Chapter 2

460 48 33
                                    


“… Hah?...”

“Tunggu… Tunggu… Jadi ku diterima disini… Tapi perusahaan apaan ini? Berpura-pura menjadi detektif?” Tanya Resia. “Tidak… Kau akan bertugas untuk menyelesaikan beberapa kasus yang akan diterima. Dan menjadi detektif sungguhan seperti kami!~” Senyum Dazai. “Kami sangat senang kau diterima!” Senyum Atsushi. “Maaf… Apa kau bisa sembuhkan aku…?” “Biarkan aku yang sembuhkan Onii-sama!~”

Sepertinya mereka kelupaan seseorang…

Mereka berbalik dan melihat pria yang berambut orens. “Ohohoho! Dia adalah Tanizaki Junichirou. Dia adalah salah satu anggota disini. Nah itu adiknya, Naomi Junichirou.” Jelas Dazai. “Oh ya! Maafkan kelancanganku…” Resia membunyikan jarinya sekali lagi dan Tanizaki sudah tidak lumpuh lagi.

“Ada apaan ini…?”

Mereka berbalik dan melihat seorang pria berkacamata dan bermuka jutek. “Nah, yang itu Kunikida Doppo! Dia juga adalah anggota.” Jelas Dazai. “Kita mendapatkan teman baru, Kunikida-san!” Senyum Atsushi.

“Atsushi-kun… Kau daritadi sangat ceria sejak Resia-san diterima disini…” Kata Dazai dengan curiga. “Tentu saja!!” Atsushi mengangguk. Sepertinya Atsushi terlalu polos untuk mengerti.

“Anggota baru ya… Kebetulan kita punya kasus baru…” Kata Kunikida sambil membetulkan kacamatanya. “Kasus apa itu, Kunikida-kun?” Tanya Dazai.

“Idol terkenal di Tokushima, Sukurinshotto, alias Sukurin, managernya meninggal pada saat konsernya selesai. Ia meninggal di backstage. Itu kata salah satu staff berwenangnya. Karena Ranpo-san ada urusan di Osaka, kita perlu Dazai untuk ini, tapi sepertinya Dazai terlalu bodoh untuk tugas ini. Resia-chan, kau bersama Atsushi saja. Ku ada banyak hal yang harus diselesaikan hari ini. Aku sangat sibuk. Dazai, kau juga…” Kata Kunikida sambil berjalan ke mejanya dan langsung membuka laptopnya.

“Resia-san, apa kau punya pengalaman memecahkan misteri?” Tanya Dazai. “Eh… tidak…” Resia menggelengkan kepalanya. “Oh, baiklah.” Kata Dazai. “Ayo, Resia-san.” Kata Atsushi setelah melihat-lihat dokumen Kunikida tentang kasusnya itu. Resia menghela napas panjang dan mengikuti Atsushi.

“Sepertinya kau mendapatkan tes masuk yang persis denganku, Resia-san…” Senyum Atsushi. “Oh ya? Kupikir itu menyedihkan…” Kata Resia. “Ya, tapi kau menyelesaikannya sangat berbeda dariku. Meski kau seorang wanita… Kuakui sekali kau sangat hebat, Resia-san.”

“Yah, mungkin ini beginner’s luck….” Kata Resia. Setelah beberapa puluh menit berbincang ringan dengan Atsushi sambil jalan, mereka sampai di lokasi pembunuhan. Masih ada banyak polisi militer yang berjaga di area kejadian, dan mayatnya pun belum sama sekali disentuh.

Atsushi berlutut didekat sebuah mayat laki-laki tua. “Detektif-sama… Apakah kau bisa menemukan pembunuhnya?” Tanya seorang gadis cantik. Sepertinya dia idol-nya, Sukurinshotto. “Ehm… Belum tentu, tapi akan kami usahakan!” Kata Atsushi. Seharusnya Kunikida suruh Dazai ikut daripada membawa seorang weretiger dalam kasus pembunuhan.

“hmm… Sepertinya aku sangat tidak berguna dalam kasus seperti ini…” Atsushi menghela napas. Ia mengeluarkan hp-nya dan menelpon Dazai.

Tiba-tiba, sesuatu menyerang mereka. “KYAAAAA!!!”

“Apaan ini…?!” Resia mulai panik. Ia menarik tangan Sukurin dan siap mengeluarkan abilitynya. “Tunggu… Akutagawa?!”

“A-Akuta… Gawang? Apa itu??”

Terdengar seperti orang batuk, seorang pria muncul dari asap-asap sekitar. Para polisi militer betindak didepan, menjaga Atsushi, Resia dan Sukurin. “heh. Bocah macan….”

“S-Siapa itu…”

“Kau belum kapok juga ya?” Tanya Atsushi, mukanya penuh dengan amarah. “Cih, ku tidak mengincarmu. Tapi dia.” Akutagawa nunjuk ke arah Resia dan Sukurin. “Mori-san menginginkan dia.” Kata Akutagawa. “Oh, dengan senang hati!~ per jam-nya itu hanya 120.000.000 yen—“ “Bukan kau, tapi DIA.”

“Aku…?” Tanya Resia, sambil melepaskan genggamannya. “Kau harus melawanku dulu jika kau ingin Resia-san! Tapi meskipun kau bisa melawanku, ku tidak akan membiarkan kau mendapatkan Resia-san…” Kata Atsushi.

Ability: Bow Down.

Resia membunyikan jarinya. Akutagawa tiba-tiba lumpuh dan jatuh kebawah. Ya, masa jatuh ke atas.

“ukh… Benar kata Mori-san… Kau bisa saja melumpuhkan tubuhku, tapi kumasih bisa gunakan abilityku!”

Rashoumon: Agito!

“a-a-apa?!” Resia terkejut dengan serangan tiba-tiba itu dari Akutagawa. Resia hanya bisa melindungi dirinya dengan lengannya dan memejamkan matanya. “KYAAAAAA!!!!!!!”

“haai—haii—“

Setelah beberapa detik, ia tidak merasakan apa yang seharusnya ia rasakan. Resia hanya merasakan sesuatu yang hangat menyentuh tubuhnya. Resia membuka matanya dan… melihat Dazai, sedang memeluknya dengan 1 tangan. “Ini sangat menyedihkan, Akutagawa-kun… Menyerang seorang wanita yang lemah. AMAT SANGAT lemah…” Kata Dazai.

“o-oi… itu sedikit menyindirku…”

“Dazai-san… mengapa kau selalu menggagalkan semua rencanaku…” Akutagawa menghela napasnya dan bangkit berdiri. “e-eh… Kau seharusnya masih lumpuh sebelum aku mengangkat buffnya!” Kata Resia dengan heran. Lalu, Dazai menepuk pundaknya. “Semua orang yang memiliki ability, akan dibatalkan jika tersentuh olehku, Resia-chan.” Senyum Dazai.

“Pertama, kau ingin menangkap Atsushi-kun, sekarang, kau ingin menangkap Resia-chan… Apa kau punya kesukaan tertentu pada pendatang baru di Armed Detective Agency?” Tanya Dazai. “Tentu tidak!”

“Ku hanya menjalankan tugas dari Mori-san…” Akutagawa membersihkan debu yang tidak nyata dari pundaknya sendiri. “ehh? Mori-san? Dia punya urusan apa dengan Resia-chan? Apa Elise-chan tidak cukup untuknya?? Hmmm…. Aku perlu Ranpo-san untuk memecahkan misteri ini….”

“o-oi…”

“hmph… Aku pamit dulu… Tapi gadis itu pasti akan menjadi milik Port Mafia, dan menjadi anggota Port Mafia.” Gerutu Akutagawa sebelum ia melarikan diri, entah kemana, entah bagaimana.

“T-Terima kasih, Dazai… Mungkin tanpamu…. Aku tidak akan berada disini… bernapas dan hidup.” Kata Resia. “aha, itu adalah salah satu tugasku di Armed Detective Agency! Melindungi sesama anggota untuk diajak bunuh diri ganda!” Senyum Dazai. “Pengecualian… Aku tidak mau bunuh diri ganda denganmu, Dazai…” Tolak Resia. “Kalau begitu… denganmu saja, wahai nona syantique.” Dazai dengan lembut memegang tangan Sukurin.

“Tentu saja, Detektif-sama!~ hanya 120.000.000 yen per jam!”

“…”

“Bagaimana? Kita akan janjian kapan?”

“Tidak jadi deh… Nanti aku tidak bisa membeli buku Panduan Bunuh Diri Lengkap jilid ke-2…”

“Aku… benar-benar tidak berguna…” Kata Atsushi, sambil jatuh ke lututnya. “Tidak berguna bagaimana, Atushi...? Membelikanku waktu untuk tidak terbunuh sudah cukup kok. Memang harus kuakui, kau memang sungguh tidak berguna dalam kasus ini….” Kata Resia.

Jleb…

“Atsushi-kun… Bagaimana bisa kau mendapatkan seorang wanita untuk melakukan bunuh diri ganda denganmu? Aku bisa saja mendapatkan semua wanita di dunia ini jika aku mau…”

Jleb!

“Tak akan ada wanita yang mau mendekati pria lemah sepertimu, Detektif-sama… bahkan seorang gelandangan pun tidak mau.”

JLEB!

“S-S-sudah… cukup… A-aku mengerti…”

“Baguslah kalau kau mengerti, Atsushi/ Atsushi-kun/ Detektif-sama.” Kata mereka bertiga serentak.

Maapkan ane, Atsushi-kun...

Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang