandangannya pada Naruto yang menatap ke arahnya dengan mata masih terpejam
“hah..? apa kau gila itu akan berbahaya untuk mu Sasuke… itu akan mengancam kehidupan mu.. jika kau sampai tertular virus itu hanya akan membuat mu lebih cepat mati dari pada Naru-” kalimat Shizune terpotong saat mendapati tatapan penuh kesedihan dari Sasuke
“Naruto bukanlah ancaman… kenapa kalian belum mengerti juga.? Dan… aku harus berada di sisinya di saat seperti ini..” Ucap Sasuke yang membuat Shizune keingungan dengan sikapnya yang berubah ubah beberapa waktu lalu ia yang terlihat tidak peduli dengan Naruto kini mengatakan hal seperti itu
“baiklah tapi hanya sebentar…” Shizune yang terpaksa menuruti keinginan Sasuke kini mengantarnya menuju pintu yang menghubungkan dunia luar dan ruangan Naruto “Sasuke sebelum masuk gunakan baju pelindung ini.. ini akan berguna untuk mu..” jelas Shizune yang menyodorkan pakaian itu
“Shizune san.. aku tidak membutuhkan itu.. biarkan aku masuk seperti ini saja.. ” pinta Sasuke yang mulai menyentuh pintu ruangan kaca milik Naruto
“haah..?? tidak.. aku tak akan mengijinkan mu masuk jika tidak dengan pengamanan.. kenapa kau tidak mengerti juga Sasu-” Shizune yang langsung paham dengan niat Sasuke kini terdiam menatap Sasuke dengan matanya yang berkaca kaca “tapi jika kau merasa kesakitan.. aku akan segera menarik mu keluar dari sana..”
“Arigatou gozaimasu.. Shizune san..” Sasuke dengan senyum kecutnya kini membuka gagang pintu kamar Naruto, terasa udara yang mengusap pipi lembut Sasuke udara yang sangat dingin dengan sengaja memang di atur seperti itu Naruto yang menoleh ke arah orang yang memasuki ruangan tersebut.
“Shizune san.. apa itu tadi Sasuke..? dia sudah pulang kan..?” Tanya Naruto pada seseorang yang ia kira Shizune pertanyaan Naruo tidak di jawab dan membuat Naruto canggung  “u.um.. Shizune san..? ada apa.. apa suara ku kurang jelas..?” Naruto yang merasa seseorang duduk di atas tempat tidurnya tepatnya di sampingnya “Shizune san.. ja..jangan terlalu dekat.. a..aku.. ak-” kalimat Naruto terhenti saat mendapati nafas berat yang mendesah legah di dekatnya
“Naruto…” Sahut Sasuke pelan tepat di telinga Naruto
“Sa..Sasuke..? a..ah..? itu kau..?” duga Naruto yang tangannya mencoba merabah arah Sasuke berada “APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI HAAH..??!!!” jerit Naruto yang kini mencoba mendorong Sasuke dari sana namun tangan kecil nan kurus Naruto tidak memiliki kekuatan sebanyak itu untuk mengusir Sasuke dari sana
“Naruto.. biarkan aku bersama mu… ” pinta Sasuke yang menggenggam kedua tangan Naruto yang menggigil terlihat reaksi Naruto yang tak karuan ketakuta setengah mati ia menahan nafasya saat berbicara ia berfikir takut akan menularkan virusnya pada Sasuke
“Sasuke.. aku tau walau aku memaksa mu untuk pergi kau tak akan melakukan itu, tapi bisakah kau tidak keras kepala seperti ini.. aku.. aku hanya punya diri mu dan aku tak ingin kau ikut sakit seperti ku..” ucap Naruto yang sudah tidak bisa menahan nafasnya dan kini menutup mulutnya dengan kedua tangannya untuk menahan nafasnya lagi namun kedua tangan yang menutup mulutnya kini di tepis oleh sasuke sehingga membuat Naruto harus melepas nafasnya
“Naruto… Aku mencintai mu.. menikah lah dengan ku..” kalimat yang keluar dari bibir sasuke sontak membuka mata Naruto perlahan yang menampakkan manik blue Saphier di sana ketika pandangan Naruto bertemu dengan manik kelam Sasuke cairan bening pada kelopak mata Naruto langsung tak terbendung lagi itu membanjiri pipi Naruto rasa haru bahagia berkecamuk dalam dadanya.
“Sa..Sasuke.. aku… hiks.. aku pasti sangat bahagia saat ini sampai keringat ku tidak berhenti membasahi wajah ku.. ini sangat menjijikan..” Ucap Naruto yang mencoba menghapus cairan bening dari kelopaknya
“itu bukanlah keringat Dobe.. tapi Air mata kebahagiaan…” Sasuke yang mengusap lembut wajah Naruto yang tidak peduli dengan jarak dan juga sentuhan yang akan membuatnya dalam bahaya Sasuke hanya terpaku pada Naruto yang saat ini jantungnya berdegup kencang dengan pernyataan Sasuke tadi
“Sasuke.. jika kau sedekat ini.. kau akan terin-” sebuah kecupan lembut pada bibir Naruto membuatnya harus bungkam Naruto yang tidak menolak hadiah kecupan yang Sasuke berikan memejamkan matanya merasakan kecupan itu berubah menjadi sebuah ciuman penuh arti Sasuke yang wajahnya basah karena air mata milik Naruto sedikit lama dalam ciuman mereka pun kembali saling menatap penuh arti
“Naruto aku ingin berada di sisi mu selamanya… mau kah kau menerima ku berada dalam hidup mu hingga mata ku ini harus menutup selamanya..?” Ucap Sasuke yang menggenggam erat telapak tangan Naruto
“hiks.. aku.. tidak bisa Sasuke.. menerima itu semua sama saja dengan membiarkan mu ikut mati bersama ku.. dan aku sangat senang kau mengucapkan itu.. aku sangat bahagia bisa merasakan sentuhan dan kasih sayang dari mu.. tapi.. kau harus pergi sekarang..” Naruto tersenyum lembut pada Sasuke yang dirinya tidak sadar bahwa di belakangnya sudah ada Kakashi dan Iruka dengan pakaian pengaman yang harus meringkus Sasuke di saat itu juga.
“Sasuke.. kau harus keluar saat ini juga..” Kakashi yang memukul tengkuk Sasuke hingga membuatnya ak sadarkan diri
“Ti..dak..Naru..to..” Ucap Sasuke yang sudah kehilangan kesadarannya di depan Naruto
“Maafkan aku Sasuke.. tapi aku harus melakukan ini.. karena aku tak ingin kau menyia2kan hidup mu hanya untuk ku..” gumam Naruto yang ternyata sedari tadi sudah menekan tombol otomatis di bawah bantalnya yang gunannya untuk keadaan darurat langsung terhubung pada Iruka jika saja ada ancaman yang terjadi
"Berikan suntikan vaksin berskala kecil padanya.." Ujar Naruto dan langsung di tindaki oleh para medis
“Naruto bochama.. jaga diri mu baik2… Jujur saja aku masih dendam saat kau menggeser tulang ku waktu itu.. tapi aku lebih tidak ingin membuatkan mu makam.. ingat itu.. baka..!!” Ucap Kakashi yang meninggalkan Naruto bersama dengan Iruka Naruto yang tanpa sengaja melihat cairan bening yang mengalir dari pipi Kakashi membuatnya menghelah nafas berat dan membaringkan dirinya kembali
“dasar bawahan bodoh, mana mungkin aku mau di makamkan oleh mu dasar Tsundere..” Naruto yang meletakkan lengannya di wajahnya unuk menutupi matanya yang sudah tidak bisa ia tahan lagi keheningan sesaat memuanya terdiam dan terlelap hingga meninggalkan dunia nyata.
KIMIMARO
Dua puluh menit sebelumnya kimimaro yang kini berada di ruangan kaca milik Naruto bersama Shizune tengah melakukan sebuah percakapan yang bisa di bilang sulit untuk di percaya hingga membuat Naruto dan Shizune harus benar2 berfikir berulang kali untuk melakulannya.
“Tidak.. aku tidak bisa Kimimaro... aku tak akan menerima itu semua.. lebih baik aku menghabisi diri ku sendiri jika harus menukarnya dengan nyawa sahabat ku “ ketus Naruto menolak tawaran Kimimaro
“Kimimaro, itu berbahaya.. kau terlalu memaksakan diri... sebagai dokter aku benar2 tidak suka dengan cara mu yang tidak menghargai nyawa mu sendiri.. dan kau juga tau bahwa Naruto tidak akan senang dengan semua ini.. “ jelas Shizune membujuk
“hhn.. maafkan aku Naruto.. a.. aku terlalu takut untuk ini.. dan aku sangat.. kau ini semua.. ukh.. maaf.. “ Kimimaro yang sudah kehabisan akal dengan semuanya hanya bisa bungkan dan saat Naruto merabah2 udara untuk mencari sosok Kimimaro ia mendekap Kimimaro ke dalam pelukannya dan mengudap punggunya mencoba untuk menenangkan perasaan Kimimaro
“aku.. juga tidak menyerah untuk berjuang agar tetap hidup demi kalian.. jadi ku ingin kalian menjadi saksi di setiap perjuangan ku... bukan malah meninggalkan ku dengan penuh sesal dan beban pada ku.. “ jelas Naruto yang dengan senyuman lembutnya mengusap helaian rambut Kimimaro
“aku.. menyayangi mu Naruto..  kau orang yang paling berharga dalam hidup ku... sekian lama aku hidup di dunia ini.. pertama kali ku bertemu dengan mu.. kau terasa sangat hangat dan mengeluarkan ku dalam kesepian.. aku hanya ingin berterima kasih... “ Kimimaro yang balik mendekap Naruto menahan isaknya
“hn.. aku tau.. dan aku ingin kau terus mencari dan mengumpulkan kebahagiaan mu sebanyak mungkin Kimimaro “ Naruto meleps dekapannya dan menjulurkan jemari kelingkingnya yang kurus itu ke hadapan Kimimaro “berjanjilah pada ku... jangan pernah menyerah dan aku pun akan seperti itu.. “ Kimimaro pun mengaitkan jemari kelingkingnya pada Naruto dan mengangguk tanpa berkata apa pun ia langsung meninggalkan ruangan Naruto dengan mendorong Kursi rodanya.
Shizune yang melihat itu hanya bisa menatap haru dan pasrah dan memohon agar akan terjadi sebuah keajaiban di sini, Kimimaro yang memasuki lift untuk turun ke lantai satu dalam fikirnya dia harus terus memegang janjinya pada Naruto sampai saat lift terhenti dan ia mendapati surai reven di luar pintu lift.
“Sasuke.? Sedang apa kau di sini..? waktu jenguk baru saja berakhir..” ucap Kimimaro yang terlihat mendorong keluar kursi rodanya dari lift dengan tangannya sendiri
“Naa Kimimaro… apa kau fikir terus bersama dengan orang yang kau sayangi sampai akhir hayat mu itu akan membawa mu kepada ke bahagiaan sejati..?” Tanya Sasuke tanpa menoleh kearah Kimimaro dan di tanggapi senyuman lembut oleh Kimimaro
“tentu, itu hak masing masing orang ingin erus bersama cintanya sampai akhir atau membuat rangkaian cinta yang baru, ku rasa itu sangat membahagiakan Sasuke..” ucap Kimimaro yang mendorong kursi rodanya semakin menjauh dari Sasuke dengan kepala yang tertunduk di sana
“Arigatou Kimimaro… tetaplah hidup dan jadilah orang yang memilh merangkai kebahagiaan yang baru…” Sasuke pun hilang bersamaan dengan menutupnya pintu lift.
Kimimaro dengan pertemuan singkatnya tadi dengan Sasuke kini berantusias untuk melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan Naruto walau itu harus membawanya pada Pain Kimimaro yang sudah tau bahwa hanya painlah yang dapat menyembuhkan Naruto namun ia terus bungkam karena itu semua adalah tindakan yang beresiko tinggi, saat maaih bersama Orochimaru ia sudah di beri tahu olehnya mengenai penyakit yang di derita Naruto pernah di alami oleh salah satu manusia bahan percobaan milik Orochimaru dan itu juga dapat memulihkan tubuh Kimimaro sekejap, Kimimaro menuju ke meja resepsionis untuk melakukan sebuah panggilan telepon singkat sampai ia keluar dari rumah sakit itu ia sudah di tunggu oleh seorang Anbu berwajah pucat dengan senyuman aneh di wajahnya Sai adalah anbu yang baru saja ia hubungi dan memang sudah di minta untuk mengawasinya selama eksekusi Pain di lakulan. 
“Bawa aku ke tempat Pain, aku sudah dapat ijin langsung dari Naruto bochan..”  Ucap Kimimaro yang kini kursi rodanya di dorong oleh Sai menuju mobil
“benarkah itu.?”
“sebebarnya aku bohong.. tapi bagaimana pun juga kau harus membawa ku ke sana..”  ucap Kimimaro serius mengeratkan kepalan tangannya “aku hanya ingin menyelamatkan Naruto dengan cara ku sendiri.. “ Sai yang mendengar itu hanya terdiam dan memasukkan Kimimaro ke dalam mobil dan mulai menjalankan mesin mobilnya
“jika itu demi keselamatan Ketua maka aku hanya perlu mengawasi mu dan melakulan tugas ku dengan baik.. “ ucap Sai dengan tangannya yang sibuk menyetir
“aku berhutang pada mu.. Anbu san.. “
“Sai.. Naruto bochan biasanya memanggil ku seperti itu.. “
Lima belas menit berlalu dan mobil yang di kendarai Sai kini terhenti di sebuah bangunan bertuliskan Aliansi Anbu Konoha Sai membantu Kimimaro menaiki kursi rodanya dan menuntunnya masuk ke dalam gedung sampai Sai mengajaknya ke penjara bawah tanah dan di depan pintu mereka di hadapkan dengan dua Anbu yang berjaga di sana
“Maaf tapi kalian tidak boleh masuk tanpa izin dari ke- “ Ucap salah satu Anbu yang menghalangi jalan di depan Kimimaro
“kami dapat perintah langsung dari Ketua Anbu untuk bertemu tahanan di dalam..”  jelas Sai dengan wajah datarnya
“Na.. Naruto bochama..? Ba.. baiklah kalian boleh masuk.. “ Mereka berdua membukakan pintu untuk Sai dan masuk ke dalam ruangan yang di dalam sana masih terisi banyak sel tahanan mereka berjalan menuju sel yang paling belakang yang menampakkan surai Orange yang sudah bersandar di pintu selnya dengan posisi terduduk.
“aku tau kau akan mencari ku cepat atau lambat Kimimaro.. apa Orochimaru yang menyuruh mu.? “ ucap Pain sembari melepas penutup matanya yang ternyata bungkusan yang melilit tubuhnya sudah ia lepas Sai yang sudah bersiap dengan pistolnya untuk bersiaga menodongkannya pada Pain.
“hn, maaf tapi Orochimaru sudah di eksekusi terlebih dahulu dari pada kau..  jika kau sudah tau niat ku datang kemari.. bagaimana jika kau memberi jawaban sekarang juga..? “ Ucap Kimimaro dengan nada bengisnya “jika kau menolaknya.. kau akan mati saat ini juga.. “ Kimimaro merebut pistol Sai dan menodongkannya pada Pain
“dan bagaimana jika aku menerimanya..?”
“setidaknya kau akan mati besok dengan melakukan hal yang berguna untuk terakhir kalinya.. “ jelas Kimimaro yang sudah menaikan pemantiknya
“HAHAHA.. jadi apapun pilihannya aku memang harus mati yah..? BAIKLAH..!! aku akan menyelamatkamnya... lagi pula sebelum kalian kemari pun aku sudah bersiap untuk kabur dan menemui Naruto dan menyelamatkannya.. “ jelas Pain tenang
“Apa maksud mu..? Awas saja jika kau melakukan hal yang tidak penting padanya aku akan memotong mu di saat itu juga.. “ Kimimaro kini menatap Sai untuk di beri pengertian
“aku akan membiarkannya dengan cara ku sendiri, dan jika kau ingin keluar dari sana kau harus ikuti perintah ku.. “ Ucap Sai ketus namun di balas anggukan oleh Pain.
Di tempat yang sama namun di ruangan berbeda terlihat Kakashi dan Iruka tengah duduk di sebuah ruangan dengan satu tempat tidur dan sofa panjang tengah menjaga seorang pemuda reven yang tengah beristirahat sementara KakaIru yang masih sibuk dalam pikiran mereka masing2.
“Iruka, kau harus istirahat.. wajah mu terlihat pucat dan tubuh mu terlihat lemas saat ini.. “ tegur Kakashi yang duduk bersebelahan dengan Iruka yang terus menerus kepikiran dengan kondisi Naruto
“apa aku seburuk itu..? Ughh sepertinya aku memang sedikit lelah.. aku terus memikirkan kondisi Naruto... dia.. sudah seperti adik ku sendiri.. ini sedikiit sulit untuk ku.. “ Ucapnya sembari menyenderkan kepalanya pada sandaran sofa dan memejamkan matanya perlahan
“aku tidak begitu mengerti dengan hubungan mu dan Ketua tapi.. aku bisa yakin bahwa Naruto bochan pasti akan bertahan, bahkan malaikat maut pun akan takut jika berhadapan dengan anak itu.. “ seringai Kakashi yang memelankan suaranya saat berbicara seraya menyandarkan kepala Iruka pada bahunya yang terlihat sudah terlelap “mattaku.. lihatlah diri mu kau bahkan sampai tidak melawan saat aku melakukan ini pada mu.. “ gumam Kakashi memandangi wajah Iruka seksama Kakashi membelai lembut pipi Iruka yang menampakkan bulu mata lentiknya yang terpejam hidung mancung dan bibir tipisnya yang manis membuat Kakashi mempersempit jarak wajahnya ke arah Iruka dan satu kecupan singkat pun mendarat di bibir Iruka dengan wajah yang berbalut masker itu Kakashi merasa tidak puas dengan itu dan kini Kakashi menurunkan masker wajahnya terlihat di bagian bawah bibir Kakashi sebuah tanda manis Kakashi kini mengecup sedikit lama bibir Iruka.
“u.. uahh a.. aku gugup sekali..”  ucap Kakashi yang kini kembali li pada posisi duduknya yang menyangga kepala Iruka namun sial aktivitas tadi tertangkap oleh sepasang mata kelam milik sang reven yang ternyata sudah sadar dan menatap datar ke arah Kakashi dengan tatapan yang tak bisa di baca sama seki karena wajah datarnya.
“u.. um.. aku tak akan memberi tahu siapapun.. “ Ucap Sasuke yang memalingkan wajahnya
“ck.. mattaku.. kau bahkan hanya memperhatikan dan tidak menghalangi ku.. “ ucap Kakashi mendengis dan mengalihlan pandangannya ke arah lain
“untuk apa..? Jika kau menyukainya itu hak mu.. aku tidak punya hak untuk menghalangi mu..”  Sasuke yang sudah sadar dengan situasinya hanya terdiam dan kembali memikirkan apa maksud perkataan Naruto padanya.
“u.. uh begitu kah.? Maa ku rasa jika hanya kau.. tidak masalah.. lagi pula kau tidak terlihat seperti orang yang kurang kerjaan yang menceritakan rahasia orang.. “ ucap Kakashi yang kini mendengar sebuah deringan telepon pada saku Iruka yang otomatis membangunkan Iruka
“uaahh.. tu. Tunggu.. hoaahm.. halo.. “ Iruka yang terkejut kini mengangkat teleponnya dengan wajah lelahnya “apa yang mereka pikirkan..!! aku dan Kakashi akan segera kesana..”
“Iruka.. ada apa..?!! kenapa kau terlihat panik seperti itu..!! “ ucap Kakashi yang melihat Iruka panik dan terburu2
“cepatlah.. kita harus pergi.. Naruto dalam bahaya... “ Sontak Sasuke terbangun dan berlari menuju mobil dan di suaul Kakashi dan Iruka
“Sasuke.. biar aku yang menyetir.. ini akan berbahaya untuk mu..”  ucap Iruka yang berlari beriringan menuruni lantai dua dan segera memasuki mobilnya yang terparkir rapi di sana.
“Naruto.. baru sebentar saja aku meninggalkan mu.. kau sudah dalam bahaya lagi.. “  ucap Sasuke yang sudah masuk ke dalam mobil tanpa babibu Iruka langsung menancapkan gas walau setengah tubuh Kakashi belum sepenuhnya naik di sana.
“ooiii.  Iruka.. setidaknya biarkan aku naik dengan benar.. “ celoteh Kakashi yang kesulitan untuk duduk dan menutup pintu mobil
KONOHA HOSPITAL

My Tears [ END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang