[ Z-10 ]

11.4K 703 30
                                    

Dua jam pelajaran terakhir dikosongkan akibat ada rapat guru mengenai UN. Azrina, Zidan dan semua teman-teman Zidan sekarang sedang berkumpul di lapangan basket indoor. Jam 12 siang terlalu panas untuk berolahraga di lapangan.

Zidan dan teman-temannya sedang bermain basket di lapangan, sedangkan Azrina sedang sibuk mengamati beberapa rumus yang berada di dalam bukunya.

Suara pantulan bola dan decitan sepatu yang sedari tadi memenuhi ruangan berhenti, membuat Azrina mengalihkan pandangannya. Ia menaruh kaki kanannya diatas kaki kirinya sembari menatap Zidan yang sedang berbicara dengan Karina di ambang pintu.

"Zidan deket sama yang lain, lo nggak pa-pa?"

Azrina menatap Aldi yang berada di samping kanannya. "Aku sama Zidan, kita nggak bisa sama-sama terus. Aku punya kehidupan aku sendiri, begitu juga Zidan. Aku nggak punya hak buat larang Zidan deket sama siapa pun."

Aldi menyeringai. "Tapi gue nggak yakin kalo lo bakalan diem aja."

Azrina terkekeh.

Langkah kaki Azrina tidak langsung berhenti begitu sampai di parkiran. Ia berjalan ke arah gerbang, lebih tepatnya ke arah Karina yang sedang berdiri di pinggir jalan.

"Karina, belum pulang?"

Karina memandang cemas jalanan yang sudah sepi tapi angkutan umum yang ia tunggu belum juga datang. "Aku lagi nunggu angkot, Kak."

"Nggak dijemput?"

"Nggak Kak, Ayah sibuk jadi nggak bisa jemput."

Karina menjawab bersamaan dengan berhentinya motor Zidan di samping tubuhnya.

Azrina menempelkan ponselnya di telinganya. "Iya Pah?"

"Oh, Papah yang jemput?" Azrina melirik Zidan, "langsung ke acara makan malam?"

"Iya Pah," ucap Azrina sebelum menjauhkan ponsel dari telinganya.

Azrina menatap Zidan. "Aku dijemput Papah, katanya ada acara makan malam. Nggak pa-pa?"

Zidan mengangguk sebagau jawaban.

"Kamu pulang sama Karina aja! Kalian searah kan?"

"Nggak pa-pa Kak?" tanya Karina malu-malu.

"Nggak pa-pa! Kan Zidan?"

Zidan membulatkan matanya kepada Azrina tanpa mau menjawab.

"Nggak jawab, berarti iya!"

Karina langsung menaiki motor Zidan ketika Azrina menyuruhnya. Azrina terkekeh saat Zidan menatapnya tajam.

"Hati-hati ya! Dah!"

Motor Zidan melaju dengan cepat meninggalkan Azrina sendirian di depan sekolahnya.

Perempuan itu tersenyum tipis sembari menatap ponselnya yang mati total sejak 3 jam lalu.












-16 April 2018-

zidan | belum revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang