7. Hati yang Terkunci

43 9 0
                                    

  

  Pagi kembali menyambut,matahari semakin naik dan langit semakin cerah,burung-burung saling bersautan menyambut pagi di hari weekend ini. Keyra masih bergelut dengan selimutnya dikasur. Tak ada kata bangun pagi di hari weekend nya ini.

"Woy bangun..." Ben mengguncang-guncangkan badan adiknya yang masih terlelap dibawah selimut.

Key menggeram,dia bergumam tak jelas membuat Ben menahan tawa.

"Woy bagun,loe udah banyak bikin pulau tuh di bantal. Anak cewek gak ada anggun-anggunnya tidur." Celetuknya lagi.

"Kaya loe anggun aja kalo tidur. Loe bahkan lebih parah dari gue kalo tidur. Ngomong-ngomong gak jelas, bikin pulau sana-sini, gak bisa diem lagi tidurnya udah gitu ngoroknya itu yang naudzubillah." Jawab Key serak dengan mata yang masih tertutup.

"Loe ngehina abang sendiri dapet azab baru tau rasa loe." Ucap dengan kesal. "Udah cepet bangun,gue mau ajak loe jalan-jalan." Lanjutnya seraya beranjak dari kasur Key.

Key yang mendengar itu langsung membuka matanya dan bangun dari tidurnya dengan semangat empat lima.

"Serius mau ajak gue jalan-jalan." Tanyanya antusias. Ben mendelikan matanya kesal,giliran diajak jalan-jalan semangatnya kaya mau dapet pacar baru.

"Iya." Jawabnya malas.

"Kesambet apa abang gue mau ngajak jalan? Biasanya kalo gue yang ngajak suka ogah sibuk sama pacarnya,dan sekarang gak ada angin gak ada ujan ngajak gue jalan. Udah jomblo apa dia? Kesambet apa sih loe bang?" Tanya Key panjang lebar.

Ben menganga tak percaya dengan pertanyaan adiknya. Sungguh terlalu.

"Udah jangan banyak tanya loe bikin gue badmood nanti kalo gue cancel jalan-jalannya gimana?" Ben menatap adiknya kesal.

"Jangan di cancel dong bang,ini kejadian langka yang patut di apresiasi." Celetuknya. Ben tanpa menjawab adiknya yang mulai melantur bergegas pergi meninggalkan kamar adiknya dengan wajah tertekuk.

Keyra beranjak dari kasurnya dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk bersiap.

*****

"Wiiih gue baru nyadar gue punya adik cantik." Celetuk Ben saat matanya tak sengaja menatap Key yang tengah menuruni tangga.

"Makannya punya mata itu pake,punya adik cantik kek gini gak nyadar." Key menatap abangnya malas. Ben tertawa menatap adiknya gemas.

Suasana rumah kini terlihat sedikit ramai. Ayah,Bunda dan Abangnya semua ada di rumah di hari weekend nya ini. Suatu kejadian yang cukup langka,karna tidak setiap weekend kluarganya lengkap bahkan biasanya abang dan ayahnya terpaksa pergi demi mengurusi perusahaan keluarganya di luar kota.

Key mendudukan pantat nya di sofa ruang keluarga. Ikut menimbrung bersama ayah dan abangnya yang tengah asik menonton sinema,sedangkan bundanya tengah sibuk di dapur.

"Mau kemana udah cantik gini?" Mr. Roy membuka suaranya,menatap anak perempuannya lembut. Tangannya mengusap lembut pucuk kepala Key dengan sayang. Key memeluk ayahnya manja.

"Bang Ben mau ajak aku jalan yah." Jawabnya. Mr. Roy tersenyum.

"Anak ayah udah gede,di sekolah gimana?" Tanyanya kembali.

"Baik,gak gimana-gimana."

"Pacar kamu gimana?" Tanyanya lagi. Key terdiam beberapa saat. Dengan refleks dia menolehkan kepalanya sembilan puluh derajat ke arah ayahnya.

"Kok ayah malah nanya kek gitu. Key gak punya pacar." Jawabnya sewot.

"Ayah kan cuma nanya sayang. Trus hubungan kamu sama Ken gimana?"

MONOKROM  [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang