Mereka merasakan sakit kepala yang luar biasa. "Agh... Apa... Apaan ini..." Atsushi mencoba menahan rasa sakitnya itu. Tiba-tiba saja mereka melihat serba putih.
Atsushi membuka matanya dan melihat sebuah ruangan seperti di luar angkasa, hanya saja mereka bisa menapak di lantai tembus pandang. Ia melihat sekelilingnya dan melihat Dazai dan Chuuya di sampingnya. "Apa-apaan ini...?" Chuuya celingak-celinguk. "Ini... Seperti... Ability Lucy Maud Montgomery!" Seru Atsushi. "Benar!" Sebuah pintu muncul. Pintunya terbuka dan terlihat Naoka dan Airin keluar dari pintu itu.
"Selamat datang di ruangan bermain Naoka dan Airin!" Naoka tersenyum. "Sial..." Chuuya menggeram. "Bocah-bocah mengganggu..."
"Habisi mereka, Airin!" Seru Naoka. "Tanpa harus disuruh, Kakak!"
Ability: Black-Eyed Demon
"Selamat bermain dengan adikku~" Naoka membunyikan jarinya dan muncul banyak senjata tajam entah dari mana. "Aku akan bersenang-senang disini..." Airin menyeringai. Ia mengontrol semua senjata tajam di ruangan itu dan mengarahkannya ke mereka semua.
"Ahh! Benar-benar menyusahkan!"
"LARILAH DAZAI-SAN!!!" Teriak Chuuya dengan suara cempreng yang khasnya.
Ability: For The Tainted Sorrow!
Seketika benda-benda tajam itu membeku seketika. "Apa?!" Geram Airin. Atsushi lari dan menerkam Naoka dan Airin. "SELAMATKAN RESIA-SAN!" Teriak Atsushi. Tiba-tiba saja Naoka menusuk tangan Atsushi dengan pisau. "Lepaskan!" Teriak Naoka.
Dazai harus tega pergi lewat pintunya itu. Saat itu, terlihat ia kembali ke ruangan yang tadi. Saat ia berbalik badan, ia tidak melihat apapun... Hanya ruangan kosong dan hampa. "Sepertinya aku harus melakukan ini sendirian. Kata Dazai, ia pun segera pergi ke lift dan menekan tombol ke lantai paling bawah. "Semoga aku tidak telat..." Kata Dazai, memikirkan strategi yang pas.
-DI LAIN WAKTU-
"Sudah saatnya kau akan mati." Kata Levina, mendekat ke selnya. "Menjauhlah..." Geram Resia.
Ability: Bow Down!
Resia membunyikan jarinya. Levina hanya tertawa terbahak-bahak. "Ha, itu tidak berpengaruh padaku... Aku sudah diberkati Yana agar aku tidak berpengaruh terhadap abilitymu!" Levina menggeret Resia keluar dari selnya dengan menarik rambutnya. "Akan kuberi tau kalau ayahmu salah memberi ability buatan itu! Aku akan menguasai dunia ini dan membuatnya lebih baik!" Kata Levina dengan sinis. "Agh! Ayah pasti tau pilihan yang terbaik!!" Teriak Resia. "Diamlah! Kau hanya bisa diam dan mati!" bentak Levina.
Ia membuka ruangan khusus dan menutupnya kembali. Pintu itu secara otomatis tertutup. Levina melempar Resia ke dinding ruangan berbahan besi. Sekali lagi kepala Resia menghantam sesuatu yang keras. Levina memasang borgol khusus ke kaki, tangan, dan leher Resia. Rantainya secara otomatis menarik Resia.
"Dengan begini... Aku dengan mudah mengambil ability buatanmu..." Levina tersenyum. "Berbaik hatilah dan serahkan ability itu padaku..." Kata Levina sambil mengambil beberapa alat-alat berat di pojokan. Ia nyalakan sebuah mesin besar. Lalu ia mengambil kabel dan memasangkannya di jari-jari tangan Resia. "Dengan ini... Kau tidak akan mati saat ability buatanmu diambil, bahkan kau bisa hidup tanpa jantung... Maka sangatlah mudah untuk membunuhmu pasca pengambilan ability buatanmu..."
"Lepaskan..." Kata Resia dengan lemas. "Apa?! Kau ingin mati lebih cepat?! Oh, tenang saja, ku jamin kau akan mati." Kata Levina sambil tertawa sinis.
Levina segera mengambil gergaji mesin dan menyalakannya. Resia pun hanya bisa pasrah melihat gergaji mesin itu menyala di hadapannya. "Kenapa? Memang ini untuk membedahmu! Akan susah kalau kita lakukan lama-lama kan? Kau pasti akan merasa kesakitan..." Kata Levina, dengan muka yandere yang khas.
"Kita akan bertemu lagi nanti di neraka bersama-sama, keponakanku..."
Lalu, terdengar suara pintu terbuka. "Apa?!" Levina sontak kaget dan berbalik badan. Terlihat Dazai dengan muka yang bahagia. "Kau menggunakan ability untuk mengunci pintu? Ahahahaha!" Dazai tertawa geli, tapi dari pandangan lain, Dazai terlihat baru saja melarikan diri dari RSJ.
"Hmph... Kau Dazai yang terkenal di Port Mafia..." Kata Levina, kesal. "Hoo? Aku sudah bukan bagian dari Port Mafia! Tebakanmu salah! Jadi, serahkan Resia-chan dengan baik padaku." Senyum Dazai. "Sejak kapan kita membuat perjanjian tentang itu? Segera hilang dari sini sebelum aku yang menghilangkanmu." Ancamnya sambil menodong Dazai dengan gergaji mesinnya. "Woah... Seorang wanita cantik menggunakan gergaji mesin?"
"Tutup mulutmu." Geram Levina. Ia lari ke arah Dazai dan mengayunkan gergaji mesinnya ke arah Dazai. Dengan enteng Dazai menghindarnya. "Apa ini kekuatan boss Guild Botolnus? Benar-benar tidak sesuai ekspektasi. "Ohh? Kau mengharapkan lebih ya... Kau tau? Kalau kau terlalu mengharapkan sesuatu, saat jatuh, akan terasa sakit sekali... Serasa di cincang dengan gergaji mesin..." Kata Levina, lalu ia menekan tombol di gergaji mesinnya. Gergaji mesin itu mulai membentuk semacam pelindung di tangan Levina sampai ke bahunya dan gergaji itu tampak lebih besar dan lebih tajam. Semuanya terbuat dari besi kuat.
"Bersiaplah... Dazai Osamu..."
'Aku menyesal...'
Levina segera menerjang Dazai dengan gergajinya yang terlihat sangat berbahaya. "Aku tau kau sangat berguna ketika menghadapi mereka yang dihadiahi... Tapi saat bertemu orang yang seperti diriku.... Kau tak akan hidup lama lagi." Kata Levina sambil mengayunkan gergajinya itu. Dazai hanya bisa menghindar dan melempar berbagai macam barang ke arahnya, sampai ada seseorang yang menyusul Dazai.
"Tunggulah, Resia-chan! Bersabarlah!~"
"Aku sudah muak dengan permainan anak-anak ini! Akan segera ku akhiri!" Levina dengan kesal kembali ke Resia dan mengayunkan gergajinya ke badan Resia.
Tapi Levina tidak membidiknya dengan baik dan tidak memiliki tenaga banyak setelah mengejar Dazai sana-sini. Gergaji itu berhasil menyobek perut Resia. Ia hanya bisa berteriak kesakitan sambil melihat darahnya tumpah dari tubuhnya.
"RESIA!!!"
"Cih... Kurang dalam..." Gumam Levina.
Rashoumon: Agito!
Dengan lincah Levina menghindar serangan dadakan itu. "Hahah... Bahkan ada Akutagawa disini... Guild ini sedang kedatangan tamu-tamu spesial..." Levina membersihkan pundaknya. "Aku telat ya...? Belut-belut itu menyebalkan..." Kata Akutagawa. "Cih... Daria tumbang...?" Gumam Levina.
"Baiklah... Mari kita bersenang-senang denganku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)
Fiksi Penggemar[COMPLETED] #7 in indofanfic (8 Juli 2018) #2 in osamu (22 Juli 2018) #3 dazaixreader (29 Agustus 2018) wait, what-- #6 in xoc (15 September 2018) Cerita ini di dedikasikan kepada teman" ane... Siapa sangka seseorang yang bosan dengan hidup dapat me...