Part-1

93 8 0
                                    

Semoga aja suka yah ceritanya,
Maaf yah kalau nggak nyambung ceritanya.
Selamat Membaca

Anjani menghapus air matanya yang berjatuhan dipipinya,Anjani tak berhenti menangis malah semakin kencang.

"Udahlah An jangan nangis berisik tahu gue dengernya"ketus Aulia temen kecilnya itu.

"Lia kok gitu sih sama temen sendiri"jawab Anjani
Anjani cemberut kepada temennya itu,begitu tetes tetesan air mata yang tak mau berhenti sama sekali terus membasahi kedua pipinya.Anjani masih tak percaya bahwa
Mamanya meninggalkannya untuk selamanya.
Aulia mengangkat kedua
bahunya melihat temennya itu
seolah dia nggak bersalah dengan
kelakuannya dan perkataannya itu.

"Ya ampun lo jelek banget sih An
kalau nangis kayak gitu?
ehh tapi lucu juga sih,kalau
lo jelek terus lo anak siapa gue nggak percaya kalau lo anak Mama
lo kan secara Mama lo itu cantik nggak tertandingi"sindir Aulia

"Aulia jahat kok ngomongnya gitu sih sama An"
Anjani pergi dari hadapan Aulia dan dia tak lupa mengambil Hp Aulia yang ada disampingnya gadis itu melemparkan hp Aulia kebawa dengan polos tanpa pikir panjang
hal yang akan gadis itu lakukan,Aulia bukan memarahi Anjani dia hanya menatap dengan datar
menyaksikan hpnya terjatuh
Aulia kaku ditempat tanpa bergerak sama sekali.

"Alhamdulillah HP gue nggak papa,untung belahan jiwa gue nggak rusak!Abang maafin temen adek yah?Adek masih cinta sama Abang kok,gue aneh sama HP juga gue bilangnya Abang,gue waras nggak sih yang penting Hp gue nggak mati juga nih"batin Aulia
Anjani dengan muka datar hanya melihat Aulia jadi gila karena hpnya dilempar olehnya,Aulia yang terus memeluk hpnya berulang kali,bukannya minta maaf sama temennya gadis tanpa dosa duduk disamping kakaknya yang sedang menangis dengan polosnya menjatuhkan butiran butiran air mata yang terjun begitu saja.

Aulia menghembuskan napas dengan kasar.Aulia melihat suasana yang begitu mengharukan disini,Aulian berjalan mendekati gadis polos tanpa dosa itu.
Aulia berpikir sekilas harusnya dia nggak ngomong kayak gitu yang membuat gadis cantik itu marah padanya.

"Gue bodoh kenapa juga gue ngomong kayak gitu harusnya gue tenangin bukan diginiin?gue ini temen macam apa malah ngeledek temen sendiri dihari duka ini bego lo Lia"batin Aulia sesekali memukul kepalanya itu dengan tangannya.

"Apaan Aulia samper An kesini,apa Lia tahu Lia udah sakiti hati Anjani dengan perkataan seperti tadi"ketus Anjani,kakaknya hanya melihat kelakuan adiknya itu yang marah kepada Aulia dalam hati kecilnya Rey kakak anjani ingin sekali tertawa keras melihat tingkah laku adiknya yang menurut Rey sangat gemes.Sekilas Rey ingin sekali mencubit kedua pipi adiknya itu.

"An maaf yah tadi gue ngomong kayak gitu"ucap Aulia.Gadis itu hanya menatap dengan sinis melihat temennya yang menempelkan kedua tangannya untuk minta maaf padanya tanpa menjawabnya.

"Iya iya iya gue maafin kok"ejek Rey
"Gue itu bukan minta maaf sama lo Rey tapi gue minta maafnya sama adek lo?"omel Aulia sambil memukul mukul punggung Rey membuat laki laki tanpa salah itu berteriak kesakitan.Gadis yang harusnya
minta maaf pada Aulia karena
telah menjatuhkan ponsel milik
Aulia,tapi malah Aulia yang minta maaf pada gadis yang berdosa itu,Aulia tahu bahwa dia ngomong
kasar pada Anjani.
seketika gadis itu tersenyum ceria melihat tingkah laku mereka berdua yang seperti anak kecil yang saling memukul.Aulia dan Rey melihat tersenyum gadis itu yang begitu
indah menurut mereka berdua
sekilas mereka berdua memeluk gadis itu dengan erat.

                              *****

"Anjani lo bangun udah pagi!sekolah jangan males malesan?"ucap Rey sambil mengetuk pintu kamar Adiknya itu.
"Anjani nggak mau sekolah males?gih kakak aja yang sekolah sana!"ketus Anjani
"An cepet keluar kalau enggak kakak akan......."
Rey belum selesai ngomong Adiknya telah memotong omongannya itu.
"Akan apa hah kak"ucap Anjani sambil membuka pintu kamarnya itu,ternyata gadis itu sudah berpakaian rapi mengenakan seragamnya.Gadis yang tak tahu diri itu pergi dari hadapan kakaknya untuk sarapan. Rey hanya menatap kepergian Adiknya itu.Rey mendengus kesal  dengan kelakuan Adiknya walau kaya gitu Rey tetap sayang kepada adiknya itu.sebenarnya Anjani tak pernah mencuekkan kakaknya baru
kali ini gadis itu cuek pada kakaknya.Dalam lubuk hati yang paling
dalam Anjani ingin sekali mengungkapkan kesedihannya kepada Rey dan ingin memeluk erat kakaknya itu.

"Kakak Anjani tunggu diluar cepet yah makannya kakak nanti telat"
Rey hanya menatap lagi kepergian gadis itu tanpa pikir panjang.Rey cepat menghabiskan makanannya
itu takut kalau Adiknya marah.
"Rey nanti pulang sekolah jangan kemana mana"ucap lelaki disebelah Rey
"Siap papa.Rey berangkat dulu takut anak papa marah tuh?"ejek Rey sambil mengambil tasnya itu.lelaki yang dipanggil papa itu terbahak mendengar kelakuan anak
tunggalnya itu.
"Kakak lama banget sih pegel tahu berdiri dari tadi"omel Anjani
Rey menyacak acak  rambut  Anjani  yang bertingkah sangat gemes
membuat gadis itu cemberut.
"Ayo tuan putrinya kakak Rey naiklah kemobil ini tuan putriku"ucap Rey sambil tersenyum melihat Adiknya yang masih cemberut.
"Cemberut terus mau kakak cium yah bibirnya"godaan Rey
Adiknya hanya terdiam tanpa memperdulikan ocehan kakaknya itu.
"Dah kakak Anjani kelas duluan"ucap Anjani
"Dasar gadis yang nggak tahu diri bukannya nungguin malah duluan.Untung Adik gue kalau bukan udah gue hajar"ucap Rey pelan
"Hey Abang Rey lo gila
ngomong"ceplos Aulia
"Apa lo ngomong masa cowo seganteng gue disebut gila"menyombongkan diri
"Apa apa sinting lo amit amit
demi papa gue ganteng dari mana lo Rey.Kalau gue bandingi lebih cakep papa lo lah dari pada lo"ucap Aulia sambil terbahak keras membuat semua orang yang diparkiran menatap Aulia tajam tapi
maksudnya cewe kalau laki laki
biasa sih,karena hampir semua cewe yang ada di sekolah ini menyukain Rey.Rey begitu terkenal dimanapun disekolah yah,dimedia sosial yah,pokoknya dimana manalah Rey sangat ganteng tapi anehnya Rey jomblo.

Semua orang yang ada dikelasnya berkumpul untuk mengucapkan
turut berduka cita.
"An maaf yah kami nggak kerumah kamu"ucap salma temannya sambil memegang tangan mungilnya itu
"Iya nggak papa kok salma"jawab Anjani sambil meletakkan tasnya dibangku.
Guru Matematika masuk dengan membawa kertas kertas ulangan sontak semua teman sekelas Anjani semua duduk dibangku masing masing dengan menatap kehadir
guru matematika tersebut.
"sekarang matematika ulangan bukan.Aduh gue lupa belum ngapalin mampus deh gue"ucap Diki sambil memukul kepalanya dengan pensil.

AnjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang