Mereka menyerahkan Resia ke Yosano, dan Resia sadar di pagi hari. Segar seperti semula.Mereka pun mengadakan sebuah rapat kecil untuk segera menangkap wanita yang menyerang mereka-terutama Dazai- semalam. “Nah, yang sangat kuingin tahu… Kenapa abilitymu berpengaruh padaku? Seharusnya tidak loh…” Kata Dazai. “Bukannya ability sekuat apapun tidak akan berpengaruh padamu?” Tanya Kunikida, sangat penasaran.
“Ya, itu memang benar, Kunikida-kun…” Dazai mencoba berpikir.
Resia menghela napas. “Mungkin memang efek samping…”
“He?”
“Apa maksudmu, Resia?” Tanya Yosano yang ada di sampingnya. “Ya, ada sesuatu yang harus kalian tahu, yang seharusnya kuceritakan sejak dulu….” Kata Resia.
“Jadi… Aku memiliki ability tidak seperti kalian… Aku memiliki ability buatan. Karena itu, banyak orang yang mengincar ability buatanku untuk di teliti dan di perbanyak.” Katanya. “Maksudmu… Seperti Ranpo-san? Dazai juga tidak bisa membatalkannya…” Kata Atsushi, menunjuk ke Ranpo. “Oh, Ranpo-san itu berbeda. Ku hanya tidak bisa membatalkannya, bukan terpengaruh olehnya, toh itu bukan 'ability' yang bisa membunuh. Kalau tidak bisa kubatalkan, berarti bukan ability kan? Nah kalau terpengaruh… Itu yang pertama kali kurasakan.” Jelas Dazai.
“Tapi ini… Ability buatan…” Kata Resia. “Buatan atau murni, ability tetaplah ability.” Tegas Dazai.
“Abilitymu seharusnya tidak mempengaruhiku, sekuat apapun.”
“Tapi… Apa yang sebenarnya kau maksud dengan ability buatan? Jelaskan.” Kata Yukichi, sangat antusias dengan masalah ini, meski mukanya terlihat masa bodo teing.
“Jadi, orangtuaku ini masing-masing memiliki ability, seperti kalian semua… Tetapi saat aku lahir, sekitar 10 tahun, mereka sadar kalau aku tidak di anugerahi ability. Karena marga kami pada saat itu diincar, mereka harus berbuat sesuatu untuk melindungiku, karena mereka tau kalau mereka pada suatu hari akan pergi, jauh lebih awal dari yang mereka akan kira. Jadi, mereka membuat ability buatan yang pertama kali yang sukses, lalu ditanamkan di dalam jantungku dan sudah menyatu dengan jantungku. Bila ada yang menginginkan ability buatanku, maka mereka harus mengambil jantungku. Bila aku mati, maka ability buatanku akan hilang bersama nyawaku.”
“Jadi Port Mafia sebenarnya mengincar ability buatanmu?” Tanya Kunikida. “Sepertinya begitu… Tetapi mereka tidak akan bisa. Bila ability buatanku sudah berada di luar tubuhku, maka akan secara automatis di non-aktifkan. Aku tidak tau bagaimana caranya untuk mengaktifkannya. Tapi sejauh yang kutau, seiringnya waktu, ability ini bisa makin kuat atau makin lemah, tergantung bagaimana aku melatih abilityku.”
“Kenapa margamu diincar?” Tanya Kunikida. Resia terdiam dan mukanya menjadi suram. “Kubunuh kau.” Yosano melempar sebuah pena ke arah Kunikida. Kunikida menangkapnya dan menghancurnya seketika. “Lebih baik masalah keluarga tidak dibicarakan secara umum begini. Masalah keluarga semestinya dibicarakan dengan keluarganya sendiri.” Kata Yukichi, sambil sesekali meminum tehnya.
“Kalau begitu… Ku sudah mendapat laporan… Bahwa pria yang kita tangkap semalam bernama Yoshinoya itu dari sebuah Guild bernama Botolnus Guild, nama yang sungguh aneh untuk sebuah Guild yang berbahaya. Dan hanya Yoshinoya yang menolak untuk proyek mengembangkan ability buatan… Sementara itu saja, karena Yoshinoya dikatakan tidak mau menjawab pertanyaan.” Kunikida membetulkan kacamatanya.
“Kalau begitu, segera.” Kata Yukichi. “Siap, Pak Presdir.” Angguk Kunikida, meninggalkan ruang rapatnya. “Yang lainnya boleh pergi, kecuali Ranpo.” Kata Yukichi. “Hee? Tapi aku ingin mengambil cemilan…~” Keluh Ranpo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double-SUICIDE (Dazai x OC) (indo. ver)
Fanfiction[COMPLETED] #7 in indofanfic (8 Juli 2018) #2 in osamu (22 Juli 2018) #3 dazaixreader (29 Agustus 2018) wait, what-- #6 in xoc (15 September 2018) Cerita ini di dedikasikan kepada teman" ane... Siapa sangka seseorang yang bosan dengan hidup dapat me...