Resia terbangun karena kepalanya sakit. “Dimana… Lagi ini…?”
“Oh, Resia… Sudah bangun?” Tanya Yosano, yang duduk di kursi di samping Resia. “Yah… Begitu lah…” Kata Resia. “Kau tidur cukup lama ya.” Kata Yosano, bangkit dari tempat duduknya. “Oh, ya… Dazai ingin berbicara denganmu.” Kata Yosano. “Dazai…?”
‘… Lebih rendah daripada hewan.’ Kata-kata itu terngiang-ngiang di kepala Resia.
“Tidak… Aku tidak ingin bertemu dengannya…” Resia menolak. “Ini penting.” Kata Yosano, sambil berbalik badan, meninggalkan ruangan. Resia dengan panik mencari cara untuk tidak bertemu, bahkan melihat ataupun mendengar Dazai. Tadinya Resia mempunyai suatu rasa yang khusus untuk Dazai, sekarang ia membenci Dazai. Ia memasang benteng Takeshi di hatinya, tidak mau membiarkan Dazai masuk.
Resia menutup dirinya dengan selimut dan menunggu.
“Aku tau kamu sudah bangun, Resia.”
“Pergi!!”
“Ini penting, Resia.”
“Aku tidak peduli. Pergi! Aku muak denganmu, Dazai!”
“Sekarang aku tanya… Apa tujuan hidupmu?” Tanya Dazai. “Dari kemaren tanya itu terus!” Resia mengamuk dan melempar selimutnya. “Ya, aku tau. Sekarang jawablah.”
“Menjalankan hidupku! Itu tujuan hidupku.” Kata Resia. “Ho? Itu saja?” Tanya Dazai, menyeringai. “Y-ya… Itu saja.” Resia mengangguk. “Tapi… Aku dengar dari Yosano-san… Kau… Suka denganku?~” Tanya Dazai dengan muka yang seperti om-om pedo. (Maap Dazaeh)
“H-h-hah?!” Muka Resia mulai memerah. “Ya! Sebelum kau bangun, Yosano-san memberitahuku. Pantes aja waktu pesta malam itu dasiku beda sendiri, dan malah kompak dengan dressmu! Tapi sebenarnya sudah ku prediksi sebelum kita berangkat ke gedung pesta.” Jelas Dazai.
“T-t-tunggu dulu… K-kau salah paham…” Kata Resia, berusaha sekeras mungkin untuk menyembunyikan kenyataannya. “Salah paham gimana? Jelas-jelas kau sedang mabuk cinta denganku kan? Ayo, kita bunuh diri ganda dibawah pohon sakura!~” Ajak Dazai.
“… Ha…?”
“Ya! Romantis kan, bunuh diri ganda di bawah pohon sakura?”
“Ya… Tapi—“
“Ini adalah impianku selama ini!~”
“Dazai—“
“Yap! Benar-benar akan terwujud!”
“Dazai. Berhentilah ikut-ikutan jadi tsundere kayak Resia. Aku tau kamu juga suka sama Resia.” Kata Yosano di belakang, tidak suka dengan situasinya. “eh, Yosano-san?”
“Y-Yosano… San…”
“hohoho!~ Cinta anak muda!” Yosano tertawa dengan geli. Situasinya menjadi canggung. “D-Dazai… Apa itu…”
“Ya… Apa yang dikatakan Yosano-san… Benar. Itu semua benar.” Dazai menghela napas. “Tapi… Kemaren kau sangat jahat denganku!” Kata Resia, sedikit menaikkan nadanya. “Oh, itu kemaren aku hanya akting, untuk membantumu menemukan tujuan hidupmu. Dan sepertinya berhasil. Aku sebenarnya tidak ingin mengatakan itu semua padamu, Resia-chan. Karena kau diincar 2 pihak, aku tidak punya pilihan lain.”
Resia menepuk keningnya. “Dazai… Kau benar-benar…”
“Tampan?” Dengan amat sangat pede Dazai mengatakan itu.
“…”
“Yah, benar kan? Aku tamvan.”
“Ya… Tidak juga sih.” Kata Yosano. “Sudahlah, kalian jadian saja. Aku lelah melihat kalian berdua canggung seperti ini… Resia pengen kasih kode tapi gabisa, Dazai gak peka… Sudah sudahlah.” Yosano mengehela napas. Sungguh lelah dengan pasangan hopeless itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)
Fanfiction[COMPLETED] #7 in indofanfic (8 Juli 2018) #2 in osamu (22 Juli 2018) #3 dazaixreader (29 Agustus 2018) wait, what-- #6 in xoc (15 September 2018) Cerita ini di dedikasikan kepada teman" ane... Siapa sangka seseorang yang bosan dengan hidup dapat me...