10. Orang ke-Tiga

51 8 0
                                    

                 

  Angga masih tidak bergeming di depan cermin toilet sekolahnya. Selepas tabrakannya dengan Key tadi jujur ingin sekali dia memeluk perempuan itu dan mengucapkan beribu kata maaf padanya. Tapi, Angga tak bisa. Ia terlalu bodoh untuk melakukan itu semua. Biarlah orang mengatainya sebagai pecundang. Itu memang benar adanya.

Angga mengacak rambutnya frustasi. Selama ini dia paling betah jika sudah disekolah. Setidaknya masalah di rumah sejenak ia lupakan. Tapi,untuk hari ini dan untuk pertama kalinya dia benci di sekolah. Semua lebur atas kebahagiaan yang ia dapat. Entah kenapa Tuhan begitu suka memberinya cobaan yang bertubi-tubi.

"Gue cape." Ucapnya lemah. Entah akan terjadi apalagi kedepannya nanti.

Angga menatap pergelangan tangannya. Pukul 15.45. Entah sudah berapa puluh menit yang ia habiskan untuk bersemedi di dalam kamar mandi ini,dan sudah Angga pastika jika ketiga sahabat idiotnya itu telah pulang duluan. Angga beranjak dari tempatnya dan segera bergegas dengan perasaan yang bimbang.

*****

Angga menghentikan langkahnya. Tatapannya kini tertuju pada perempuan yang tengah berdiri disamping motor nya yang terparkir. Perasaannya jadi tak enak. Apalagi saat melihat bahwa perempuan yang tengah berdiri disamping motornya itu adalah perempuan sama yang membuat dia kesal kemarin lusa.

Angga melanjutkan kembali langkahnya menghampiri perempuan itu.

"Ngapain loe disini?" Tanyanya dingin. Angga menatap perempuan didepannya dengan setengah hati. Jujur bahkan dia masih terlalu muak jika melihat perempuan ini lagi.

Perempuan itu tersadar,tatapannya kini beralih pada laki-laki di depannya dengan pandangan yang berbinar.

"Angga..." Serunya gembira. " gue udah nunggu loe dari tadi,loe dari mana aja sih gue kangen." Lanjutnya manja.

Angga menatapnya horror. Dasar cewek gak tau diri. Decihnya dalam hati.

"Mau loe apa sih? Gue udah muak liat muka loe." Ucapnya tajam. Rahang nya telah mengeras,tangannya sudah mengepal. Sudah di pastika jika mahluk di depannya ini bukan perempuan Angga mungkin akan menghajarnya saat ini juga.

Anna menghampiri Angga lalu menggapit lengannya dengan posesif.

Angga terperanjat,ditepisnya tangan Anna dengan kasar.

"Loe itu apa sih? Cewek murahan. Gak tau diri." Angga mengeluarkan semua sumpah serapahnya. Sedangkan Anna yang dengan tidak pedulinya terus bersikap manja di depan laki-laki yang mungkin akan meledak saat ini juga.

"Aku sayang sama kamu. Bahkan aku bela-belain nunggu kamu buat pulang bareng." Ucapnya manja.

"Gue gak akan pernah sudi pulang bareng loe." Cukup sudah kali ini Angga dipermainkan oleh Anna. Angga menatap perempuan didepannya dengan tatapan tajam. Matanya menyiratkan penuh kebencian.

"Kok loe gitu sih sama gue. Loe harusnya sadar yang cinta sama loe itu gue bukan Key. Key itu cuma perempuan murahan yang dengan gamblangnya sok jual mahal di depan loe tapi di belakang dia murahnya kayak jajanan pasar." Anna naik pitam. Volumenya naik satu oktaf. Dia benci dengan kenyataan yang slalu bertolak belakang.

Plaakk...

Tangan Angga refleks menampar perempuan didepannya. Sungguh,tak ada niatan sebelumnya. Ini gerakan refleks dari otaknya.

Anna memegangi pipinya yang panas terkena tamparan. Hatinya rapuh seketika. Matanya berkaca-kaca,air matanya tak dapat ia tahan lagi. Terlalu kasar mengingat perlakuan Angga.

"S-so..sorry." Lirih Angga gugup. Ia benci perempuan di depannya tapi bukan berarti dia harus melakukan kekerasa seperti tadi. Jujur itu sama sekali tak ada niatan sebelumnya. Dia sangat menghormati wanita.

"Sorry gue gak bermaksud.." Seru Angga terpotong.

"Gue ngerti, tapi loe bisa kan hargai perasaan gue. Gue suka sama loe Ngga. Gue kaya tadi cuma mau dapet perhatian dari loe. Loe sadar gak sih." Jatuh sudah air matanya kali ini. Anna tulus mencintai Angga,hanya saja penujukan nya yang terkesan berlebihan sehingga dia terlihat seperti perempuan murahan.

Angga terdiam. Tak mampu berkata-kata lagi.

"Gue iri sama Key yang dengan gampangnya dapetin cinta loe tanpa harus berjuang.." Anna menatap Angga sendu. "Sedangkan buat gue, dari dulu gue slalu cari perhatian sama loe. Tapi buktinya apa?? Loe gak pernah nyadar itu. Gue slalu iri sama Key yang slalu dapet yang terbaik,sedangkan gue yang terburuk. Dari dulu gue slau ngalah sama dia. Ngasih orang yang gue sayang,sampe gue lupa gimana cara gue ngasihani diri gue sendiri." Anna menghela nafasnya lemah. Tangannya menghapus sisa air mata di pipinya kasar. Dia tidak ingin terlihat lemah didepan Angga.

Angga diam tak bergeming. Otaknya masih terus mencerna kata demi kata yang diucapkan perempuan didepannya ini. Tidak,tidak ada kebohongan dari mata Anna. Bahkan sekarang dia bingung harus berlaku seperti apa?

"Belajar buat cinta sama gue." Anna kembali berseru. Membuat Angga mendongak kembali menatap lurus kearah manik matanya.

"Apa?" Tanya Angga kurang mendengar perkataan Anna.

"Belajar buat cinta sama gue...setelah itu kita bisa bangun hubungan yang baik." Ucap Anna sejelas-jelasnya.

Angga terdiam dengan fikirannya. Entah kenapa susana sekarang semakin awkrad. Angga menggelengkan kepalanya pasti. Ia tidak bisa mencintai siapapun lagi. Cintanya sudah terkuci pada seseorang. Keyra.

"Sorry gue gak bisa." Angga menjawab dingin. Dengan segera dia berjalan melewati Anna.

Anna menatap Angga kecewa.

"Kasih gue kesempatan buat loe suka sama gue." Mohonnya lagi.

Angga membuka kaca helm yang telah digunakannya. Ditatapnya lagi Anna untuk kesekian kalinya.

"Dan sorry gue gak akan pernah bisa." Ucapnya lalu pergi menggunakan motornya meninggalkan Anna dengan setumpuk kesedihannya.






#Ternyata buat dapet cinta loe aja gue harus sesakit ini......







#BipBipBip

Sorry partnya pendek lagi buntu author😓😪 tapi diusahain update cepet deh👍 Vote and Comment~~~~ok see you next part 😊☺️😘😍

#RiscaRezkyAniara

MONOKROM  [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang