Chapter 8

217 29 8
                                    

-AGENSI-

“Misi selesai! Tinggal menunggu hal selanjutnya.” Kunikida mengetik di laptopnya. “Kalian, ke basement! Tetaplah disana sampai Ranpo memberitahumu! Yosano, ikutlah dengan mereka. Sisanya berjaga di agensi denganku. Yang mereka incar adalah Resia, bukan diriku.“Kata Yukichi. “Baik, Pak Presdir!” Kata mereka semua serentak.

Resia, Dazai, dan Yosano bergegas ke basement. “Kau dihargai 20 juta ¥ loh tadi, lebih malahan.” Kata Yosano. “Eh?!” Resia kaget. “Karena kau milikku, berarti aku jadi holkay!~” Dazai memeluknya dari belakang. “Apa?! T-Tunggu! Mereka ingin membeliku??!”

“Ya… Mereka ingin memperbanyak ability buatanmu… Mereka menginginkanmu sebelum Port Mafia mendahului.” Kata Yosano. “Tapi tenang, di basement, semuanya akan baik-baik saja.” Jelas Yosano.

“YOSANO!!”

Yosano kaget setelah ia mendengar teriakan Atsushi. Yosano siap dengan pisau raksasanya. Dazai spontan memeluk Resia dengan kencang. “Kau akan aman di pelukanku, Resia…” Kata Dazai. Kali ini mukanya serius. Resia belum pernah melihat Dazai dengan ekspresi serius seperti ini.

Lalu atap basement runtuh dan ada sesuatu yang jatuh dengan keras ke lantai. “Apa itu?...” Yosano mengibaskan tangannya untuk menghindar dari debu.

“AHAHAHAHAHAHAH mereka lemah sekali!”

Yosano kaget melihat pelakunya. Ternyata yang semalam membantu seorang wanita kabur dari acara pesta dansa. Yoshinoya.

“Kau tiba-tiba berubah karakter… Apa-apaan itu…?” Tanya Yosano. “Itu MY ABILITY!!! AKU BISA MENGUBAH KARAKTERKU! Dan akan mempengaruhi skillku!” Teriak Yoshinoya. “Sekarang aku adalah seorang petinju handal! Sebuah sentil dariku bisa menghancurkanmu…” Yoshinoya menyeringai.

“Oh ya? Aku tidak percaya…” Yosano mencoba menyembunyikan rasa takutnya. ‘Kalau begitu… Pak Presdir tumbang olehnya?!’ pikir Yosano.

“Sudahlah… Kita akhiri main-mainnya! Serahkan wanita itu!” Yoshinoya menunjuk Resia yang ada di pelukan Dazai. “Siapa cepat dia dapat, dan aku yang mendapatkannya! Terlebih lagi… Aku telah mendapatkan hatinya!” Dazai menggendong Resia dan kabur seketika. “HEI!” Yoshinoya segera mengejarnya, tapi ditahan oleh pisau Yosano yang berhasil tembus tangannya.

“Kau akan kalah dengan sebuah benda mati…” Yosano menyeringai.

Sementara itu…

“Dazai! Turunkan aku! Aku bisa saja melumpuhkannya!! Aku gak sudi meninggalkan Yosano-san begitu saja!” Resia merontak di gendongan Dazai. “Resia! Pahami situasinya! Gimana kalau abilitymu itu tidak berefek dengannya? Apa tidak berfikir kalau kau bisa sekejap dibawa kabur entah kemana?! Yosano-san itu kuat!”

“Aku bisa melawannya! Dazai!”

“DIAMLAH!”

Seketika itu membuat Resia diam dan sedikit menggetar. Resia belum pernah, sama sekali melihat Dazai marah seperti itu. Dan Resia yakin ia akan menangis jika situasinya tidak seperti ini.

“HEI! KEMARILAH DAN BERIKAN RESIA KEPADAKU!!!”

“Yosano-san pun tumbang?!” Dazai berlari lebih cepat, ia merasa tanahnya bergetar. “Y-Yosano…” muka Resia pun pucat. Kalau saja dia serahkan saja dirinya, mungkin Yosano dan yang lainnya tidak akan terluka.

Mereka pun sampai di sebuah garasi. Terlihat ada motor H*rley Dav*dson terparkir disitu. “Kau bisa bawa motor kan?” Tanya Dazai sambil menurunkan Resia. Ia langsung menggeratak meja yang ada di pojokan. “B-bisa…” Resia mengangguk, tubuhnya merasa tidak enak dan mengeluarkan keringat dingin. “Baguslah… Cepat kabur dari sini, pergi kemanapun yang kau pikir aman, JANGAN ke kantor polisi…” Kata Dazai sambil menyodorkan kunci motor padanya.

Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang