Chapter 9

230 33 5
                                    


“Ini… Tidak sesuai rencana…” Kata Dazai. “Abilityku… Tidak stabil…” gerutu Resia. “Kalau gitu… Larilah!” Teriak Dazai. Resia dengan bingung sambil celingak-celinguk kayak orang apaan aja.

“Kau tidak akan bisa selama ada aku…” Akutagawa menggunakan abilitynya untuk menangkap Resia, Resia yang hanya bisa mengandalkan ability buffnya, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan sama sekali tidak berguna.

“Lepaskan dia!” Dazai mencoba bangkit berdiri, tapi semua ototnya lemas seperti ubur-ubur (???).

Lalu sebuah gurita raksasa muncul dari permukaan. Seorang wanita berbaju gothic ikut muncul dari permukaan air, berdiri di atas tentakel gurita. “Ohoho… Aku menemukanmu… Resia-chan~” Senyum wanita itu. “Cepat sekali guild itu melacaknya…” geram Akutagawa. “Rashoumon!”

Tapi sepertinya ability Akutagawa tidak berefek kepada gurita itu. “Hoho~ Darling-ku ini anti-ability… Ia tidak akan terluka, selama ada aku yang mengendalikannya.” Senyum wanita itu. “Hm… seperti abilityku…” Gumam Dazai. “Akan ku ambil hadiah utamanya!” Gurita itu segera menangkap Resia, tapi di sekitar tubuh Resia sudah ada Rashoumon yang membekukan gerakannya. “heh, kau tidak akan bisa mendapatkannya.” Kata Akutagawa. “Heh. Lepaskan! Dia milik kami dari awal.” Geram wanita itu.

“Kata siapa? Kami duluan. Port Mafia selalu mendapat apa yang boss kami minta.” Kata Akutagawa. “Bocah sepertimu tak pantas mendapat ability buatan. Alat-alat kami sangatlah canggih, dibuat oleh Guild Captain kami sendiri… Ia sangatlah jenius. Kami sebagai pengikutnya sangat mengagumi Guild Captain.” Kata wanita itu. “Ku tidak peduli se-pintar apapun boss kalian. Ingat itu.”

“Bisa kah kalian berhenti berantem?”

“DIAM!”

“… Oke…”

“Darling! Serang dia! Kita harus mendapatkan Resia!” perintah wanita itu. Gurita itu segera mendekatkan dirinya dengan Akutagawa. “Akh! Aku tidak bisa membiarkan sebuah hidangan seafood mengalahkanku!”

Rashoumon: Agito!

Ability-nya sempat mendorong gurita itu menjauh. “Darling! Are you okay? Aku akan menghancurkan kau!” Geram Wanita itu sambil menarik sebuah kapak dari bawah baju gothic hitam putihnya. “I-Ia menyimpan kapak dibawah bajunya…?” Resia pun heran.

“Minggir!” Wanita itu memotong Rashoumon yang melilit Resia. Dengan sigap ia melempar Resia ke arah guritanya. “RESIA!!!”

“Resia adalah milik Botolnus… Dadahhh~” Wanita itu tersenyum sinis. Wanita itu membuat gelembung besar sekitarnya. “Tenang, tak akan ada air tembus gelembung ini… Oh ya, namaku adalah Madame Esturia. Kau bisa panggil aku Daria.” Senyum wanita itu. Resia hanya terdiam dan bingung. Tapi ia ingat kalau ia menyimpan beberapa pisau di beberapa tempat. ‘Aku bisa menyusup ke ruang inti dan hancurkan semuanya disitu… Biar mereka tidak punya markas lagi! Pintar sekali…’ Resia hanya memasang tatapan kosong.

Gurita itu membawa mereka ke kapal selam yang sudah lapuk dan hancur. “disinilah markas kami!”

Gurita itu menyelip masuk dan ternyata ada sebuah markas besar berbentuk botol M*zone dibawah kapal selam lapuk itu. “a-apa…”

Semua terlihat sangat modern. Tak mungkin ada seseorang mengira ada sesuatu yang lebih hebat dibaliknya. Gurita itu mendarat di sebuah lingkaran dan perlahan terbentuk dinding, mengurung mereka semua. Perlahan airnya terkuras dan Daria bisa meledakkan gelembung itu. “Ayo.” Daria menarik rambut Resia. “Akh! Hei! Bisakah kau tarik aku dengan cara yang lebih manusiawi?!” protes Reisa. “Diamlah, karena sebentar lagi kau akan menjadi mayat. Hanya tulang dan kulit.” Kata Daria dengan tatapan yang sinis.

Resia hanya terdiam, tapi dalam lubuk hatinya, ia sangat kesal dan ingin menembaknya dengan sebuah pistol. Mereka memasuki lift dan turun ke lantai yang paling bawah. “Boss akan senang bertemu denganmu…” Kata Daria. Daria menendang pintunya dan pintunya jatuh begitu saja. “Sweetheart!~ Aku dapat yang kau minta!~” Senyum Daria sambil menggeret Resia.

Ada sebuah kursi besar menghadap ke sebuah akuarium penuh dengan ikan-ikan yang berbahaya, terlihat ada beberapa tengkorak dan tulang belulang menghias dasar akuarium. “Tak butuh energi yang besar untuk menangkapnya. Ia sangatlah lemah, seperti rumput laut peliharaanmu, boss.”

Kursi itu berputar dan terlihat seorang wanita dewasa yang cantik. “Baguslah.” Ia tersenyum sinis. “Aku Levina. BIBI-MU.”

“A… Apa?!”

“Ya. Aku adalah adik dari ayahmu yang bodoh itu! Aku dulu adalah perempuan yang amat disayanginya… Setelah ia bertemu dengan ibumu dan memilikimu… AKU DI LANTARKAN BEGITU SAJA OLEHNYA!!!” Levina tiba-tiba saja memaki-maki Resia yang terlihat sangat bingung. “Jelas saja karena aku adalah anaknya! Aku juga tidak tau kenapa ayahku memilihku untuk mendapat ability buatan ini!” Seru Resia, membela dirinya. “BOHONG! Kau pasti tau alasannya… Tak mungkin kau tidak tau…” Geram Levina menarik kerahnya dan mengangkatnya. “Kau macam-macam denganku… Kau akan menjadi makan malam ikan-ikanku…” Levina melemparnya kembali ke lantai.

Kepalanya menghantam lantainya duluan. “Kurung dia. Akan butuh sekitar 3 jam untuk mempersiapkan semua alat. Kau pastikan sel penjaranya sangat kuat dan tidak akan bisa di buka oleh siapapun kecuali diriku…” Kata Levina. “Baiklah…” Daira mengangguk. Daira kembali menggeret Resia sampai ke sebuah ruangan terpencil di lantai bawah. “Inilah kamarmu selama 3 jam. Semoga kau betah.” Daira mengunci pintu selnya.

“Selamat menikmati jam-jam terakhirmu disini.” Daira meninggalkan selnya. Resia hanya duduk terdiam, sambil menahan rasa sakit yang ada di sekitar kepalanya. “Papa… Mama… Maafkan Resia… Resia tidak bisa jaga diriku sendiri…”

Btw ini fanfic bentar lagi end loh~
Bakal apdet klo ini fanfic dapet total 50 votes!
#maksa

Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang