Detakan tak terdengar

271 21 2
                                    

    Setibanya dikantor, minho dan sulli sedari tadi menjadi pusat perhatian beberapa pegawai, sulli merasa tak nyaman sedari tadi dipandang aneh oleh mereka, ia pun terpaksa membentak mereka, sampai membuat mereka semua terdiam, walaupun ia masih dapat mendengar bisikan mereka semua ditelinganya.

" Waahhhh,, nona, sejak kapan kau dan minho hyung akur" sulli menyatukan alisnya tiba2 saja ia merasakan kalau tangannya masih bertautan dengan minho, buru2 ia melepaskannya dan memandang minho sebal.

    oh sedari tadi mereka tak sadar kalau tangan mereka bertautan sejak masuk kedalam lift tadi, pantas saja banyak yang memerhatikan mereka, sulli yang galak dan kejam tiba2 berubah ketika bersama minho

" Mungkin hanya minho hyung yang dapat merubahmu nona"
" diamlah jihoon" bentak sulli memasuki ruangannya.

    ia memegangi dadanya yang berdetak tak karuan sedari tadi, ia malu kenapa ia sampai tak sadar, ketika minho mengenggam tangannya.

" Choi sulli babo" ia memukul2 kepalanya berkali2 sampai sebuah tangan menahannya
" ada apa" tiba2 saja minho memegangi tangannya, raut wajahnya berubah seketika  menepis kasar tangan minho.

" Apa yang kau lakukan disini oeh"
" tentu saja keruanganku apa lagi"
sulli memandangnya dengan tatapan sinis, sedangkan minho hanya santai saja ia sudah terbiasa dengan sikap sulli yang sering berubah2.

" Nona" sulli dan minho menoleh, tiba2 saja jihoon datang, ia melihat minho dan sulli saling berdekatan, pikiran anehnya sudah kemana.

" Oppss apakah aku menganggu"
" ne kau sangat menganggu jihoon pergilah" usir minho, membuat sulli menginjak kakinya dengan ujung heels miliknya.
" appoo" teriak minho merasakan sakit dikakinya, sulli tak perduli

jihoon mendekatinya mengandeng tangannya seperti perempuan yang bergelayut manja ditangannya
" aku lapar nona" ia menekan2 pundak sulli dengan telunjuknya
" kenapa tidak makan" marah sulli, minho memandang mereka sebal.

" dia bisa bersikap manis jika dengan jihoon saja" katanya dalam hati, kemudian berjalan kemeja kerjanya

" aku tidak tau kantinnya"rengek jihoon manja
" kaukan bisa tanya dengan teksini lainnya"
" mereka semua pada sibuk, ayolah nona kau mau kan menemaniku makan" jihoon mengedip2kan matanya membuat aegyo agar sulli luluh
" aku sudah makan jihoon, kau makan lah sendiri"
" kenapa nona tak mengajakku" ia mulai memandang minho, yng masih sibuk dengan kakinya.
" kau menculik nona, kenapa kau tidak mengajakku makan" marah jihoon pada minho, ia kesal hampir seharian ini ia tak makan siang sama sekali, sedangkan sulli malah asik2n berkencan dengan minho.

" Nona, aku lapar temani aku makan" rengek jihoon, sulli salah mengira jika jihoon benar2 berubah dewasa, yang pada kenyataannya jihoon masih bersikap kekanakan2, sulli hanya bisa menarik napas dalam2 kemudian membuangnya, ia terpaksa mengiakan rengekan jihoon, dan meninggalkan minho sebelum memberikannya pekerjaan.

" Gumawo nona" jihoon langsung mengandeng tangan sulli, ia sempat menatap minho sebelum ia pergi, tatapan yang sulit diartikan namun masih ada rasa kesal dirinya kepada minho, sampai kapanpun kau akan tetap kesal dan marah kepadanya sulli.

   minho hanya bisa tersenyum senang, terkadang sikap sulli bisa membuatnya pusing sendiri, sikap yang selalu berubah2 membuatnya semakin penasaran dengan sulli

" aku akan membuatmu bertekuk lutut sulli" seringainya sinis, kemudian ia mengemasi barang2nya.

****
saat dikantin
 

  sulli merasa tak tenang berada ditempat ini bagaimana tidak tenang , ini untuk pertama kalinya sulli menginjakan kakinya dikantin kantornya sendiri, sudah 10 tahun perusahaannya berdiri, ia bahkan tak pernah melihat atau mengecek keberadaan kantin ini, ia terlalu gengsi untuk makan disini walaupun ini kantornya sendiri tetap saja baginya tak ada yang membuatnya nyaman.

I LOVE MONSTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang