Epilogue

390 23 6
                                    

Tertypu kalian semua ahahahah

Resia perlahan membuka matanya. “D-dimana…” Kepala Resia tiba-tiba saja sakit. Ia melihat sekelilingnya. Sepertinya ia berada di klinik agensi. “Ini… Aku tidak jadi mati…? Mimpi apaan tadi…” Gumam Resia. Ia lihat seikat bunga lily putih di dalam vas dengan sebuah pesan kecil di sebelahnya. Ia ambil bunga itu dan membaca pesannya itu.

Untuk Resia-ku yang ingin ku ajak bunuh diri ganda,

Aku tidak tau kapan kau akan bangun dari tidurmu yang lama itu, sudah hampir 2 minggu kau tidak bangun. Kalau kau baca ini, mungkin kau sudah bangun, atau mungkin seseorang menyebalkan yang membaca pesan ini sambil tertawa terbahak-bahak. Aku sekarang sedang ditugaskan ke Tokyo bersama Atsushi-kun, cukup jauh dari Yokohama. Kau tau? Bunga Lily mengartikan cinta yang suci, romantis kan? Tenang, aku akan kembali untukmu.

Sincerely,
Dazai Osamu yang tamvan.

Resia hanya terdiam membaca surat Dazai yang konyol. “Tokyo… Yah…?” Gumam Resia. Resia bangkit dari tempat tidurnya, lalu berjalan ke arah pintu. Tiba-tiba pintu itu terbuka. Terlihat muka Kunikida yang shock, seperti telah melihat sayton.

“RESIA?!”

“Kau terlalu berisik, Kunikida…” Geram Resia. “Kami sangat khawatir denganmu, hampir 2 bulan kau tertidur disini seperti putri tidur abal-abal.” Kata Kunikida. “Kau mau kulumpuhkan?” Tanya Resia, kesal dengan Kunikida. “Aku hanya mengatakan kenyataannya. Sepertinya bunga ini sudah tidak diperlukan lagi.” Kunikida melempar seikat bunga Lily ke jendela. “Sebentar… 2 bulan…? Tapi di pesan Dazai tertulis 2 minggu…” Kata Resia, baru sadar. “Ya, pesan itu sudah lama… Bunga Lily itu ku ganti secara rutin. Orangnya sih sudah hampir sebulan belum pulang juga dari Tokyo…”

“Mana Dazai? Kenapa dia di Tokyo?” Tanya Resia. “Kita di minta Kepolisian Militer Tokyo untuk mengurusi sebuah kelompok mafia berbahaya di Tokyo, mereka mungkin lebih berbahaya daripada Port Mafia… Jadi Pak Presdir meminta Dazai dan Atsushi untuk mengurusi itu semua. Aku tidak tau kapan mereka akan kembali.” Jelas Kunikida.

“Kemana seragamku?”

“Ada di atas mejamu di kantor.” Kata Kunikida. “Baguslah.” Resia mengangguk. “Kau merencanakan apa, hah?” Tanya Kunikida, sambil menahan Resia. “Menyusul Dazai. Kenapa?” Tanya Resia balik. “Itu berbahaya, kau tidak tau bahaya apa yang akan kau hadapi nanti di Tokyo.” Kata Kunikida, mencoba mengubah pikiran Resia. “Aku tau…” Resia mengangguk. “Lagi pula, kau baru saja bangun dari koma!”

“Mau aku baru bangun dari koma, ataupun baru bangun dari kematian, tak akan menghalangiku, camkan itu baik-baik… Kunikida.” Kata Resia dengan tegas sambil menunjuk dada Kunikida. Resia berbalik badan dan berjalan menuju kantornya.

“Loh RESIA-CHAN SUDAH BANGUN??!” Teriak Kenji. “Hoho, sudah ku prediksi hari ini kau akan bangun dari tidurmu.” Senyum Ranpo dengan puas sambil ngemil ciki. “Ya, terserah.” Kata Resia dengan monoton, ia mengambil seragamnya dan kembali ke ruang klinik. Resia menutup tirainya di sekitar ranjang.

Saat ganti baju, Resia tidak melihat 1 bekas luka pun. “Aku yakin bekas robekan itu bakal meninggalkan bekas luka yang mengerikan…” Gumam Resia, sambil mengenakan seragamnya. Ia mengambil tasnya dibawah ranjangnya dan mengecek semua barang di dalamnya. “Yak… Aku akan kembali ke Tokyo…” Gumam Resia.

Ia pergi meninggalkan ruang klinik, ia mampir ke kantor. “Aku akan ke Tokyo untuk menyusul Dazai.” Kata Resia. “Apa?! Kau ngapain ke Tokyo? Tenang, Dazai-san dan Atsushi-kun bisa pulang sendiri kok, enggak kayak Ranpo-san.” Kata Kenji. “Ya, aku tau itu…” Kata Resia, lalu pergi ke lantai bawah. Ia naik taxi untuk ke rumah Kyuu.

Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang