6. Masalah

52 10 0
                                    


        

Sumpah ini part terpendek~~~

Di part ini khusus masalah Angga gak ada campur tangan Keyra ya... Ok cekidot....



Angga menuruni motor yang ditumpanginya. Sekarang dia telah sampai di rumah,dan itu cukup membuat sebagian energinya terkuras habis belum lagi masalah yang baru dihadapinya hari ini.

"Eeerrrh.." Erangnya frustasi. Ia mengacak rambutnya asal,bayangan Anna masih terus terngiang di otaknya.

Dasar cewek gila. Gertaknya dalam hati.

Cklek..

Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Angga sempat tersentak,bagaimana tidak bahkan sekarang keadaan rumahnya seperti kapal pecah. Bantal sofa yang berantakan di lantai,dan guci pecah yang bertebaran. Angga mengela nafas kasar. Ia sudah tau sumber dari kekacauan ini. Bahkan ia sudah muak menyaksikan semuanya secara live. Sungguh..sungguh muak.

"Kamu harusnya sadar,dasar brengsek."

"Istri gak berguna,tutup mulut kamu."

"Kenapa? dimana hati kamu Pah,dimana?"

Suara itu,Angga segera bergegas melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar. Pintu kamar sedikit terbuka Angga masuk ke dalam secara perlahan. Dan semua terlihat oleh matanya.

Yah! Angga kembali menyaksikan semuanya dengan jelas. Sudah kesekian kalinya dia melihat perkelahian papah dan mama nya.

"Aaaahh" Tangan papah nya hampir menampar pipi perempuan yang tengah terduduk dilantai dengan lemas. Namun pergerakannya terhenti kala matanya menatap Angga yang tengah berdiri diambang pintu dengan mata yang menatap kosong kepada keduanya.

"Tampar aku pah,tampar." Mama nya menjerit histeris,ia sudah muak dengan kelakuan suaminya selama ini.

Angga mengetatkan rahangnya menatap kedua orangtuanya yang slalu berkelahi. Bahkan dia slalu menjadi saksi dari setiap perkelahian itu.

Menatap semua itu mendadak kepalanya pusing,pandangannya sedikit memburam bahkan kini ia merasa cairan merah telah keluar dari hidungnya.

"Angga." Lirih mama nya setelah sadar untuk kesekian kalinya anaknya menatap perkelahian keduanya. Ia tersentak melihat anak satu-satunya tengah berdiri menyaksikan semuanya,bahkan kini keadaan Angga sangat membuat keduanya lebih terkejut lagi. Hidung Angga tengah mengeluarkan darah segar bahkan wajahnya telah pucat pasi.

"Angga." Ucap mamanya sekali lagi. Keduanya melangkahkan kakinya mendekati anaknya. Tapi,baru beberapa langkah Angga telah mengintruksi keduanya untuk berhenti.

"Stop disitu mah,pah." Titahnya. Angga menatap kedua orangtuanya setengah sadar. Kepalanya seperti berputar,kakinya mendadak lemas.

"Sayang hidung kamu.." Ucap mamanya terpotong. Dia menyesal. Slalu saja anak nya menyaksikan semua perkelahian mereka. Dona menatap anaknya khawatir begitu juga dengan laki-laki yang berdiri di sampingnya menatap Angga khawatir.

"Jangan sok peduli sama aku mah,pah. Kalian itu egois. Angga benci kalian." Angga tersulut emosi. Hari yang buruk untuknya. Tangannya kini memegang hidung nya yang masih mengeluarkan darah. Dengan setengah sadar Angga melangkahkan kakinya lemas meninggalkan kamar orang tuanya dengan kepala yang berdenyut.

******

Braakk...

Angga menutup pintu kamar dengan kerasnya. Dia melemparkan tasnya asal. Kakinya kini melangkah,dengan tenaga yang masih tersisa ia berjalan kearah meja belajar mencari botol kecil berisi butiran obat. Dengan tangan yang bergetar dia mengambil obat itu lalu menelannya dengan terburu-buru.

MONOKROM  [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang