12. Keterlambatan

37 7 1
                                    

                 

Key terus melangkahkan kakinya tak menentu. Entahlah kemana sekarang tujuannya. Bahkan Key yang penakut telah hilang,digantikan Key yang berani. Dia bahkan tidak memesan taksi ataupun menelpon abangnya untuk menjemput. Entah kenapa mendengar Anna mengucapkan semua itu membuat hatinya sakit saat itu juga.

"Sejahat itu ya gue sama loe Na? Gue bahkan baru sadar kalo gue suka sama Angga." Ucapnya tak menentu. Key sadar, dia telah menyesali semuanya. Ya,penyesalan slalu datang terlambat. Dan Key benci itu.

Key menghentikan langkahnya tepat di halte bus yang lumayan jauh dari rumah Anna. Bahkan Key baru menyadari jika dia sudah berjalan cukup jauh. Dan untunglah tak ada apapun yang mengganggu nya.

Key mendudukan pantatnya di kursi halte. Pandangannya masih kosong. Biarlah kini orang-orang menatapnya aneh. Mana mungkin ada bus lewat. Key menyadari itu.

Drrrtt....

Suara telpon membuat Key tersadar dari lamunanya. Dilihatnya ponsel yang masih dipegangnya.

Nomor tak dikenal. Key menghembuskan nafasnya kasar. Ia membiarkan panggilan itu begitu saja. Terlalu malas baginya mengangkat panggilan itu. Entahlah Key pun tak mengerti itu.

Panggilan kedua kembali terdengar. Dilihat,masih dengan nomor yang sama yang mencoba menelponnya. Tidak kah orang yang menelpon nya itu mengerti, Key sedang tidak ingin diganggu untuk saat ini. Dengan kesal Key mematikan ponselnya dan memasukannya pada tas kecil yang sedang ia gunakan saat ini.

Key kembali terdiam. Matanya menatap langit malam yang bertabur bintang. Tuhan,aku hanya ingin kembalikan Angga yang dulu. Silahkan,silahkan jika kau menyebutku serakah,tak tau diri atau apalah. Yang aku mau saat ini aku ingin Angga yang dulu. Angga yang jail yang slalu menggangguku. Batinnya meminta.

Memang terlalu egois untuk Key. Tapi sekarang dia tak bisa mengelak dengan hatinya lagi. Dia sudah terlanjur suka terhadap Angga.

"Key."

Key tersentak saat itu juga. Seseorang memanggilnya. Key mengalihkan tatapannya saat itu juga,keningnya berkerut penuh tanya. Dia tidak tau siapa laki-laki di depannya ini. Memang wajahnya seperti tidak asing bagi Key. Tapi Key tidak ingat dimana dia pernah melihat laki-laki itu.

Laki-laki itu turun dari motor besarnya. Dia melangkahkan kakinya menghampiri Key yang masih menatapnya bingung.

"Gue Andra,sahabat Angga." Ucapnya. Key sedikit menghilangkan kerutan di keningnya. Pantas saja mukanya tidak asing untuk Key.

"Loe kenal gue." Ucap Key gugup.

"Kenal lah,loe kan cewek yang paling sahabat gue sayang." Jawabnya anarkis. Key terdiam sendiri. Rasa bersalahnya kian menjadi ketika mendengar itu.

"Kenapa loe disini sendirian. Kalo ada apa-apa sama loe gimana Key? Ini tempat sepi. Apalagi buat cewek kaya loe." Tutur Andra khawatir.

"Gue butuh waktu sendiri." Key menatap jalanan kosong. Selalu saja penyesalan yang singgah di fikirannya.

"Kenapa? Karna Angga?" Andra menyalangkan pertanyaan yang bahkan Key sudah tak mau lagi mendengarnya.

"Gue harap loe bisa terima dia. Dia udah sayang banget sama loe Key." Lanjutnya serius. Key sudah tak tahan mendengar itu semua. Key tau Angga begitu sayang padanya. Tapi kenapa semua orang tak pernah mengerti terhadapnya. Sekarang ini dia cuma ingin sendiri dan merutuki semua kesalahannya.

Key beranjak dari duduknya membuat Andra dengan refleks ikut berdiri mengikuti Key dari belakang.

"Loe mau kemana?" Tanyanya bingung.

MONOKROM  [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang