-?????-
Aku…
Ini dimana…?
Semua terlihat hanya putih… Aku membuka mataku… Yak… Semuanya memang putih… tidak ada apa-apa… Apa aku sudah mati? Atau sudah ada di depan pintu kematian? Aku tidak melihat pintu… Qtaupun tanda-tanda lainnya. Hanya kosong, dan hampa.
“Resia!”
Aku berbalik, ada seorang pria dan seorang wanita tak jauh dariku. Aku merasa pernah bertemu dengannya… “Resia!” mereka memanggilku lagi… Siapa sih mereka? Aku mencoba untuk bertanya… Tapi sepertinya mulutku tidak mau membuka. Tertutup rapat, tidak ada suara yang keluar. “Resia-ku sayang… Kemari… Bersama papa dan mama…”
Papa… Mama…? Mereka orangtua ku…?
“Ayolah nak, semua orang dari keluarga Kawanaki menantikanmu… Kau tidak akan tersiksa lagi di dunia yang kejam itu… Papa mengerti…”
Dunia yang kejam… Memang kata yang tepat untuk mendeskripsikannya. Tapi apa benar aku harus tega meninggalkan agensi…? Aku bahkan belum sempat membalas budi Kyuu…
“Resia anakku… Mama tau ini akan berat untukmu untuk meninggalkan teman-temanmu… Tapi kau kan bisa membuat banyak teman bersama papa dan mama! Kau tidak akan lagi kesepian…”
Dazai… Yosano… Kunikida… Atsushi… Aku baru saja berteman baik dengan mereka, dan sekarang aku sudah akan meninggalkan mereka? Benar-benar bukan ciri khas seorang Resia Kawanaki…
“Kau banyak mengeluh pada kami kalau dunia yang kau tinggali itu kejam, membosankan, kau bahkan tak tau apa tujuanmu disana… Kalau kau bersama kami, kau bisa bermain dengan kami, seperti waktu kau masih kecil, masih bisa papa gendong kemana-mana… Akan kami ganti semua waktu pada saat kau kesusahan dan papa mama tidak bisa di sampingmu. Bagaimana nak? Kau mau kan?”
Mau sih mau ya… Tapi ini benar-benar pilihan yang susah.
“Resia-chan!!”
Aku berbalik badan. Aku melihat Dazai di sisi lain. “Resia-chan… Tolong jangan pergi dulu…” Dazai memohon padaku, dengan tampang yang memelas. “Resia, anakku… Kau akan ikut dengan kami kan? Kalau kau bersama kami, kami jamin kau akan bahagia… Papa mama bakal menjaga kamu dengan baik.”
“Resia, ada banyak misi yang harus kita kerjakan bersama… Bersama Atsushi ataupun Kunikida… Kau mau kan melihat masa depan yang lebih damai dan tentram berkat dirimu?”
“Kau tidak perlu berusaha untuk membuat hidup lebih baik kalau kau ikut kami, Resia. Kami ingin kau ikut kami, Resia.”
“Resia, aku berjanji untuk menjagamu, aku berjanji pada Pak Presdir untuk membawamu pulang… Kau tidak mau kan melihatku, Atsushi, dan Kunikida dimarahi habis-habisan oleh Pak Presdir…?”
…
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.“RESIA!”
“RESIAAA!!!”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Aku perlahan membuka mataku. Lagi-lagi melihat ruangan putih. Ku lihat bajuku bukan seragam agensi, melainkan sebuah dress putih yang indah nan simpel. "Loh..." Seketika aku pun bingung. Lalu, ku fokus ke bawah... Ini bukanlah sebuah ruangan. Dazai, Kunikida, Atsushi, Pak Presdir, semuanya berkumpul sekeliling sebuah makam di hari yang sedang hujan. Ku perhatikan baik-baik nama yang ada di batu nisan itu.
Resia Kawanaki
...
"Begitu ya... Aku... Mati..." Kataku dengan pelan dan pasrah. Ku perhatikan mereka semua.
"RESIA-SAN TAK MUNGKIN MATI!!" Teriak Atsushi. "RESIA-SAN MASIH HIDUP! BERHENTILAH BERCANDA!!" Atsushi terlihat begitu marah, bukanlah Atsushi yang biasa ku temui di agensi... "Atsushi! Tenangkanlah dirimu!" Bentak Yosano, matanya merah membengkak. Dazai menghampiri Atsushi yang tengah memberontak. Ku merasa kasihan dengan bocah itu... Dazai langsung menarik kerah Atsushi dan meninju muka Atsushi, tepat di depan makamku sambil diguyur hujan.
"Berhenti bersikap seperti bocah, meskipun kau memang bocah... Resia-chan tak kan suka melihatmu seperti ini." Kata Dazai sambil mendorong Atsushi. "Resia... Kau tau? Kami semua sangat menyayangimu sepenuh hati, terutama diriku yang sekarang kesepian tanpamu." Kata Dazai di depan makamku... "Dan kau tau? Kau itu sangat BODOH."
Sontak membuatku kaget. "Kau kan sudah berjanji untuk bunuh diri ganda denganku... Dan kenapa kau sudah duluan? Kenapa kau tidak menungguku? Kenapa kau tidak menunggu kiamat saja? Biar kita semua mati bersama."
"Resia-ku yang amat kucinta, kau membuat manusia yang bernama... Mumi bodoh ini merasa kesepian yang gak bisa diungkapkan, meski seharusnya bisa..."
"Resia-chan... Apa kau tidak kasihan pada kami? Kami harus kehilangan salah satu anggota agensi... Salah satu keluarga... Dan aku kehilangan salah satu alasanku untuk hidup. Kau tau? Kau telah membuatku bersemangat untuk hidup, bersemangat untuk menjagamu dan membuatmu bahagia. Apapun akan kulakukan untuk itu."
"HENTIKAN BODOH! RESIA TAK AKAN SUKA KALAU KAU BERKATA SEPERTI ITU!" Kunukida sontak mencekek Dazai. "Tapi aku ini berkata sesuai yang ada di lubuk hatiku yang terdalam... Biarkan aku sampaikan kesan-kesan terakhirku untuk Resia-ku." Kata Dazai dengan monoton.
Kunikida pun berbalik ke Pak Presdir.
Dengan muka yang tidak puasnya itu, ia melepaskan cekekkannya.
"Resia-chan itu sangatlah dingin, terkadang bodoh dan nekat. Ia juga selalu membohongi dirinya sendiri. Dan terlihat jelas kebosanannya terhadap hidupnya sendiri. Ia wanita yang unik... Dan sangat kuat. Tapi karena ia bodoh, dia malah menyusul ayah ibunya di atas sana... Toh Resia berharap untuk bertemu orangtuanya... Jadi pastilah ia sangat senang di sana... Ia tak perlu merasa bosan lagi, ataupun terjepit di antara berbagai macam bahaya dan masalah."
"Resia, Rest in Peace..."
Tidak... Aku tidak suka ini.... Aku ingin bersama kalian... Aku perlahan meneteskan air mata, bersama dengan mereka yang kehilangan sosok Resia Kawanaki. Aku ingin bersama kalian... Aku ingin melangkah ke masa depan bersama-sama kalian...
Aku tidak mau ending yang seperti ini...
THIS IS THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)
Fanfic[COMPLETED] #7 in indofanfic (8 Juli 2018) #2 in osamu (22 Juli 2018) #3 dazaixreader (29 Agustus 2018) wait, what-- #6 in xoc (15 September 2018) Cerita ini di dedikasikan kepada teman" ane... Siapa sangka seseorang yang bosan dengan hidup dapat me...