Chapter 1

517 56 1
                                    

Resia berbalik dan melihat Dazai tersenyum di luar jendela kos-kosan Resia. Muka Resia tiba-tiba berubah menjadi pahit. “Manusia rendahan… Kau ngapain kesini? Lebih pentingnya lagi, kau menguntitku?” Tanya Resia. “Secara jujur… Ya aku menguntitmu.” Kata Dazai dengan bangga.

“Hoi… Gak ada yang dibanggakan dengan menguntit seseorang…”

“Sepertinya aku punya pekerjaan yang menarik untukmu, Resia-san!” Seru Dazai. “Oh ya, pekerjaan apa itu?” Tanya Resia, tidak terlalu tertarik. “Tidak bisa dikasih tau!” Senyum Dazai. “Sebenarnya kamu itu niat gak sih ngasih pekerjaan? Atau jangan-jangan kau hanya membohongiku? Ya kan?”

“Tidak begituu! Nee, Reisa-san, gimana kalau kau ikut aku saja? Kuantarkan ke tempat pekerjaan itu. Tapi ada tes masuknya loh.” Kata Dazai.

Resia menghela napas panjang. “Aku sih tidak masalah jika ada semacam tes masuk, tapi ku tidak bodoh. Mempercayai manusia rendahan yang baru ditemui itu tindakan yang bodoh.” Kata Resia.

“Yah sudahlah… Kalau kau mau seperti itu selamanya.” Dazai menghela napas panjang. Dan meninggalkan jendela Resia. ‘tadi itu kesempatanmu Resia!!’ batin Resia sambil menggenggam erat beberapa surat di tangannya. ‘It’s now or never…’

“TUNGGU! DAZAI!”

Dazai menyeringai sambil berbalik. “Aku… Aku terima tawaranmu.” Kata Resia dengan tegas. “Sudah ku prediksi… Ayo! Kutinggal loh!” Seru Dazai sambil lari. Resia menghela napas sambil mengambil tas dan sepatunya. Ia mengunci kamarnya dari dalam dan lompat keluar dari jendelanya. Dan Dazai melihat aksinya itu.

“Sebenarnya kita mau kemana?” Tanya Resia, mengejar Dazai sambil memakai sepatu haknya. “Ke tempat kerjamu!” Senyum Dazai.

Mereka sampai ke sebuah gedung. “Yak disini!” Kata Dazai sambil membuka pintunya. “Kantor apaan ini?” Tanya Resia. Tiba-tiba, terdengar suara teriakan seorang gadis. “DAZAI-SAN!!”

Atsushi lari dari tangga, dan mukanya terlihat panik. “Ada seseorang yang menaruh bom di lantai 4!”

Dazai mulai bergegas ke lantai atas. Resia terdiam disitu dan berbalik badan. “Hei! Mau kemana kau!”

“Pulang! Perusahaan macam apa sampai bisa di terror…” Kata Resia. Dazai menghela napas dan menarik tangan Resia dan menggeretnya ke tangga. ‘Tangannya… Yang kurasakan… Hanya kehangatan perbannya.’ Batin Resia.

Saat mereka sampai di lantai 4, mereka diam-diam masuk ke ruangan. “MANA BOS KALIAN! KUINGIN MELIHAT BOS KALIAN!” Teriak seorang lelaki dengan rambut orange. Disebelahnya terdapat bom besar. Ia juga sepertinya telah menangkap seorang gadis yang menangis tersedu-sedu. “Gawat…” Bisik Dazai.

“Seorang… Gadis…?” Gerutu Resia. “Ya, kita harus memikirkan— Hei! Mau kemana?!” Bisik Dazai dengan wajah panik. Resia mendekati pria itu. Muka pria itu mulai gelisah. “Apa maumu, nona? Ku ingin melihat bosmu, bukan dirimu!” Geram pria itu. “Memakai seorang gadis sekolah yang tidak berdosa sebagai semacam ancaman… Sungguh rendah…” kata Resia.

Ability: Bow Down

Resia membunyikan jarinya. Semuanya tampak biasa saja. Tiba-tiba pria itu terjatuh lemas. “H-hei! A-a-a-apaan ini?!” Lelaki itu teriak. “Aku menggunakan kekuatanku untuk melumpuhkan. Yah, memang kekuatanku tidak membunuhmu, tapi tentu akan memudahkan dirimu untuk dibunuh…” Kata Resia.

Lelaki itu masih sempat saja untuk menekan tombol di tangannya. Bomnya aktif dan akan meledak 30 detik kedepan. “Gawat! BOMNYA!” Teriak Dazai. Resia dengan sigap mengutak-atik bomnya, ia memutuskan beberapa kabel tertentu pada bomnya. Dan bomnya mati sebelum detik ke- 5.

Resia menghela napas dan membiarkan jantungnya berdetak seperti normal.

Tepukan tangan terdengar dari belakang. Resia berbalik badan dan melihat Dazai yang bertepuk tangan. “Selamat! Kau lolos tes masuknya!” Senyum Dazai. “Tes masuk?... Jadi ini pekerjaannya?” Tanya Resia, bengong, sedang memproses apa yang terjadi barusan. “Betul!” Seru Dazai dengan bahagia.

“Pak Presdir!”

“Jadi… Ini orang yang kau bahas, Dazai?”

“Betul. Ini orangnya! Terlihat seperti pasangan bunuh diri ganda yang sempurna kan?”

“Yukichi-san, apakah kau akan menerima Resia-san disini? Dia sangat sigap dan cepat dalam menangani bom dan penjahat, lebih lagi, dia memiliki kekuatan semacam buff!” Kata Atsushi.

“Kupercayakan pada Dazai, toh, dia yang menyarankan ide ini.”

Atsushi terlihat sangat senang mendengar itu dari mulut Presdir Armed Detective Agency.

“Selamat datang di Armed Detective Agency!”

Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang