Chapter 16 : Teman

85 14 0
                                    

Setelah Kejadian hari itu Felix menyadari bahwa dirinya sangat angkuh dan tamak terhadap kekuatan sampai – sampai dia tidak mendengarkan apa kata Agni, tapi mendengarkan cerita dari Felix, Radeva dan Agni juga bisa memakluminya, karena keadaan keluarganya dan misi yang sedang ia hadapi.

Tapi Radeva tetap menyuruh Felix untuk mencari ilmu dan kekuatan yang bermanfaat untuk di masa depan.

“Radeva, apakah aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti ini jika aku tetap mencari kekuatan di zaman ini?”

tanya Felix kebingungan ,

Radeva menjawab

“Janganlah kau trauma akan hal buruk yang pernah menimpamu sebelumnya,jika hal yang kau kerjakan itu baik pasti akan berbuah baik,dulu kau melakukan kesalahan karena keinginanmu itu tanpa alasan dan kau hanya ingin mempunyainya karena nafsu” ,

“Tapi kepada siapa lagi aku bisa mencari kekuatan di zaman ini? Bukankah itu hal yang sulit bahkan pasti menghabiskan banyak waktu jika mencarinya dahulu?”

saut Felix ,

“Felix...Felix...kau terlalu mencemaskan keadaan, bahkan sampai – sampai terdengar kalimat seperti putus asa darimu, sebenarnya kau tidak perlu mencari hingga jauh- jauh dan lama kepada siapa kau akan berguru, selama kau disini kau dekat dengannya secara kasat mata dia memang tidak terlihat seperti orang yang hebat, tapi di dalam dirinya terdapat kebaikan yang murni dan kekuatan yang menakjubkan”

Radeva menjelaskan,

“memangnya siapa Radeva?” Felix masih kebingungan,

“Yaitu seorang anak sederhana dari sebuah perkampungan yang tidak pernah menyerah dalam bekerja keras, dan pada saat ini pun dia pernah lelah untuk membantu mewujudkan kedamaian, dan orang itu biasa kau panggil “Teman”. ” tegas Radeva.

Mendengar perkataan itu, jelas Felix langsung faham yang Radeva maksud adalah Candra, memang Felix masih meragukannya karena dia satu rombongan dulu ke istana ini dan belajar kepada prajurit yang sama, tapi dia tidak mau salah mengambil jalan lagi Felix berfikir ini adalah perkataan temannya yang bahkan tau bagaimana kondisi Candra saat Felix sempat ke masa depan.

Radeva memberi tahu Felix kalau Candra ada di hutan timur yaitu di hutan bagian para peri – peri tinggal, Candra sedang mempelajari obat – obatan di sana karena para peri ahli dalam meramu obat.

************

Keesokan paginya Felix langsung pergi ke arah hutan timur dengan menunggangi seekor kuda, perjalanannya pun cukup jauh Felix juga seringkali beristirahat dan makan perbekalannya dia bertemu dwarf, minotaur dan dia juga mendapat bantuan makanan dari para gryphton,dan saat petang dia baru sampai di wilayah hutan timur, tentu saja dia tidak langsung bertemu dengan Candra.

Dia harus mencarinya terlebih dahulu, kondisi hutanpun mulai gelap tapi Felix terus masuk ke dalam hutan dan tiba – tiba dia melihat beberapa cahaya berterbangan, dan setelah ia dekati dan berniat untuk mengambilnya ternyat cahaya – cahaya kecil itu adalah kumpulan para peri – peri yang berterbangan.

Felix fikir mereka tau dimana Candra dan menanyakannya kepada seorang peri

“Hei..selamat malam peri kecil, apakah ada seseorang remaja yang seumuran denganku? Dia terlihat sangat gagah dan mungkin dia membawa pedang seperti seorang kesatria?”

Peri itu mengangguk dan seperti ingin memberi tahu dimana Candra.

Felix mengikuti kemana peri itu terbang, sampailah mereka di hutanyang pohon – pohonnya sangat besar sekali tidak seperti umumnya dan lebih banyak peri lagi yang ada di situ, si peri itu menunjuk ke arah atas pohon Felix fikir dia harus naik dan memanjatnya

“oke kalau begitu, terima kasih peri kecil” ucap Felix sambil memanjat pohon itu.

  Saat di tengah – tengah pohon dia sampai pada tangkai yang ditunjuk oleh peri tadi dan dia melihat bahwa tangkai ini terlihat besar dari pada yang lain dan pada saat itu juga dia melihat sebuah pintu di batang pohon itu tepat di mana tangkai besar yang di duduki

Felix,seolah – olah ini adalah jalan menuju pintu itu,

“tok..tok...”Felix mengetuk pintu itu “apakah ada orang di dalam”.

“iyaa..sebentar..” seseorang terdengar berbicara dari balik pintu itu.

“kreekk..”seseorang membuka pintu itu sambil berkata

“siapa ya malam – malam begini kesin.....Felix??  apa yang kau lakukan disini malam – malam? Aku hanya mendengar kabar kalau kau kembali ke masa ini, mari masuklah”
“Lama tak melihatmu Candra, Woooowww kau sungguh berubah Candra, kau lebih dewasa, lihatlah kau lebih tamapn dari yang ku lihat saat pertama kita bertemu”

“Ahhh…. Kau bisa saja Felix” Candra pun tersipu malu

"Sudah berapa lama kau disini Felix "

"Cukup lama Candra, entahlah aku tak ingat kapan aku datang kemari"

"Apakah Adikmu ikut bersamamu? Aku sangat merindukan mereka, sudah lama aku tak melihat mereka"

"Iya mereka ikut namun sekarang ada di kerajaan Putri Agni, Ohhhh jadi kau tak merindukanku, hanya merindukan adikku?"

Felix pun sedikit marah

“Aku juga merindukanmu Felix, janganlah kau marah”

Candra pun terkekeh

“tidaklah aku hanya bercanda”

"Sepertinya kau butuh istirahat Felix "

"Tidak Candra, yang aku butuhkan sekarang adalah makanan, perutku sudah merinta-ronta untuk diisi"

Felix tertawa tanpa dosa

"Untung saja aku tak menghabiskan makan malamku”

Candra ikut tertawa

Mereka menghabiskan malam itu dengan berbincang mengenai  pengalaman apa saja yang mereka lakukan saat mereka tak bertemu. Malam itu pun di tutup dengan di temani segelas kopi dan sedikit cemilan.

Mereka sepertinya sangat asik sampai lupa bahwa hari pun semakin malam.

******

Hingga pagi menjemput mereka pun belum terbangun, mungkin saja mereka kelelahan karna semalam entah pukul mereka terlelap.

Siang hari pun mereka telah terbangun dari tidur panjangnya.

"Candra aku inging menceritakan pengalamanku, mungkin ini sangat menarik untukmu"

"Apa itu Felix?’’

Felix mulai menceritakan tentang pertemuannya dengan seorang sihir dan dia di hasut oleh sihir itu. Hingga membuatnya sombong dan buta akan kebenaran, seakan-akan matanya telah ditutupi oleh keburukan yang diucapkan oleh sihir itu.

Felix menyesal telah melakukan perbuatan itu, dia ingin memperbaiki dirinya agar menjadi lebih baik.

“Felix terkadang kita harus jeli memilih seorang teman. Teman ada yang baik dan ada yang buruk. Tak menutup kemungkinan dia yang telah kau percayai akan berkhianat, maka dari itu meskipun kau telah percaya kepada satu orang kau juga harus memiliki batas jangan sampai hal ini terulang kembali, bukannya hanya di masa ini pada saat di masamu nanti ingatlah bahwa, musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri, jika kita tak dapat mengontrolnya bisa saja kita tergelincir kedalam lubang”

“Aku akan mengingatnya Candra, kau taukan aku tak bisa mengontrol emosiku, sangat sulit Candra"

"Aku pun pernah melewati masa dimana emosi yang tak dapat ku kendalikan dan akhirnya lepas kontrol, belajarlah memahami sesuatu dengan kau paham, kau tak kan lepas kontrol. Dan satu lagi terkadang musuh itu terlahir dari baik, kau tau kan maksudku"

"Iya Candra aku tau maksudmu"

"Sekarang kau berada dalam masa-masa dimana kau mencari jati dirimu Felix, kau harus lebih memahami sekitarmu."

********

Maaf yaa Slow update, dikarenakan authornya masih SMA/SMK jadinya banyak tugas, tapi insyaallah bulan depan normal lagi updatenya  

Terima Kasih
Nada
Ainin

My Time Travel [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang