Chapter 14 : Hasil Dari Keserakahan

88 16 0
                                    



"Musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri, So you must thinking if you want to do something"

*******

Felix tercengang saat melihat kilatan cahaya dari buku itu seakan-akan dia sangat ingin tau apa yang bisa didapatnya dari kakek itu, Agni berjalan menghampiri buku itu dan mengambilnya kilatan cahaya itu tiba-tiba menghilang, Agni bertanya pada kakek

"Buku apa itu kek??"

"Itu buku yang akan mengajarkan kalian tentang sedikit ilmu sihirku untuk membuat diri kalian berkembang dengan bimbinganku"

saut kakek.

Felix tidak fikir panjang langsung meminta kakek memulai latihannya, Agni sempat ragu dan menanyakannya kembali apa itu baik atau tidak untuknya,namun Felix tidak memperdulikannya dan melepas baju yang dikenakannya seakan-akan dia sudah siap.

"Siap?" Tanya sang kakek

"Siap kek"

Dengan berani Felix mulai belajar beberapa ilmu menurut buku tersebut. Seakan kakek tersebut mengetahiu apa yang diinginkan Felix saat ini. Tanpa piker panjang sang kakek mulai mengejarkan dasar-dasar ilmu dari buku tersebut.

Di saat Felix di ajarkan beberapa mantera dan cara bertarung, Agni hanya melihatnya dari kejauhan dia masih meragukan apa yang diajarkan kakek itu. Untuk hari pertama latihan Felix menunjukan perkembangan yang sangat hebat, Agni berfikir entah Felix yang sangat jago karena dia selangkah lebih maju karena asalnya dari masa depan atau memang ilmu yang diberikan itu memang tidak wajar.

Untuk hari itu pun mereka berdua menghabiskan waktu seharian disana bahkan tidak menghiraukan keadaan di kerajaan, hari pun mulai petang senja menampakkan sinarnya kami berpamitan kepada sang kakek untuk pulang,dan karena masih tidak puas Felix izin membawa pulang buku itu namun sang kakek tidak memperbolehkannya

"Tidak perlu kau bawa benda ini, kemarilah disaat waktumu luang dan disaat kau ingin"

ucap kakek ,mendengar itu Felix menjawab

"Baiklah besok aku akan kesini lagi ,dan esok dan esoknya lagi dan esoknya lagi"

Lalu mereka berjalan pulang.

"Kau hebat sekali Felix, bagaimana bisa? Pendekar yang pintar pun butuh waktu berhari-hari untuk mempelajari dasar-dasar dari buku itu"

"Mudah saja, cukup pahami konsep dari buku itu dan kau akan mengikuti kemana arah buku itu"

"Tapi Felix buku itu kan menggunakan aksara yang tidak ada di zamanmu, bagaimana kamu bisa memahaminya?"

"Jauh hari sudah ku pelajari aksara ini dan yaa menurutku asik sekali belajar aksara ini, mungkin bisa ku gunakan di masa depan"

Felix pun tertawa

"Kau sangat jenius Felix aku pun belajar aksara dari kecil masih sering kesulitan dan kau dengan mudah hanya hitungan hari saja"

Felix pun terkekeh mendengar perkataan Agni.

"Kau berlebihan Agni, aku tidak seperti itu. Ayo pulang hari mulai gelap"

Mereka pun berjalan berdampingan. Entah mengapa hari ini penuh dengan kejutan untuk Agni. Felix adalah pemuda terhebat yang pernah ia temui, sehebat-hebatnya pendekar pada zaman ini tidak ada yang bisa menandingi Felix.

Saat di perjalanan Agni menanyakan sekali lagi apakah itu baik untuknya karena yang di dapat belum pernah dilihat oleh Agni di masa ini.

"Hey...aku harus bisa menguasai apapun di masa ini dan mengambil apapun yang aku bisa untuk mengalahkan musuh-musuh di masa depan , jika mereka mempunyai senjata nan canggih ,aku mempunyai senjata yang mematikan tanpa mereka lihat"

My Time Travel [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang