Malam ini, Aldi menginap di rumah Arham dengan alasan bahwa ia takut pulang sendirian. Padahal, ia hanya ingin menjaga Azrina. Perasaan perempuan itu sekarang sedang hancur. Karena apa yang ia lihat tadi.
Pukul 2 pagi, Aldi masih terjaga sembari memainkan game di ponselnya dengan serius. Pokoknya, bintangnya harus penuh malam ini.
Aldi menghentikan aktivitasnya ketika mendengar suara lemari pendingin terbuka. Sapu yang berada di belakang pintu digapainya untuk berjaga-jaga. Ia melihat perempuan berbaju putih panjang sampai dengkul dengan rambut yang terurai.
Aldi takut setengah mati, tetapi ia kepo. Dengan sisa keberanian yang ia miliki, Aldi mendekati sosok perempuan yang berada di hadapan lemari pendingin itu. Mulut Aldi berkomat-kamit melafalkan doa untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dapat menganggunya.
Ketakutan Aldi sirna ketika mengetahui siapa sosok perempuan di depan lemari pendingin itu. Ketakutannya tergantikan dengan kekhawatiran.
"Na? Kamu ngapain di sini?"
Azrina menatap Aldi dengan mata bengkaknya. "Aku ini orang yang paling menyedihkan, ya?"
"Lo kenapa bisa bangun tengah malem gini sih?"
Aldi mengangkat tubuh Azrina dan membawa perempuan itu kembali ke kamarnya.
"Seharusnya waktu itu aku nggak ngelepas dia."
Azrina terkekeh. "Semuanya diluar dugaan, sampai dia ngelepas sendiri ikatannya."
Aldi membaringkan tubuh Azrina di ranjang lalu menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh Azrina. "Siapa?"
"Zidan."
-5 Mei 2018-
KAMU SEDANG MEMBACA
zidan | belum revisi
Short Story[ BOOK 2 ] • Read AZRINA first • "Halo, Zidan. Ini Azrina, perempuan yang sangat menyukai kucing, tetapi alergi dengan bulu kucing. Aku masih seperti yang dulu, tenang saja. Walaupun sudah banyak yang berubah, hehe. Aku masih menyukai aroma tanah s...