1. Pertemuan

314 14 2
                                    

   Suara riuh terdengar mengema di sebuah gedung. Gedung itu mengadakan kejuaraan olimpiade matematika tahun 2017, Keyra salah satu pesertanya,perwakilan dari sekolahnya SMA TUNAS BANGSA.

Gadis dengan paras cantik itu terus menampilkan senyumnya,riuh-riuh suporter dari masing-masing sekolah terlihat antusian sekaligus memeriahkan acara ini.

"Ok, setelah perolehan nilai dari masing-masing juri kini saatnya kita umumkan juara olimpiade matematika tahun 2017"

Suara MC terdengar mengintruksi semua penonton untuk menutup mulutnya. Seketika keadaan hening,semua menjadi sunyi dan tegang. Terlebih peserta dari masing-masing sekolah.

Keyra menghembuskan nafasnya pelan,dadanya berdegup kencang ini adalah perolehan akhir dari semua pencapaian nya selama mengikuti olimpiade,matanya memejam mulutnya selalu komat-kamit memanjatkan doa,ia harus menang,harus!!! Tekadnya.

"Juara olimpiade matematika tahun 2017 jatuh pada.......Keyra Liza Azzahra dari sekolah SMA TUNAS BANGSA."

Keyra membulatkan matanya,mulutnya sedikit terbuka,sungguh ini sebuah anugerah. Tanpa malu,ia berjingkrak-jingkrak di atas panggung olimpiade. Ia menjerit saking senangnya,bahkan ia mengabaikan panggilan MC yang menyuruhnya ke mimbar.

Para penonton kembali bergemuruh dan bertepuk tangan.

"Baik kepada Keyra dipersilahkan untuk ke mimbar." MC kembali mengintruksi, Keyra dengan senyumnya yang terus mengembang kini melangkah kan kakinya kemimbar.

Dengan hati yang terus berbunga,Keyra mengacungkan piala olimpiade matematika dengan bangganya,penonton kembali riuh mereka bertepuk tangan dengan senangnya.

Tanpa Keyra sadari sepasang mata terus memperhatikannya,senyumnya terus mengembang. Matanya hanya tertuju pada satu orang. Keyra.

Mata laki-laki itu terus memperhatikan perempuan yang tengah mengacungkan piala olimpiade matematika yang diraihnya di kursi penonton,matanya tidak beralih pada sosok perempuan itu. Ya,dia Erlangga Putra,cowok yang sedang menatap Keyra, perempuan yang tengah mengacungkan piala olimpiade.

_____________________________________

Tepukan pundak membuatnya tersadar ke dunia nyata,Angga mengerjapkan matanya berkali-kali. Senyumnya mengembang,entah kenapa akhir-akhir ini dia slalu kepikiran dengan kejadian beberapa bulan yang lalu itu,saat dimana pertama kalinya dia mengagumi sosok Keyra,gadis cantik dengan beribu macam rumus matematika diotaknya.

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri" Andra teman sekaligus sahabatnya ikut menimbrung di sebelahnya.

Angga tidak menjawab,bahkan dia masih mengembangkan senyumnya dan tidak memperdulikan sahabatnya yang telah menatap nya aneh.

"Ck,gue curiga loe kesambet sama neng kunti di rooftop ini." Andra bergumam,tapi begitu Angga dapat mendengarnya dengan jelas.

PUUKK...

Angga menimpuk belakang kepala Andre tanpa dosa.

"Kalo ngomong disaring dulu kek,astaghfirullah." Andra cengengesan gak jelas,sahabatnya yang satu ini memang sulit untuk diajak bercanda.

"Dasar baperan aku kan cuma becanda Angga." Rajuknya tak suka,mukanya ia buat sedemikian rupa,mulutnya merucut ingin ditabok dengan sekali gerak Andra telah menghimpit lengan Angga denga tangannya,seperti bergandenga.

Angga bergidik sendiri,temannya ini memang sudah tidak waras.

"Loe udah jomblo berapa lama sih? Gue makin curiga,selama loe ngejomblo jangan-jangan loe naruh hati sama gue." Angga menatap Andra dengan raut wajah sulit diartikan,keningnya sedikit mengkerut, sedangkan yang ditatap hanya memperlihatkan tampang bodohnya.

MONOKROM  [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang