16.Kejujuran

25 5 0
                                    

Rendra berjalan dengan terburu-buru menyusuri koridor lantai 2. Di depannya terlihat Anna yang sedang berjalan santai sendirian tanpa ditemani Key seperti biasanya.
Koridor sudah nampak sepi. Jam pulang sekolah sudah satu jam yang lalu,membuat keadaan sekolah semakin sepi.

"Anna....." Teriaknya memecahkan keheningan di koridor.

Anna menggentikan langkahnya. Kepalanya menengok ke sumber suara.
Keningnya sedikit terangkat ketika melihat Rendra tengah berjalan kearah nya dengan mata yang menatapnya intens.

"Gue perlu ngomong sama loe." Tekannya. Di tariknya tangan Anna dengan tiba-tiba secara paksa. Membuat perempuan itu meringis menahan sakit.

"Loe apa-apaan sih." Tolaknya mentah. Anna menghempaskan genggaman Rendra kasar. Tak terima dengan perlakuan Rendra yang memang tiba-tiba.

Rendra menatap Anna tajam. Anna sedikit menciut dengan tatapan laki-laki di depannya itu.

"Gue perlu ngomong sama loe." Tekannya lagi tajam.

"Ngomong apa?" Timpalnya.

"Gue tunggu di tamam belakang sekarang." Tanpa menjawab pertanyaan Anna,Rendra malah melenggang pergi meninggalkan Anna yang masih bingung dengan ucapannya.

"Buat apa?" Teriaknya ketika Rendra sudah hilang di balik tangga lantai 2.

******

Rendra duduk dengan mata yang terus menatap perempuan di depannya dingin. Kekesalan di hati kini mendominasi perasaannya. Tak ada kata baik untuk Anna di kamus hatinya. Karena yang ia tau Anna lah satu- satunya penyebab sahabat sekaligus orang yang dia sayang terus sedih.

"Jujur sama gue apa yang sebenarnya terjadi?" Ucapnya dingin.

Anna diam dengan kebingungannya. Suasana di antara mereka serasa awkrad membuat Anna berasa canggung dan takut.

"Maksud loe?" Tanyanya tak mengerti.

Rendra mengangkat senyum liciknya. Membuat Anna semakin menciut.

"Loe masih tanya?" Intonasinya mulai berubah. "Loe udah sakitin Key." Jelasnya.

Anna terdiam sesaat. Ternyata Key yang membuat dia harus berurusan dengan laki-laki tak jelas itu.

"Kenapa?" Hanya itu respon Anna pada Rendra yang membuat laki-laki itu naik pitam.

"Loe udah sakitin Key dengan cara loe rebut kebahagiaan dia. Loe udah buat Angga menjauh." Emosinya.

"Gue gak pernah rebut kebahagiaan dia." Jawan Anna tak kalah nyolot. "Asal loe tau..gue gak pernah ambil satu kalipun kebahagiaan Key. Sedari awal masuk SMA gue emang udah naruh hati sama Angga,tapi setelah gue tau Angga cuma suka Key.. gue sadar kalo cinta gak pernah bisa di paksa. Gue relain Angga buat Key karna pada saat itu Key terpuruk karna putus dari Ken. Tapi setelah gue liat Key yang gak pernah bisa terima Angga buat gue ngerasa kalo perjuangan gue buat dia itu gak ada artinya sama sekali. Dan sekarang gue cuma mau,apa yang gue impikan selama ini jadi kenyataan. Tanpa iklasin orang yang gue sayang,sama orang yang salah." Jelasnya panjang lebar.

"Dengan loe paksa Angga buat suka loe. Apa yang bakal loe dapet dari Angga? Cinta? Atau kasih sayang? Semua itu udah Angga kasih buat Key." Telak Rendra.

Anna terdiam. Semua itu benar.

"Gue bisa buat Angga suka gue dengan cara gue sendiri."

"Loe tau kalo cinta gak pernah bisa di paksa. Lalu apa tujuan loe buat paksa Angga suka sama loe,yang jelas dengan faktanya Angga cuma cinta Key."

"Loe gak bisa paksa seseorang buat suka sama loe. Asal loe tau Na, Key udah mulai cinta sama Angga."

Anna menatap Rendra penuh tanya. Mendengar kenyataan bahwa Key sudah menyukai Angga. Terbesit di hatinya rasa sakit. Apa sekarang dia harus merelakan lagi Angga untuk Key kedua kalinya.

MONOKROM  [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang