[ Z-7 ]

11.8K 723 2
                                    

Azrina keluar dari kamarnya, mendatangi ruang keluarga—tempat Renra dan Rina sedang memegang gadget masing-masing.

"Pah, aku boleh ke tempat futsal?"

Renra mengalihkan pandangannya, menatap Azrina yang sudah rapih dengan pakaiannya.

"Ngapain kamu kesana?"

"Aku mau liat Zidan tanding. Sore ini finalnya."

"Tidak boleh."

Bahu Azrina langsung turun, wajahnya memelas. "Pah, kali ini aja."

"Tidak, Azrina," tolak Renra lagi.

"Sore ini aku free. Guru pembimbing Matematika juga lagi izin kan? Boleh ya?"

"Papah bilang tidak ya, tidak!"

Setelah mendengar bentakan itu, Azrina berlari meninggalkan ruang keluarga, kembali ke kamarnya. Duduk di belakang pintu sembari memeluk lututnya. Menangis dalam diam.

Semua yang ia mau, tidak boleh. Seakan-akan hidupnya hanya untuk belajar dan belajar. Pagi sampai sore ia belajar, bahkan malam pun guru pembimbing datang ke rumah untuk membantu Azrina belajar.

Suara ponsel mampu membuat Azrina mengalihkan perhatiannya.

Panggilan masuk dari Arham.

"Cepetan keluar, kita nonton Zidan."

"Aku nggak bisa Kak, Papah ngelarang."

"Kabur aja! Malam ini lo nginep di rumah gue."

Azrina mengintip lewat celah pintu kamarnya. Nakal satu hari tidak ada salahnya kan?

"Itu Zidan kan?"

Azrina menatap Zidan yang sedang meminum air mineral yang diberikan oleh Karina. Adik kelasnya itu benar-benar datang dan masih berjuang mendapatkan hati Zidan.

Skor kedua tim seri, membuat pertandingan semakin panas. Suara peluit terdengar, istirahat selesai. Arthur masuk ke dalam lapangan, begitu juga Zidan.

"Kita pulang aja Kak."

Belum lama setelah Azrina mengatakan kalimat itu, suara teriakkan terdengar dari tengah lapangan.

"Kak Zidan!"

Azrina berbalik dan langsung berlari mendekati Zidan yang memegangi kakinya dan meringis kesakitan. Azrina sempat melihat Arthur berlari menjauh dari kerumunan.

Azrina menghempaskan tangan Karina dari bahu Zidan. "Minggir."

Ia mengusap betis Zidan, membuat laki-laki itu meringis kuat. "Zidan, tulang kering kamu, retak."







-9 April 2018-

zidan | belum revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang