"Azrina! Astaga, iblis kecil gue kaki lo memar nggak?" Arham langsung bertanya-tanya saat membukakan pintu untuk Azrina.
Aldi menurunkan Azrina dari gendongannya lalu duduk di samping perempuan itu.
"Ayah lo, udah gila kali?!"
Azrina terkekeh. "Udahlah Kak. Aku nggak pa-pa."
Arham sangat khawatir saat Dewi––istrinya menelfon dan mengatakan bahwa Azrina di sabit gesper oleh Ayahnya. Dan sekarang ia bingung saat Azrina masih bisa tersenyum dengan wajah pucatnya.
"Dia sadar nggak sih kalo dia nyakitin Anaknya sendiri?!"
"Nyakitin?"
Arham mengangguk. "Iya, Azrina disabit pake gesper sama Ayahnya! Gila kan?" Arham bercerita kepada Aldi seakan-akan mereka adalah teman dekat.
"Tapi kaki lo udah diobatin Na?" tanya Aldi yang raut wajahnya berubah menjadi khawatir.
"Udah, mungkin," ucap Azrina ragu membuat Aldi mengernyit.
"Kok mungkin?"
Azrina tersenyum tipis. "Aldi, makasih ya udah nganterin. Aku ke kamar dulu."
Aldi mengangguk lalu mengalihkan pandangannya menatap Arham saat Azrina sudah masuk ke dalam kamarnya.
"Kak, Azrina nggak pa-pa kan?"
"Dia kuat kok," jawab Arham yakin, "lo siapanya Azrina?"
"Temennya. Azrina disabit sama Ayahnya gara-gara apa Kak?"
"Ayahnya marah sama Azrina gara-gara nilai Azrina akhir-akhir ini menurun."
Dua jam lamanya Aldi berada di rumah Arham, mereka bercerita tentang Azrina. Desir pantai membuat Aldi lupa waktu.
Aldi sedang menutup matanya sembari mendengar suara desiran ombak yang menenangkan. Sedangkan Arham ia sedang memeriksa keadaan Azrina.
"Azrina pingsan!"
∽
Arham keluar dari ruangan Dokter sembari mengusap wajahnya kasar. Ia duduk di samping Aldi yang masih berusaha menghubungi Zidan.
"Zidan belum ada kabar?"
Aldi menggeleng sembari mencoba terus menghubungi Zidan. "Dia kemana sih?"
Belum lama setelah Aldi menyelesaikan kalimatnya, Zidan muncul di hadapannya bersama perempuan yang akhir-akhir ini dekat dengan Zidan. Karina.
Mereka berdua tertawa renyah sementara ia dan Arham panik karna kondisi Azrina yang tiba-tiba down.
"Kalian ngapain di sini? Siapa yang sakit?" tanya Zidan begitu melihat Aldi dan Arham.
Satu tinjuan mengenai rahang Zidan. Baru saja Arham mau melakukan hal yang serupa, tetapi Aldi sudah memulainya terlebih dahulu.
Ya, dia memang pantas menerimanya.
-22 April 2018-
KAMU SEDANG MEMBACA
zidan | belum revisi
Short Story[ BOOK 2 ] • Read AZRINA first • "Halo, Zidan. Ini Azrina, perempuan yang sangat menyukai kucing, tetapi alergi dengan bulu kucing. Aku masih seperti yang dulu, tenang saja. Walaupun sudah banyak yang berubah, hehe. Aku masih menyukai aroma tanah s...