Chapter 5

272 33 6
                                    

Resia shock setelah melihat Dazai tertembak. Tapi, Dazai malah perlahan-lahan menghilang dan turun salju di dalam gedung. “A-apa?! Salju??”

Diam-diam Tanizaki memang mengikuti mereka semua dari awal.

“Cih… Bala bantuan…” Wanita itu celingak celinguk.

Tiba-tiba Atsushi dengan kaki dan tangan macan putih muncul tiba-tiba dan menyerang wanita yang duduk diatas chandelier. “Ukh! Terlalu cepat!”

Atsushi menerkam wanita itu dan menahannya di lantai. “Dazai-san!” teriak Atsushi. “Hai!” Dazai pun juga muncul. Dazai menyentuh kepala wanita itu, dan Resia jatuh ke lantai, tidak sadarkan diri. Kemudian, orang-orang yang tadinya lumpuh tak berdaya, sekarang sudah tidak lumpuh lagi, karena Resia tidak menyadarkan diri.

“Resia!” Yosano menghampiri Resia dan menepuk pipinya perlahan. “Ku sempat kaget karena abilitynya bisa mempengaruhiku.” Kata Dazai. “Mungkin wanita ini memperkuat ability Resia… Sehingga kau bisa dipengaruhinya, Dazai-san…” Kata Atsushi. “Yak, kau sangat pintar, bocah… Aku memperkuat abilitynya secara automatis.” Wanita itu tertawa jahad.

“… Kau…” Geram Atsushi.

Tiba-tiba, wanita itu hilang dari tangan Atsushi, dan ia seketika terlempar ke belakang dan menghantam kaca dan terlempar sampai balkon, dirinya pun nyaris jatuh. “Akh… Apa… tadi..?” Atsushi bangun tetapi gagal karena banyaknya pecahan kaca yang menusuk dirinya.

Terlihat seorang pria berpakaian serba hitam, dan menggunakan sebuah topeng hitam, memeluk wanita itu. “Ah… Kupikir kau tidak akan datang untuk diriku…” Kata wanita itu. “Terpaksa.” Pria itu jawab dengan singkat. “Bawa aku… Pergi dari sini…”

Ke Me*karta
.
.
.
.
.
Oke ane bakal diem….

“Jangan sampai kabur!” Kata Yukichi.

“Cih…” Pria itu mengulurkan tangannya dan keluar semacam gas hijau dari telapaknya.

Kunikida menyobek kertas dari bukunya. “Doppo Poet! Wire Gun!” Muncullah sebuah wire gun dan Kunikida menembaknya ke arah pria itu. “Larilah! Yana!” Pria itu membunyikan jarinya, dan terbuka semacam pintu dimensi. Wanita yang ia sebut “Yana” itu bergegas ke pintu dimensi tanpa ragu. Secara automatis pintu dimensi itu tertutup dan mennghilang. Tetapi tangan pria itu terkena wire gun. Kunikida segera menangkap dan menahan pria itu di lantai. Dazai melepaskan topeng hitamnya. “Hmm… Kau dari mana?” Tanya Dazai.

Pria itu diam saja.

Dazai menghela napas. “Setidaknya lelakinya sudah ditangkap!~” Dazai melambaikan tangannya ke Yukichi. “Lain kali, ketika ada kejadian seperti ini, aku minta semua pelaku dan tersangka ditangkap. Mengerti?” Kata Yukichi.

“Ya, Pak Presdir.” Seru mereka.

“Resia! Sadarlah!” Yosano mengguncang badannya. “Sementara ini kami harus pamit… Komandan… Sebenarnya kami sudah memprediksi ini akan terjadi… cepat atau lambat. Tetapi salah satu anggotaku menjadi korban utama, sungguh berada di luar dugaanku.” Kata Yukichi kepada sang komandan polisi militer. “Ya, silahkan… Kami sebenarnya juga sudah menduga ini akan terjadi, mungkin sedikit beda dari yang kami bayangkan. Kami maklumi hal ini. Kami tau kalian memang memiliki musuh dengan jumlah yang besar.”

“Akan kupikirkan bagaimana caranya untuk menyadarkannya.” Kata Yosano.

“Sepertinya menjadi ratu bunuh diri ganda ku harus diundur…”

Yak ane tau ini lebih pendek dari chapter sebelumnya

Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang